Trouble Commuter Line, Salah KAI atau Salah Masyarakat?

Fajar Muttaqin
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media IPB University
Konten dari Pengguna
18 Februari 2024 0:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fajar Muttaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: iStock (ilustrasi jalur kereta)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: iStock (ilustrasi jalur kereta)
ADVERTISEMENT
Commuter Line sering menjadi bulan-bulanan penggunanya karena berbagai masalah-masalah yang sering terjadi. Salah satu problematika utama yang sering menjadi perbincangan dan kritikan ialah masalah keterlambatan yang marak terjadi akibat beragam faktor mulai dari gangguan sinyal kelistrikan, banjir, penumpukan penumpang yang membludak, dan operasional pendukung lainnya yang masih kacau.
ADVERTISEMENT
Salah satu masalah yang baru-baru ini terjadi dan menjadi perbincangan publik ialah keterlambatan Commuter Line yang bersumber dari Stasiun Pondok Ranji pada Selasa, 30/01/2024 malam. Banyak komplain dan kritikan yang langsung mencuat pada saat terjadinya keterlambatan pemberangkatan di stasiun tersebut. Apalagi, peristiwa tersebut berlangsung pada saat jam-jam sibuk pulang kerja yang menyebabkan pengguna Commuter Line harus tertahan selama beberapa jam lamanya.
Usut punya usut, setelah petugas KAI Commuter melakukan pengecekan secara menyeluruh ditemukan sekumpulan kawat kasur springbed bekas yang tersangkut di salah satu armada Commuter Line. Ukuran kawat tersebut terbilang cukup besar sehingga perjalanan armada Commuter Line harus dihentikan sampai kawat benar-benar terlepas dari bagian bawah Commuter Line. Proses evakuasi kawat yang sulit membuat waktu yang dibutuhkan para petugas dalam memastikan keamanan Commuter Line untuk dapat melaju kembali cukup lama sehingga tak heran banyak pengguna Commuter Line yang terjebak marah dan meluapkan emosi mereka dalam cuitan-cuitan media sosial.
ADVERTISEMENT
Masalah-masalah keterlambatan Commuter Line semacam ini tidak hanya sekali atau dua kali saja terjadi. Sebelumnya, beragam insiden yang melibatkan Commuter Line juga pernah terjadi yang mengakibatkan terganggunya jadwal di beberapa stasiun terdampak. Salah satu contohnya, insiden sebuah truk yang menabrak tiang listrik pada 2023 lalu. Peristiwa ini menyebabkan jalur Commuter Line di stasiun Sudimara, Pondok Ranji, dan Kebayoran harus tertahan selama beberapa waktu. Ada lagi, insiden sebuah mobil yang menerobos perlintasan rel Rawa Buaya yang menyebabkan beberapa kerusakan.
Melihat beberapa kasus-kasus yang terjadi sebelumnya, perlu digarisbawahi bahwa masalah-masalah keterlambatan Commuter Line seringkali diakibatkan oleh perilaku masyarakat yang melanggara aturan mulai dari menerobos perlintasan rel kereta yang mengakibatkan kerugian bahkan keterlambatan dan yang terbaru, insiden kawat kasur yang tersangkut di Commuter Line juga dapat dipastikan sebagai perilaku sembrono masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tentu saja perlu menjadi perhatian bersama bahwa fakta di lapangan mengindikasikan masyarakat masih banyak yang tidak sadar akan aturan-aturan bahkan keselamatan dirinya. Ini menjadi berbanding terbalik jika melihat pedasnya komentar dan cuitan masyarakat yang mengkritik pihak KAI Commuter akibat keterlambatan kereta yang terjadi. Cerminan tersebut sebenarnya juga menjadi tamparan keras bagi masyarakat bahwa sumber masalah yang terjadi bukan semata-mata akibat dari kelalaian atau ketidaksiapan pihak KAI Commuter, melainkan akibat dari sikap sembrono oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
Seringkali masyarakat tidak melihat fakta yang ada di lapangan sehingga langsung menumpahkan segala kekesalan dan amarah akibat masalah di Commuter Line kepada pihak KAI Commuter. Anggapan-anggapan tersebut patut menjadi tanda tanya besar. Pasalnya, pihak KAI Commuter tentu saja bukan instansi sembarangan yang tidak memiliki standar operasional. Segala bentuk jadwal pemberangkatan, sistem pemberhentian, dan operasional lainnya tentu saja telah melewati berbagai kajian strategis yang dirancang sedemikian rupa agar mampu efektif dalam penerapannya sehari-hari. Akan tetapi, masalah yang timbul rupanya datang dari oknum masyarakat yan tidak bertanggung jawab sehingga satu-satunya jalan keluar yang dapat diambil juga seringkali merugikan masyarakat lain yang bahkan tidak bersalah.
ADVERTISEMENT
Menjadi tanda tanya besar solusi yang patut diterapkan agar masalah semacam ini tidak terulang dan menjadi kebiasaan. Pasalnya, momok utama masalah keterlambatan semacam kasus tersangkutnya kawat springbed ini berpusat pada masyarakat sendiri. Apabila masyarakat sadar dan taat terhadap aturan yang memang telah dirancang oleh pihak KAI Commuter, tentu saja hal-hal yang tidak diinginkan dapat diminimalisasi secara optimal. Sebaliknya, perilaku masyarakat yang sembrono pada akhirnya juga merugikan masyarakat lainnya.
Selain menumbuhkan kesadaran terhadap masyarakat, pihak pemerintah harus benar-benar tegas dalam menindak pelanggaran yang terjadi sehingga tidak hanya pihak instansi KAI Commuter saja yang diwajibkan untuk menaati standar dan aturan tertentu, tetapi masyarakat juga harus berkomitmen terhadap aturan-aturan yang sebenarnya dibuat untuk keselamatan dan kenyamanan bersama. Bukan hanya itu, pihak masyarakat juga perlu berintrospeksi agar tidak selalu melihat suatu problematika dari satu sisi saja, tetapi juga perlu mempertimbangkan dan melihat fakta yang ada di lapangan karena kerugian-kerugian yang muncul seringkali juga diakibatkan oleh perilaku semena-mena masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT