7 Situs Warisan Dunia UNESCO di Inggris yang Bisa Anda Kunjungi

Faisal Rachman
Diplomat Indonesia
Konten dari Pengguna
5 April 2019 16:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faisal Rachman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peta situs-situs di Inggris yang dinobatkan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia (Foto: https://handluggageonly.co.uk/2016/07/25/this-map-shows-you-where-to-see-every-unesco-world-heritage-sites-in-the-uk-and-ireland/)
zoom-in-whitePerbesar
Peta situs-situs di Inggris yang dinobatkan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia (Foto: https://handluggageonly.co.uk/2016/07/25/this-map-shows-you-where-to-see-every-unesco-world-heritage-sites-in-the-uk-and-ireland/)
ADVERTISEMENT
Bagi banyak orang Indonesia yang tinggal di Inggris untuk kuliah, bekerja, atau berwisata, tentunya mereka sudah memiliki 'bucket list', atau daftar-daftar tempat yang ingin mereka kunjungi selama berada di Inggris. Bucket list tersebut bisa mulai dari keindahan alam Skotlandia yang sudah sangat terkenal, lokasi-lokasi film Harry Potter, GoT, dan film-film lain, sampai stadion klub-klub liga Inggris seperti Liverpool, Manchester United, Arsenal, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Bagi saya pribadi, mengunjungi situs-situs warisan dunia UNESCO (UNESCO World Heritage Sites) di Inggris merupakan salah satu bucket list saya. Sebelum berangkat ke Inggris untuk meneruskan kuliah S-2, saya sudah banyak ke berbagai situs serupa baik di Indonesia maupun di beberapa negara lainnya.
Situs-situs yang dinyatakan oleh UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai warisan dunia umumnya memiliki cerita unik dan nilai sejarah yang signifikan bagi umat manusia. Candi Borobudur misalnya, adalah monumen Agama Buddha terbesar di dunia, atau pagoda di Kuil Horyuji di Jepang yang merupakan bangunan kayu tertua di dunia.
Kalau kita mendengar kata UNESCO World Heritage Sites di Inggris, umumnya yang terlintas di pikiran kita adalah Stonehenge, atau Gedung Westminster di London. Dua situs ini memang menjadi ikon pariwisata Inggris yang sering kita lihat di banyak media.
ADVERTISEMENT
Di Inggris Raya sendiri sebetulnya terdapat 31 situs warisan dunia UNESCO, yang 18 di antaranya berada di Inggris, lima di Skotlandia, tiga di Wales, dan satu di Irlandia Utara. Sementara itu, sisanya berada di wilayah seberang lautan Inggris. Tulisan saya ini akan memaparkan tujuh situs warisan dunia di Inggris yang sebaiknya tidak anda lewatkan apabila anda berkunjung, tinggal atau belajar di Inggris, tentunya menurut versi saya.
40.000 buah kolom-kolom batu berbentuk segi enam ini tersebar di pinggir pantai Giant’s Causeway (Foto:Dok. Pribadi)
"Be it causeway made by Irish giant, be it natural phenomenon, ladies and gentlemen, the Giant's Causeway! (apakah itu terusan buatan raksasa Irlandia, apakah itu fenomena alam, tuan-tuan dan nyonya-nyonya, inilah Giant's Causeway!)".
ADVERTISEMENT
Ketika saya datang seorang diri ke sana di musim gugur 2017, seorang pemandu wisata orang Irlandia dengan penuh semangat mengatakan hal tersebut kepada para wisatawan asing yang ia bawa dengan bus dari Dublin.
Sebagai satu-satunya situs warisan dunia di Irlandia Utara, situs ini merupakan yang paling sering saya datangi karena dapat ditempuh dari Belfast, tempat saya kuliah, hanya dengan dua jam perjalanan dengan bus.
Giant’s Causeway atau "Terusan Raksasa" dalam bahasa Indonesia, terletak di pantai utara Irlandia Utara, atau yang disebut Causeway Coast, yang sering disebut sebagai jalanan pesisir pantai terindah di seluruh pulau Irlandia. Situs ini juga merupakan salah satu situs pertama di Inggris yang dinobatkan sebagai UNESCO World Heritage Site, yakni di tahun 1986.
ADVERTISEMENT
Situs ini dikenal dengan 40.000 formasi kolom-kolom batu basalt berbentuk segi enam (hexagon) yang tertata rapi di pinggir pantai. Penelitian geologi menyebutkan bahwa kolom-kolom batu itu terbentuk akibat lava yang membeku 60 juta tahun lalu.
Namun, dongeng kuno Irlandia menyebutkan bahwa kolom-kolom batu itu merupakan bekas jembatan batu yang dibuat oleh raksasa Irlandia bernama Finn McCool, yang dulunya konon menghubungkan Irlandia dengan Skotlandia. Dari dongeng itulah sebutan Giant’s Causeway berasal. Apakah itu jembatan buatan raksasa atau fenomena geologis, anda harus cek sendiri untuk menentukannya.
Menurut dongeng Irlandia, batu-batuan di tempat ini berasal dari terusan yang dibuat oleh raksasa Irlandia bernama Finn McCool untuk menghubungkan Irlandia dengan Skotlandia (Foto: Dok. Pribadi)
2. Castles and Town Walls of King Edward in Gwynedd: Melihat asal mula gelar “Prince of Wales” dan penyatuan Wales ke dalam Kerajaan Inggris
Kastil Conwy, salah satu dari 4 kastil yang dibangun Raja Edward setelah menaklukkan Wales (Foto: Dok. Pribadi)
Dengan wilayahnya yang kecil, Wales memiliki jumlah kastil per-kilometer terbanyak di dunia dengan jumlah 641 kastil. Tidak heran apabila Wales dijuluki "Ibu kota kastil dunia". Dari jumlah itu, empat kastil di Wales utara merupakan situs warisan dunia. Keempat kastil tersebut dibangun oleh Raja Edward I dari Inggris, sesaat setelah ia menaklukkan Wales di tahun 1282 dan membunuh Llywelyn ap Gruffudd, pangeran Wales terakhir.
ADVERTISEMENT
Kastil-kastil itu ia buat selain sebagai pertahanan terhadap pemberontak Wales yang ingin merdeka dari Inggris, juga untuk memperkuat kolonisasi Inggris di Wales. Saya yang menyukai dongeng-dongeng kastil dengan naga dan putri yang dikurung di dalam penjara bawah tanah, sangat beruntung bisa mengunjungi keempat kastil tersebut yang terletak di Conwy, Caernarfon, Beaumaris dan Harlech. Keempat kastil buatan Raja Edward I itu digadang-gadang sebagai mahakarya arsitektur militer abad ke-13.
Salah satu dari empat kastil, yakni Kastil Caernarfon juga menjadi awal dari pemberian gelar “Prince of Wales” kepada putra mahkota Kerajaan Inggris. Gelar yang saat ini dijabat oleh Pangeran Charles ini sebetulnya sebelum penaklukan Wales di tahun 1282 oleh Inggris, dipegang oleh orang-orang Wales, di mana Llywelyn ap Gruffudd merupakan Prince of Wales terakhir yang benar-benar orang asli Wales.
ADVERTISEMENT
Raja Edward yang menaklukkan Wales kemudian memberikan gelar “Prince of Wales ( Pangeran Wales)" tersebut kepada anaknya, Edward II, yang kemudian menjadi raja Inggris berikutnya. Sejak saat itu gelar Prince of Wales diberikan kepada anak pertama raja atau ratu Inggris yang juga merupakan putra mahkota, sedangkan istrinya bergelar Princess of Wales.
Meskipun berabad-abad menjadi bagian Inggris, orang Wales hingga kini tetap bangga dengan kebudayaan, bahasa (bahasa Wales berbeda dengan bahasa Inggris), dan keindahan alamnya. Kastil-kastil di Wales tersebut menambah romantika dan nilai puitis dari negara bagian Inggris ini. Persis seperti puisi Brian Harris di atas.
Kastil Caernarfon tempat lahirnya Edward II, orang non-Wales pertama yang menjabat gelar “Prince of Wales” (Foto: Dok. Pribadi)
3. Pontcysyllte Aqueduct and Canal: Mahakarya Teknik Sipil Dunia
Akuaduk Pontcysyllte ini dapat dilayari oleh kapal yang berlayar di atas kanal satu jalur. Di sebelah jalur air yang bisa dilalui kapal tersebut, terdapat jalan untuk pejalan kaki. 38 meter di bawah jembatan kanal ini mengalir sungai (Foto: Dok. Pribadi)
Apa yang membuat akuaduk (jembatan pembawa air) baja dan kanal sepanjang 18 kilometer di Wales utara ini unik? jawabannya adalah karena situs ini merupakan akuaduk kanal tertinggi di dunia, dan merupakan mahakarya insinyur jenius Thomas Telford. Ia dikenal karena proyek-proyek teknik sipil lainnya di Inggris Raya seperti jembatan gantung baja Menai Bridge dan Kanal Kaledonia yang menghubungkan Samudera Atlantik dan Laut Utara.
ADVERTISEMENT
Kanal setinggi 38 Meter dan dibangun dalam 10 tahun (1795-1805), ini dibangun pada masa revolusi industri dan dibangun di medan yang sulit untuk menciptakan jalur perdagangan antara Wales utara yang kaya dengan sumber daya alam dengan pelabuhan Liverpool.
Berjalan menyeberangi jembatan ini merupakan pengalaman unik tersendiri bagi saya, apalagi sebetulnya saya takut ketinggian. Jalan untuk pejalan kaki hanya cukup untuk dua orang, sementara itu di sisi kanan kita ada kanal air yang bisa dilalui kapal kecil berpenumpang. Yang unik adalah ketika sampai ke tengah, puluhan meter di bawah kita ada sungai mengalir yang artinya kanal tersebut berada di atas sungai.
Kejeniusan Thomas Telford membangun akuaduk dan kanal Pontcysllte, serta karya-karyanya yang lain di seantero Inggris membuatnya dijuluki "the Man who built the Britain (pria yang membangun Britania/Inggris)". Ia membuktikan kata-katanya sendiri bahwa dengan berkarya (to act) maka seseorang akan mengetahui siapa dirinya.
Bagian kanal sebelum menuju jembatan. Kanal yang dibangun oleh Thomas Telford ini memiliki panjang 18 Km dan menghubungkan Wales utara dengan pelabuhan Liverpool (Foto: Dok. Pribadi)
4. City of Bath: Sentuhan Romawi, gaya Georgian
ADVERTISEMENT
Kota Bath yang terletak di England barat ini didirikan oleh Bangsa Romawi di abad pertama saat mereka menemukan sumber air panas alami yang bisa dijadikan spa. Bagi saya pribadi, Bath adalah kota tercantik yang pernah saya datangi di Inggris.
Selain karena nilai sejarahnya, kota ini memiliki banyak bangunan berarsitektur unik. Kota Bath tidak terlalu besar, namun banyak arsitektur bersejarah yang bisa dilihat. Raja George I, II, dan III mengembangkan Bath menjadi kota spa yang juga terkenal karena seni dan kesusateraannya.
Di Bath, kita bisa menemukan peninggalan Bangsa Romawi berupa komplek pemandian air panas dan Kuil Sulis Minerva yang terletak di dalam komplek pemandian tersebut. Mengapa kota yang tadinya dinamai "Aqua Sulis" oleh Bangsa Romawi itu kemudian menjadi "Bath" adalah karena banyaknya tempat pemandian (Bath) yang dibangun oleh Romawi waktu itu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, di Bath juga kita akan dapat menemukan banyak arsitektur bergaya Georgian (mengambil nama dari Raja George), seperti the Royal Crescent dan the Circus. Di Bath pula kita bisa menemukan rumah tempat tinggal Jane Austen, sastrawan Inggris terkenal pengarang ”Pride and Prejudice”.
Jadi seperti kutipan Jane Austen: "Oh! who can ever be tired of Bath? (oh! siapa sih yang bisa lelah dengan kota Bath?)", kota kecil ini akan dengan cepat membuat kita jatuh cinta dan betah.
Pemandian air panas di pusat kota Bath yang beroperasi sejak Zaman Romawi (Foto: Dok. Pribadi)
Royal Crescent di Bath ini adalah salah satu dari banyak bangunan berarsitektur Georgian di kota ini (Foto: Dok. Pribadi)
5. Blaenavon Industrial Landscape: Saksi kejayaan industri Wales selatan
Di abad 19, Wales selatan merupakan produsen batu bara terbesar di dunia, dan banyak produksi keduanya berasal dari Blaenavon. Bahkan pada tahun 1913, produksi batu bara Wales mencapai puncaknya di mana sekitar 233.000 pria dan wanita bekerja di tambang batu bara di Wales selatan dan menambang 56 juta ton batu bara.
ADVERTISEMENT
Pada masa itu, Cardiff, yang sekarang menjadi ibu kota Wales, merupakan pelabuhan pengekspor batu bara terbesar di dunia, dan sampai beberapa saat sebelum perang dunia pertama, menampung muatan kargo lebih banyak daripada pelabuhan London maupun Liverpool.
Kota Cardiff, ibu kota Wales yang dulu menjadi ibu kota batubara dunia (Foto: Dok. Pribadi)
Untuk melihat sisa kejayaan Wales sebagai raksasa industri dan pertambangan dunia, kita bisa menempuh satu jam perjalanan dari Cardiff untuk sampai ke Blaenavon, yang akan langsung disuguhi pemandangan the Big Pit, tambang batu bara terakhir yang sampai tahun 1980 masih beroperasi. Saya berkesempatan untuk mengunjungi tambang ini bersama teman-teman kuliah saya di Inggris.
The Big Pit, pertambangan batu bara terakhir yang sampai 1980 masih beroperasi. Sekarang pertambangan ini menjadi museum terbuka di mana kita bisa turun ratusan meter ke dalam tanah untuk melihat bagaimana pertambangan batu bara yang dulu menjadi penggerak revolusi industri dan imperialisme Inggris Raya (Foto: Dok. Pribadi)
"Whatever you see down there is still the same the last time the mine was still in operation! (apapun yang anda lihat di bawah masih sama seperti saat terakhir kali tambang ini masih beroperasi!)". Seru pemandu wisata yang menyambut kami di depan lift yang dulu biasa dipakai para penambang untuk naik turun ratusan meter ke bawah. Helm, senter dan alat pengaman lainnya wajib kami kenakan. Pemandu kami, Jones, orang Wales, melarang kami mengambil gambar di dalam tambang, dan semua kamera serta telpon genggam harus ditinggal di loker.
ADVERTISEMENT
Jones kemudian membawa kami turun ratusan meter ke bawah tanah untuk melihat dan merasakan langsung suasana tambang batu bara seperti saat mineral itu masih digali di sana. Suasana di dalam tambang sangat gelap dengan bau batu bara yang masih menyeruak. Bahkan beberapa gerobak lama yang dulu didorong oleh buruh perempuan dan anak-anak masih ada di sana. Namun, saya kembali teringat bahwa kegelapan di dalam tambang-tambang di Wales itulah yang akhirnya membantu Inggris memasuki era revolusi industri.
Sisa peralatan tambang yang dibiarkan di The Big Pit, tambang batu bara terakhir yang beroperasi di Blaenavon, Wales selatan (Foto: Dok. Pribadi)
6. Liverpool Mercantile Maritime City: Pelabuhan maritim global di zaman keemasan Inggris
Alasan banyak orang berkunjung ke Liverpool umumnya adalah untuk berkunjung ke Stadion Anfield, markas klub sepak bola Liverpool atau mengunjungi Museum the Beatles. Saya sendiri merupakan fans Liverpool dan penggemar lagu-lagu the Beatles sejak SMA. Pergi ke Liverpool tentunya merupakan keharusan sendiri bagi saya yang ingin melihat klubnya Mo Salah, atau tempat lahirnya John Lennon dan Paul McCartney.
ADVERTISEMENT
Namun, di luar dua produknya yang mendunia tadi, Liverpool sebetulnya menyimpan rekam jejak sejarah kebesaran Kerajaan Inggris sebagai kerajaan terbesar di dunia di masa lampau yang terkenal dengan istilah-istilah seperti “Kingdom where the Sun never sets (Kerajaan di mana matahari tidak pernah tenggelam)” atau “Britain rules the Waves (Britania berkuasa di seluruh lautan)”.
Di abad 19, Kerajaan Inggris sedang dalam zaman keemasannya dan Liverpool memainkan peranan penting sebagai pelabuhan utama bagi pergerakan barang dan juga manusia. Liverpool juga merupakan pionir dari pengembangan teknologi dok, sistem transportasi dan manajemen pelabuhan modern.
Albert Dock, salah satu dari dok berlabuh di Liverpool (Foto: Dok. Pribadi)
Bukti betapa mengglobalnya Liverpool sebagai kota pelabuhan maritim dunia saya saksikan langsung saat berziarah mengunjungi makam 11 pelaut Muslim asal Indonesia yang meninggal tahun 1943 karena terkena beri-beri dan dimakamkan di pemakaman umum Walton, Liverpool.
ADVERTISEMENT
Mereka menjadi pelaut di kapal Belanda di waktu perang dunia kedua saat Indonesia (waktu itu masih bernama Hindia Belanda) masih jajahan Belanda. Jutaan manusia dari mulai budak dari negara-negara Afrika, imigran dari negara-negara Eropa sampai para pelaut yang direkrut dari Asia, semuanya pernah berlabuh di kota berlambang burung Liver ini.
Kalau anda kebetulan berada di Liverpool, sempatkanlah waktu di sela-sela kunjungan anda ke Stadion Anfield atau Museum the Beatles untuk menengok orang-orang Indonesia pertama yang mendarat di Inggris ini. Dan seperti perkataan Pangeran Albert di atas, Liverpool menawarkan lebih dari ekspektasi anda.
Makam sebelas pelaut Muslim asal Indonesia yang wafat dan dimakamkan di Liverpool pada tahun 1943 dan baru ditemukan kembali pada tahun 2014. Kecuali terbukti lain, mungkin mereka adalah orang Indonesia pertama yang sampai ke Inggris atau Liverpool. Saya dan teman Indonesia yang berkuliah di Liverpool mungkin adalah 2 orang Indonesia pertama yang mereka “temui” setelah mereka wafat (Foto: Dok. Pribadi)
7. Old and New Towns of Edinburgh: Pesona Athena dari utara
Kastil Edinburgh yang berada di puncak bukit dari Old Town atau bagian kota tua Edinburgh (Foto: Dok. Pribadi)
Kalau sebelumnya saya menyebut Bath sebagai kota tercantik di Inggris, maka saya harus jujur mengakui kalau Edinburgh adalah kota tercantik bukan hanya di Skotlandia, tetapi di seluruh Inggris Raya. Kecantikan dan kekayaan sejarah kota ini bahkan membuatnya dijuluki sebagai “Athena dari Utara”.
ADVERTISEMENT
Edinburgh yang telah menjadi ibu kota Skotlandia sejak abad ke-15. Kota ini terdiri atas dua bagian yang saat ini dipisahkan oleh rel kereta api dan Stasiun Waverley, yakni Old Town, atau kota tua - yang didominasi oleh Kastil Edinburgh dan jalan-jalan berbatu, serta gedung-gedung 3 tingkat abad pertengahan, dan New Town, atau kota baru - bergaya neoklasik dan Georgian yang mulai dikembangkan dari abad 18.
Bila malam tiba, gedung-gedung klasik berusia ratusan tahun dan Kastil Edinburgh akan berpendar dengan ratusan lampu-lampu jalanan di kota itu. Robert Louis Stevenson, sastrawan Skotlandia pengarang "Treasure Island" bahkan pernah berkata bahwa baginya tidak ada bintang-bintang yang lebih indah dari lampu-lampu jalan kota Edinburgh.
ADVERTISEMENT
Kunjungan ke Edinburgh menjadi keharusan apabila anda tinggal atau belajar di Inggris, mengingat keindahan kota ini dan akses ke Edinburgh yang dengan mudah bisa dijangkau dari kota-kota besar lain di seluruh Inggris.
New Town, atau bagian kota baru Edinburgh dilihat dari Kastil Edinburgh (Foto: Dok. Pribadi)
Epilog: Belajar dari Inggris mengenai preservasi dan promosi situs warisan dunia
Kunjungan ke semua situs-situs warisan dunia di Inggris tersebut mengajarkan saya banyak hal, khususnya untuk selalu menjaga dan merawat peninggalan sejarah. Bangsa yang tidak memperhatikan kebesaran sejarah masa lalunya tidak akan tahu bagaimana memposisikan dirinya di masa kini, dan lebih jauh lagi tidak akan punya masa depan.
Di sisi lain, pemerintah Inggris juga terlihat sangat serius dalam memelihara peninggalan-peninggalan sejarah mereka yang sudah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO, dan memanfaatkannya untuk mendatangakan lebih banyak wisatawan ke tempat-tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
Sesuatu yang Indonesia bisa lakukan bukan hanya dengan memelihara situs-situs warisan dunia UNESCO yang sudah ada melainkan juga mendorong situs-situs lainnya untuk bisa ditetapkan sebagai warisan budaya dunia.