Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Serial 'Game of Thrones' Mengubah Citra Irlandia Utara
23 Februari 2019 13:24 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Faisal Rachman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya pada pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali, Oktober 2018, Presiden Joko Widodo mengibaratkan tatanan ekonomi dunia sekarang ini seperti Iron Throne yang diperebutkan oleh berbagai keluarga besar dalam serial Game of Thrones (GoT).
ADVERTISEMENT
Pidato Presiden Joko Widodo yang mendapatkan banyak pujian karena mengambil metafora dari GoT tersebut menunjukkan kepopuleran serial produksi HBO yang memang ditonton banyak orang di berbagai belahan dunia.
Penonton setia serial ini mungkin tahu bahwa lokasi syuting serial ini sebagian besar dilakukan di Irlandia Utara, satu dari empat negara bagian Inggris Raya (selain England, Wales, dan Skotlandia).
Selain melambungkan nama aktor dan aktrisnya seperti Kit Harington, Maisie Williams, dan Emilia Clarke, serial GoT juga membuat Irlandia Utara menjadi lebih dikenal orang. Selama setahun kuliah di Irlandia Utara, saya melihat langsung banyaknya wisatawan penggemar serial GoT yang berasal dari seluruh dunia datang ke Irlandia Utara.
Mereka datang hanya untuk melihat langsung lokasi-lokasi syuting GoT seperti Kastil Winterfel tempat keluarga Stark tinggal, Pelabuhan Ballintoy yang menjadi lokasi Iron Islands kekuasaan keluarga Greyjoy, dan berbagai lokasi lainnya yang tersebar di seluruh Irlandia Utara.
Citra Irlandia Utara sebelum GoT
ADVERTISEMENT
Serial GoT ini berhasil meningkatkan citra positif Irlandia Utara ke seluruh dunia. Sebelumnya, dari tahun 1969 sampai 1998, Irlandia Utara berada dalam konflik sektarian antara Komunitas Loyalis-Protestan yang menginginkan Irlandia Utara tetap bersatu dengan Kerajaan Inggris Raya dan Komunitas Republikan-Katolik yang menginginkan Irlandia Utara bergabung dengan Republik Irlandia.
Selama periode yang sering disebut 'The Troubles' itu, Irlandia Utara identik dengan peristiwa pengeboman, penembakan, pembunuhan, dan kekerasan tanpa henti yang menewaskan lebih dari 3.500 orang dan melukai lebih dari 47.500 orang. Ibu Kota Irlandia Utara, Belfast, dijuluki sebagai ibu kota terorisme Eropa, dan tidak ada orang yang mau berkunjung ke Belfast maupun Irlandia Utara.
Periode kelam Irlandia Utara mulai mengalami perbaikan setelah ditandatanganinya Perjanjian Jumat Agung (Good Friday Agreement) oleh kedua pihak yang berselisih pada 1998.
ADVERTISEMENT
Salah satu butir kesepakatan terpenting adalah dibentuknya Pemerintah Irlandia Utara yang bertanggung jawab terhadap semua urusan domestik Irlandia Utara (ekonomi, sosial, dan budaya), sementara urusan luar negeri dan pertahanan keamanan tetap dipegang oleh Parlemen Inggris Raya di Westminster, London.
Pengaruh GoT bagi ekonomi dan citra Irlandia Utara
Serial GoT telah meningkatkan citra positif dan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Irlandia Utara. Irlandia Utara yang dulunya dikenal sebagai wilayah yang identik dengan kekerasan dan konflik sektarian, kini mulai dikenal sebagai wilayah yang penuh dengan pemandangan indah berupa hamparan padang rumput hijau, suasana pedesaan Irlandia, pantai putih dengan laut biru, dan kastil-kastil kuno seperti yang bisa dilihat pada serial GoT.
Produksi GoT juga turut mendukung peningkatan industri kreatif dan hiburan yang akhirnya membuka banyak lapangan pekerjaan di sektor pariwisata. Wisatawan yang berkunjung ke Belfast akan dapat dengan mudah menemukan berbagai paket tur sehari penuh menuju tempat-tempat lokasi syuting GoT. Selain itu suvenir serial GoT dapat dengan mudah ditemukan di bandara dan pusat kota Belfast.
Bukan sukses yang kebetulan
ADVERTISEMENT
Keberhasilan GoT mengangkat citra positif Irlandia Utara sekaligus mempromosikan pariwisatanya ke seluruh dunia bukanlah sebuah kebetulan, melainkan melalui sebuah perencanaan matang sebagai bagian dari investasi jangka panjang. Pemerintah Irlandia Utara belajar dari Selandia Baru yang sukses mengembangkan pariwisatanya setelah menjadi lokasi film trilogi Lord of the Rings.
Irlandia Utara sebagai lokasi syuting film akhirnya mulai dikenal publik setelah Titanic Quarter (lokasi di mana dulu kapal Titanic dibuat) menjadi lokasi syuting film fiksi ilmiah City of Ember yang diproduseri oleh aktor Hollywood, Tom Hanks, pada 2007. Hal tersebut membuat HBO melirik Irlandia Utara sebagai lokasi syuting serial GoT yang mereka produseri.
Pemerintah Irlandia Utara melalui Northern Ireland Screen (Lembaga Perfilman Irlandia Utara) mendukung HBO untuk melakukan pengambilan gambar serial GoT di Irlandia Utara dan bersedia menggelontorkan banyak uang untuk mendukung biaya produksi. Lebih lanjut, Pemerintah Irlandia Utara juga melibatkan pekerja film lokal (sineas, staf teknis, aktor, dan aktris) pada kegiatan syuting tersebut.
ADVERTISEMENT
Biaya dan usaha yang telah dilakukan tidak sia-sia karena serial GoT kemudian menjadi serial yang sangat sukses dan terkenal di seluruh dunia. Kesuksesan tersebut memberikan keuntungan berlipat kepada Pemerintah Irlandia Utara melalui peningkatan arus wisatawan yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Kesuksesan serial GoT yang akan menayangkan season terakhirnya pada 2019 ini menjadikan Irlandia Utara sebagai salah satu lokasi favorit bagi syuting film atau serial TV yang membutuhkan panorama alam yang indah.
Hal tersebut ditunjang dengan kualitas SDM lokal yang memadai dan dukungan pemerintah setempat. Sinergi tersebut menjadi kunci keberhasilan Irlandia Utara dalam mengubah citra lamanya dari wilayah penuh konflik dan kekerasan menjadi wilayah destinasi wisata.
Keberhasilan Irlandia Utara meniru kebijakan Selandia Baru mengingatkan saya dengan perkataan salah satu sineas Indonesia dahulu bahwa Indonesia sebetulnya sangat berpotensi untuk menjadi tempat syuting film-film Hollywood. Namun birokrasi dan keterbatasan SDM di bidang perfilman masih menjadi kendala bagi optimalisasi potensi tersebut. Semoga ke depannya kita dapat belajar dari pengalaman Irlandia Utara.
ADVERTISEMENT