Dimensi Sosial dalam Puasa Ramadhan

Faisal Dudayef
Pendidikan Sosiologi (S1) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa , Ilmu Komunikasi Digital (S1) Universitas Insan Cita Indonesia (UICI). Ilmu Komunikasi (S2) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Konten dari Pengguna
25 Maret 2023 18:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faisal Dudayef tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buka puasa bersama keluarga. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buka puasa bersama keluarga. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah penting dalam agama Islam yang diwajibkan bagi umat Muslim. Puasa Ramadhan tidak hanya memiliki dimensi spiritual, tetapi juga memiliki Dimensi Sosial yang sangat penting bagi umat Muslim.
ADVERTISEMENT
Prinsip rahmatan lil alamin sebagai karakter agama Islam bertujuan untuk membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya. Manusia yang paham betul akan peranannya sebagai khalifah fil ardh.
Dimana manusia sebagai utusan Tuhan di muka bumi, harus bisa menjaga dari kerusakan dan ketidak adilan. Itulah konsep dalam Islam yang menuntun manusia untuk mengukuhkan eksistensi dirinya sebagai makhluk sosial yang punya tanggung jawab menjaga alam semesta.
Manusia dalam mengembangkan dan mengkristalisasikan sifat-sifat Tuhan dalam menjalani kehidupan nyata, sebab manusia menghadapi dinding penghalang, cobaan, dan rintangan yang menghalangi seseorang dalam mencapai tujuannya.
Salah satu sarana atau cara untuk mengkristalisasikan sifat tuhan tersebut adalah untuk tidak makan dan minum, dengan kata lain yaitu menjalani ibadah puasa ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan sarana atau cara manusia, masyarakat dalam mengontrol, megendalikan diri dari setiap hawa nafsu atau keinginan dalam diri.
ADVERTISEMENT
Puasa Secara Etimologi, sebagaimana rukun-rukun Islam lainnya, Puasa masuk dalam rukun islam yang keempat. Seperti ikrar dua kalimat syahadat, mengerjakan sholat, mengeluakan zakat, menunaikan haji, jika puasa ditunaikan sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki Allah maka ia akan menghasilkan fungsi pendidikan diri.
Dengan berpuasa, seorang muslim berarti tengah membiasakan diri untuk menjalani berbagai akhlak utama yang berfondasikan ketakwaan kepada Allah SWT.
Kata puasa yang dipergunakan untuk menyebutkan arti dari al-Shaum dalam rukun Islam keempat ini dalam Bahasa Arab disebut shoum, shiyam yang berarti puasa.
Menurut L. Mardiwarsito dalam bahasa kawi disebut “upawasa” yang berarti berpuasa. Dalam Bahasa Arab dan al-Qur’an puasa disebut shaum atau shiyam yang berarti menahan diri dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu atau mengendalikan diri.
ADVERTISEMENT
Allah Swt. memerintahkan hambanya untuk beribadah kepada-Nya. Pada bulan Ramadhan Allah Swt. mewajibkan pada umat-Nya yang beriman untuk menjalankan ibadah puasa. Sebagaimana dalam firman Allah SWT. Surat al-Baqarah ayat 183:

Demensi Sosial Dalam Berpuasa Ramadhan

Puasa tidak hanya bersifat vertikal (habluminallah), tapi juga memiliki dimensi horishontal (habluminannas). Dalam konteks dimensi sosial, puasa Ramadhan dapat menjadi penghubung yang kuat antara individu dengan masyarakatnya.
Puasa Ramadhan mengajarkan umat Muslim untuk meningkatkan solidaritas dan empati dengan sesama. Melalui puasa Ramadhan, umat Muslim dapat memahami perasaan orang yang kurang beruntung dan berusaha membantu mereka.
ADVERTISEMENT
Puasa Ramadhan juga mendorong orang untuk lebih berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, seperti dengan berkumpul bersama-sama di masjid untuk berbuka puasa atau sahur. Ini memberikan kesempatan bagi individu untuk memperkuat hubungan sosial mereka dengan orang lain dan memperluas jaringan sosial mereka.
Selain itu, puasa Ramadhan juga mendorong orang untuk berbagi dengan yang kurang beruntung melalui amalan zakat atau sedekah. Dalam hal ini, puasa Ramadhan dapat meningkatkan kepedulian sosial dan membantu mengurangi kesenjangan sosial antara individu dan kelompok.
Selain sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT, puasa Ramadhan juga memiliki dimensi sosial yang penting.
Pertama Social solidarity, Puasa Ramadhan dapat memupuk rasa solidaritas sosial antar umat muslim. Selama bulan Ramadhan, umat muslim berpuasa bersama-sama dan melaksanakan berbagai aktivitas sosial seperti berbuka puasa bersama, tarawih berjamaah, dan bersedekah. Hal ini dapat membantu meningkatkan hubungan sosial antar sesama muslim.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Self-control Puasa Ramadhan juga dapat membantu meningkatkan pengendalian diri. Selama berpuasa, umat muslim harus mampu mengendalikan diri dari nafsu makan dan minum. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran diri dan membantu umat muslim mengendalikan nafsu lainnya seperti nafsu birahi dan kemarahan.
Ketiga, Social care Puasa Ramadhan juga dapat membantu meningkatkan kepedulian sosial. Selama berpuasa, umat muslim dianjurkan untuk menghindari segala bentuk perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Selain itu, banyak umat muslim yang memanfaatkan bulan Ramadhan untuk melakukan kegiatan sosial seperti memberikan bantuan makanan kepada orang yang kurang mampu.
Terakhir, Respect Puasa Ramadhan juga dapat membantu meningkatkan penghormatan terhadap sesama. Selama berpuasa, umat muslim dianjurkan untuk tidak merugikan orang lain dan harus selalu memperhatikan keselamatan dan kesehatan orang lain. Hal ini dapat membantu meningkatkan rasa penghormatan dan toleransi antar sesama muslim.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, puasa Ramadhan bukan hanya sekadar ibadah yang dilakukan untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kualitas kehidupan sosial di masyarakat.