Konten dari Pengguna

Kontroversi Ponpes Al-Zaytun dan Karakter Masyarakat Indonesia

Fairuz Tsina
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta
27 Juni 2023 20:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fairuz Tsina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pertemuan di Ponpes Al-Zaytun. Foto: Instagram/@kepanitiaanalzaytun
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan di Ponpes Al-Zaytun. Foto: Instagram/@kepanitiaanalzaytun
ADVERTISEMENT
Pondok pesantren Al-Zaytun menjadi perhatian dan perbincangan masyarakat Indonesia khususnya bagi pengguna sosial media karena tersebar luasnya foto dan vidio yang mengekspos pelaksanaan sholat idul fitri di Al-Zaytun yang tidak umum. Pemberitaan tentang pondok pesantren Al-Zaytun tidak berhenti sampai disitu saja tetapi disusul juga oleh isu-isu lain yang menghebohkan masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sampai akhirnya pada tanggal 15/06/23 datang para demonstran yang mengaku sebagai Forum Indramayu Menggugat (FIM). Kemudian pada tanggal 22/06/23 untuk kali kedua datang kembali demostran yang mengaku sebagai Forum Solidaritas Dharma Ayu yang mendesak agar pondok pesantren Al-Zaytun dibubarkan.
Bagi penulis, kontroversi pondok pesantren Al-Zaytun menjadi gambaran bagaimana karakter masyarakat Indonesia pada umumnya. Meskipun tidak secara keseluruhan namun sayangnya banyak masyarakat Indonesia yang berkarakter lemah. Menurut pemikiran Mochtar Lubis seorang wartawan Indonesia yang melegenda dan telah banyak menelusuri serta mengobservasi bagaimana karakter masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah berwatak atau berkarakter lemah yang manusianya cenderung plin-plan akibat lamanya terkungkung dan mendapat penindasan selama masa penjajahan.
Bagaimana tidak? Mari sama-sama kita membahas contoh lemahnya karakter masyarakat Indonesia dari kontroversi pondok pesantren Al-Zaytun, dalam salah satu vidio pengguna TikTok dengan nama KHADAVI berusername @satriawijaya007 akun tersebut mengunggah sebuah vidio dengan tulisan berhuruf kapital "VIRAL KHUTBAH JUM'AT DIPIMPIN OLEH WANITA DI PONPES AL-ZAYTUN."
ADVERTISEMENT
Vidio tersebut per hari ini sudah disukai sebanyak 27.500 kali, dibagikan sebanyak 6.257 kali dan dikomentari oleh 10.700 orang. Wow, jumlah yang fantastis bukan? Vidio dari akun tersebut benar-benar sangat menyita perhatian masyarakat Indonesia.
https://vt.tiktok.com/ZSLkCxA2m/
Namun ternyata vidio wanita viral tersebut bukanlah seorang wanita yang sedang berkhutbah di pesantren Al-Zaytun melainkan vidio seorang Bupati Berau Sri Juniarsih Mas yang memberikan sambutan pada lebaran idul fitri di Masjid Agung Baitul Hikmah, Tanjung Redeb Berau. Namun dampak dari tersebarnya vidio tersebut membuat Pemkab Berau sampai harus melakukan klarifikasi.
Adanya kontroversi pondok pesantren Al-Zaytun ini bagi penulis sangat membantu mendidik masyarakat Indonesia agar lebih bijak dalam menerima berita-berita yang sedang beredar. Jangan sampai tertipu oleh vidio-vidio pendek saja yang berdurasi 1-3 menit tanpa mau menelusuri asal muasal berita-berita tersebut.
ADVERTISEMENT
Karakter lemah inilah yang bagi penulis masih dimiliki oleh masyarakat Indonesia yang umumnya belum merdeka secara fikir sehingga kebanyakan dari masyarakat Indonesia lebih menyukai kehebohan yang beredar tanpa mau belajar menyaring informasi dan befikir kritis. Padahal penulis yakin jika masyarakat Indonesia mau mengasah kemampuan berfikir kritisnya. Dimulai dengan tidak agresif percaya pada berita yang beredar tanpa melihat dan membaca perkejadian secara keseluruhan maka kecerdasan akan menjadi karakter masyarakat Indonesia yang tidak mudah dibodohi dan tidak mudah terprovokasi.
Wallahu a'lam bish-shawabi