Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Trouble Commuter Line, Salah KAI atau Salah Masyarakat?
18 Februari 2024 0:57 WIB
Tulisan dari Fajar Muttaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Commuter Line sering menjadi bulan-bulanan penggunanya karena berbagai
masalah-masalah yang sering terjadi. Salah satu problematika utama yang sering menjadi
perbincangan dan kritikan ialah masalah keterlambatan yang marak terjadi akibat beragam
faktor mulai dari gangguan sinyal kelistrikan, banjir, penumpukan penumpang yang
membludak, dan operasional pendukung lainnya yang masih kacau.
ADVERTISEMENT
Salah satu masalah yang baru-baru ini terjadi dan menjadi perbincangan publik ialah
keterlambatan Commuter Line yang bersumber dari Stasiun Pondok Ranji pada Selasa,
30/01/2024 malam. Banyak komplain dan kritikan yang langsung mencuat pada saat
terjadinya keterlambatan pemberangkatan di stasiun tersebut. Apalagi, peristiwa tersebut
berlangsung pada saat jam-jam sibuk pulang kerja yang menyebabkan pengguna Commuter
Line harus tertahan selama beberapa jam lamanya.
Usut punya usut, setelah petugas KAI Commuter melakukan pengecekan secara
menyeluruh ditemukan sekumpulan kawat kasur springbed bekas yang tersangkut di salah
satu armada Commuter Line. Ukuran kawat tersebut terbilang cukup besar sehingga
perjalanan armada Commuter Line harus dihentikan sampai kawat benar-benar terlepas dari
bagian bawah Commuter Line. Proses evakuasi kawat yang sulit membuat waktu yang
dibutuhkan para petugas dalam memastikan keamanan Commuter Line untuk dapat melaju
kembali cukup lama sehingga tak heran banyak pengguna Commuter Line yang terjebak
marah dan meluapkan emosi mereka dalam cuitan-cuitan media sosial.
ADVERTISEMENT
Masalah-masalah keterlambatan Commuter Line semacam ini tidak hanya sekali atau
dua kali saja terjadi. Sebelumnya, beragam insiden yang melibatkan Commuter Line juga
pernah terjadi yang mengakibatkan terganggunya jadwal di beberapa stasiun terdampak.
Salah satu contohnya, insiden sebuah truk yang menabrak tiang listrik pada 2023 lalu.
Peristiwa ini menyebabkan jalur Commuter Line di stasiun Sudimara, Pondok Ranji, dan
Kebayoran harus tertahan selama beberapa waktu. Ada lagi, insiden sebuah mobil yang
menerobos perlintasan rel Rawa Buaya yang menyebabkan beberapa kerusakan.
Melihat beberapa kasus-kasus yang terjadi sebelumnya, perlu digarisbawahi bahwa
masalah-masalah keterlambatan Commuter Line seringkali diakibatkan oleh perilaku
masyarakat yang melanggara aturan mulai dari menerobos perlintasan rel kereta yang
mengakibatkan kerugian bahkan keterlambatan dan yang terbaru, insiden kawat kasur yang
tersangkut di Commuter Line juga dapat dipastikan sebagai perilaku sembrono masyarakat
yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tentu saja perlu menjadi perhatian bersama bahwa fakta di lapangan
mengindikasikan masyarakat masih banyak yang tidak sadar akan aturan-aturan bahkan
keselamatan dirinya. Ini menjadi berbanding terbalik jika melihat pedasnya komentar dan
cuitan masyarakat yang mengkritik pihak KAI Commuter akibat keterlambatan kereta yang
terjadi. Cerminan tersebut sebenarnya juga menjadi tamparan keras bagi masyarakat bahwa
sumber masalah yang terjadi bukan semata-mata akibat dari kelalaian atau ketidaksiapan
pihak KAI Commuter, melainkan akibat dari sikap sembrono oknum masyarakat yang tidak
bertanggung jawab.
Seringkali masyarakat tidak melihat fakta yang ada di lapangan sehingga langsung
menumpahkan segala kekesalan dan amarah akibat masalah di Commuter Line kepada pihak
KAI Commuter. Anggapan-anggapan tersebut patut menjadi tanda tanya besar. Pasalnya, pihak KAI Commuter tentu saja bukan instansi sembarangan yang tidak memiliki standar
operasional. Segala bentuk jadwal pemberangkatan, sistem pemberhentian, dan operasional
lainnya tentu saja telah melewati berbagai kajian strategis yang dirancang sedemikian rupa
agar mampu efektif dalam penerapannya sehari-hari. Akan tetapi, masalah yang timbul
rupanya datang dari oknum masyarakat yan tidak bertanggung jawab sehingga satu-satunya
jalan keluar yang dapat diambil juga seringkali merugikan masyarakat lain yang bahkan tidak
bersalah.
ADVERTISEMENT
Menjadi tanda tanya besar solusi yang patut diterapkan agar masalah semacam ini
tidak terulang dan menjadi kebiasaan. Pasalnya, momok utama masalah keterlambatan
semacam kasus tersangkutnya kawat springbed ini berpusat pada masyarakat sendiri. Apabila
masyarakat sadar dan taat terhadap aturan yang memang telah dirancang oleh pihak KAI
Commuter, tentu saja hal-hal yang tidak diinginkan dapat diminimalisasi secara optimal.
Sebaliknya, perilaku masyarakat yang sembrono pada akhirnya juga merugikan masyarakat
lainnya.
Selain menumbuhkan kesadaran terhadap masyarakat, pihak pemerintah harus
benar-benar tegas dalam menindak pelanggaran yang terjadi sehingga tidak hanya pihak
instansi KAI Commuter saja yang diwajibkan untuk menaati standar dan aturan tertentu,
tetapi masyarakat juga harus berkomitmen terhadap aturan-aturan yang sebenarnya dibuat
untuk keselamatan dan kenyamanan bersama. Bukan hanya itu, pihak masyarakat juga perlu
berintrospeksi agar tidak selalu melihat suatu problematika dari satu sisi saja, tetapi juga
perlu mempertimbangkan dan melihat fakta yang ada di lapangan karena kerugian-kerugian
yang muncul seringkali juga diakibatkan oleh perilaku semena-mena masyarakat yang tidak
bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT