news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mendapatkan Pengalaman Unik di Jepang dari 4 Musimnya

Konten dari Pengguna
6 September 2020 23:39 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fajar Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambaran suasana festival di Jepang (foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Gambaran suasana festival di Jepang (foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Jepang dengan 4 musimnya telah menjadi salah satu destinasi liburan favorit, termasuk bagi wisatawan asal Indonesia. Bunga Sakura dan salju, mungkin kedua hal ini lah yang menjadi daya tarik utama Jepang bagi wisatawan Indonesia. Pelesir ke Jepang juga biasanya untuk mendatangi tempat-tempat wisata populer seperti kastil dan kuil bersejarah, gunung Fuji, Universal Studio, dan Disney Land. Tapi, sebenarnya masih banyak lagi hal menarik yang dapat ditemukan di Jepang sepanjang 4 musim berbeda dengan nuansa yang beragam pula. Salah satunya melalui festival setempat.
ADVERTISEMENT
Di Jepang, bermacam festival diadakan yang temanya selaras dengan kondisi cuaca dan corak alamiah pada suatu musim. Festival biasanya mengangkat tradisi lokal turun temurun. Festival juga umumnya dimeriahkan pasar rakyat yang diisi pelaku usaha mikro dan kecil yang menyajikan berbagai makanan dan minuman lokal dan tradisional. Selain itu, juga bisa ditemui ornamen, hiasan dan aksesoris yang khas.
Pasar rakyat yang umum ditemui pada festival di Jepang (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Selama menetap 3 tahun di Jepang, saya menjajaki banyak festival di segala jenis musim. Tema-tema yang diangkat dalam festival sangat beragam mulai dari nuansa mitologis, tradisi, spiritual hingga masa panen raya dan berbunga. Berikut adalah sejumlah festival berdasarkan 4 musim di Jepang yang bisa memberikan pengalaman unik dan kultural.
Musim Panas: Festival Tanabata, Hanabi dan Bon Odori
ADVERTISEMENT
Tanabata (festival bintang) diperingati setiap 7 juli. Tanabata bermula dari cerita rakyat tentang sepasang kekasih yang terpisah galaksi bima sakti. Mereka hanya bisa bertemu pada satu hari dan jika tidak turun hujan. Oleh karenanya, penduduk berdoa agar hujan tidak turun pada tanggal itu. Dalam perkembangan tradisinya, bermunculan pohon bambu seperti di depan kuil, rumah dan lobi apartemen. Pohon ini digantungi oleh kertas warna warni bertuliskan doa orang-orang.
Seorang anak menggantungkan kertas bertuliskan harapannya di depan kuil (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Antara bulan Juli-Agustus, terdapat Hanabi Taikai (festival kembang api). Festival ini berawal dari tradisi mengusir roh jahat yang berkembang menjadi salah satu bentuk perayaan musim panas. Acara ini biasanya diadakan di bantaran sungai atau pinggir pantai, dan menggunakan kembang api hingga sebanyak 30.000 buah! Tidak heran kalau pertunjukan kembang api ini bisa berlangsung 60-90 menit. Festival ini bisa menyedot hingga ratusan ribu pengunjung. Mulai dari laki-laki hingga permpuan, dari anak kecil sampai dewasa mengenakan pakaian tradisional khas musim panas yaitu Yukata untuk memeriahkan festival ini.
Pesta kembang api tengah berlangsung (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Bon Odori (festival tarian musim panas) diselenggarakan pada awal Agustus. Festival ini adalah salah satu yang terpopuler dan telah berlangsung selama 6 abad. Bon Odori berakar dari upacara agama Budha untuk menyambut para arwah leluhur kembali bumi. Saat ini, tarian tersebut telah menjadi hiburan rakyat pada musim panas. Festival ini bisa bisa ditemui dari skala kota sampai dengan tingkat komunitas kecil. Kalau anda ingin mencoba menari tradisional Jepang beramai-ramai, Bon Odori bisa jadi kesempatan yang tepat.
Pengunjung festival bersiap ikuti gerakan tarian Bon Odori yang diarahkan pemandu di panggung (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Musim Gugur: Festival Momiji dan Danjiri
ADVERTISEMENT
Setelah musim panas terlewati, datanglah musim gugur. Temperatur mulai turun, udara berangsur sejuk dan dedaunan pohon Momiji (maple) berubah menjadi merah, kuning atau jingga. Festival Momiji atau (autumn leaves-viewing) menjadi kegiatan populer untuk memeriahkan musim gugur di Jepang. Anda bisa menemukan banyak tempat di Jepang yang dipenuhi pohon Momiji seperti taman, kuil, dan pegunungan saat musim gugur.
Pemandangan kuil yang diwarnai pohon Momiji (foto: Dokumentasi Pribadi)
Di musim ini juga kita bisa menemukan festival Danjiri. Danjiri adalah sebuah kuil portabel terbuat dari kayu yang bisa diangkut dan diarak. Salah satu yang pernah saya saksikan adalah festival Nada no Kenka di Himeji, Prefektur Hyogo. Di Himeji setiap kecamatan membuat satu Danjiri yang berasal dari sumbangan warga dan perusahaan lokal. Kemudian, seluruh kecamatan membawa Danjiri mereka ke kuil setempat untuk diberkati, dipertontonkan lalu dibenturkan satu sama lain. Para pemikul Danjiri ini mengenakan pakaian tradisional seperti cawat pegulat Sumo!
Festival Nada no Kenka di Heimaji (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Musim Dingin: Fesitival Illumination
Festival lampion di Osaka (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Meskipun temperatur di Jepang turun drastis di musim dingin, tidak semua daerah diselimuti salju. Oleh karenanya, masyarakat umumnya masih bisa beraktivitas santai di luar ruangan tanpa khawatir membeku kedinginan. Festival of lights atau illumination (festival cahaya) adalah salah satu acara yang ditunggu-tunggu di musim ini. Festival ini menyajikan tata cahaya, lampu atau lampion warna warni yang biasanya menghiasi taman, jalanan kota atau gedung-gedung bersejarah. Festival ini umumnya diadakan untuk menyambut perayaan natal dan tahun baru Jepang.
Suasana di jalan kota Osaka yang diwarnai lampu warna warni (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Salah satu festival cahaya yang sempat saya datangi ada di taman bunga Nabana no Sato di Prefektur Mie. Biasanya dibuka pada waktu pagi hingga sore hari, taman yang satu ini menyediakan jam kunjungan khusus di musim dingin yaitu pada malam hari. Hal ini untuk memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk menikmati bunga dan kebun dengan efek pencahayaan yang kompleks dan dinamis. Rute yang berkesinambungan disediakan agar pengunjung bisa dapatkan pengamalaman seperti melewati dimensi lain.
Iluminasi pada taman bunga Nabana no Sato (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Musim Semi: Festival Hanami, Hina Matsuri dan Koinobori
ADVERTISEMENT
Musim semi bagi saya adalah yang paling menyenangkan dan nyaman. Temperatur seimbang antara hangat dan sejuk menjadi pelengkap pemandangan bunga yang bermekaran. Di musim ini, pohon Sakura (cherry blossom) bersemi dan mewarnai hampir seluruh daratan Jepang kurang lebih selama 2 minggu. Banyak orang berpiknik dan Hanami (Sakura viewing) di taman-taman bersama keluarga atau teman untuk menikmati suasana musim semi. Karena banyaknya orang yang datang, kita seringkali harus mengambil tempat di suatu taman bahkan sejak pagi hari.
Suasana Hanami di taman Osaka Castle (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Di musim semi setidaknya ada 2 festival besar yang dirayakan masyarakat Jepang. Pertama, Hina Matsuri (hari anak perempuan) pada tanggal 3 Maret yaitu tradisi mendoakan anak perempuan agar terus sehat dan bahagia. Hal ini ditandai dengan dipajangnya boneka Hina dan banyaknya anak perempuan berkimono. Kedua, Kodomo no Hi (hari anak) pada tanggal 5 Mei untuk mendoakan agar anak tumbuh kuat dan bahagia. Di masa perayaan hari anak ini, kita bisa melihat Koinobori (bendera berbentuk ikan) berkibar di berbagai sudut. Koinobori diyakini dapat menjauhkan roh jahat dari anak-anak.
Susunan pajangan boneka Hina (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Koinobori dikibarkan di masa Kodomo no Hi (Foto: Pixabay)
Pada dasarnya, festival-festival di Jepang diadakan untuk menyambut setiap musim yang datang. Dengan adanya kegiatan musiman ini, masyarakat di Jepang memiliki berbagai jenis perayaan. Festival juga menstimulasi mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat Jepang sepanjang tahun, terlepas kondisi di setiap musimnya. Dan yang terpenting, festival-festival ini bisa mendorong masyarakat Jepang untuk memelihara dan mengenal lebih jauh tradisi dan budayanya dari generasi ke generasi. Jadi, kira-kira festival mana yang menarik untuk anda datangi di Jepang?
ADVERTISEMENT