Konten dari Pengguna

Digitalisasi dan Ketahanan Keluarga: Menjaga Harmoni di Era Modern

Fajrul Khairati
Dosen Universitas Adzkia Padang, Konselor Keluarga dan Founder Komunitas Rumah Cahaya
19 Juni 2024 17:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fajrul Khairati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keluarga bahagia.  Foto: Tirachard Kumtanom/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga bahagia. Foto: Tirachard Kumtanom/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era modern ini, digitalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dinamika keluarga. Teknologi digital memberikan banyak kemudahan dan manfaat, tetapi juga membawa tantangan baru yang dapat mengancam ketahanan keluarga. Kasus-kasus penyimpangan penggunaan teknologi informasi semakin marak, mencerminkan pentingnya upaya untuk menjaga harmoni dan ketahanan keluarga di tengah arus digitalisasi.
ADVERTISEMENT

Transformasi Digital dan Ketahanan Keluarga

Teknologi digital, seperti internet, media sosial, dan perangkat pintar, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dalam konteks keluarga, teknologi ini memudahkan komunikasi jarak jauh, akses informasi, dan pendidikan anak. Namun, kemudahan ini juga membawa risiko penyalahgunaan dan dampak negatif jika tidak diatur dengan bijak.
Salah satu contoh nyata adalah peningkatan kecanduan gadget di kalangan anak-anak dan remaja. Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), sekitar 30% anak di Indonesia menghabiskan lebih dari 4 jam sehari untuk bermain gadget.
Kecanduan ini tidak hanya mengganggu aktivitas belajar dan interaksi sosial, tetapi juga berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak. Penelitian dari Harvard Medical School juga menemukan bahwa anak-anak yang terlalu lama menggunakan gadget berisiko mengalami gangguan tidur dan masalah perilaku.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa juga rentan terhadap dampak negatif dari penggunaan teknologi yang tidak terkontrol. Contohnya, peningkatan penggunaan media sosial dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan suami istri. Menurut survei yang dilakukan oleh American Academy of Matrimonial Lawyers (AAML), 81% pengacara perceraian melaporkan peningkatan kasus perceraian akibat aktivitas di media sosial.
Banyak pasangan yang melaporkan adanya konflik akibat terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar, mengabaikan komunikasi dan interaksi langsung dengan anggota keluarga lainnya. Hal ini menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan digital dan kehidupan nyata dalam keluarga.

Kasus-Kasus Penyimpangan Teknologi

Selain kecanduan gadget, kasus penyimpangan penggunaan teknologi juga mencakup penyebaran konten negatif, cyberbullying, dan pornografi. Contoh terkini adalah kasus penyebaran video tidak senonoh melalui aplikasi pesan instan yang melibatkan anak-anak sekolah di beberapa kota besar. Fenomena ini menunjukkan bahwa akses yang tidak terkontrol terhadap teknologi dapat membuka pintu bagi perilaku negatif yang merusak ketahanan keluarga.
ADVERTISEMENT
Cyberbullying, atau perundungan di dunia maya, juga menjadi ancaman serius. Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat peningkatan kasus cyberbullying hingga 20% dalam dua tahun terakhir. Dampaknya sangat merusak, baik secara emosional maupun psikologis, tidak hanya bagi korban tetapi juga bagi keharmonisan keluarga. Kasus-kasus ini memperlihatkan betapa pentingnya pengawasan dan pendidikan mengenai etika digital, baik di rumah maupun di sekolah.
Sebuah kasus yang menarik perhatian publik adalah fenomena sexting di kalangan remaja. Sexting, yaitu pengiriman pesan, foto, atau video yang bersifat seksual melalui perangkat digital, telah menjadi isu yang mengkhawatirkan. Sebuah penelitian oleh Pew Research Center menemukan bahwa 15% remaja berusia 12 hingga 17 tahun telah mengirim atau menerima konten seksual melalui ponsel mereka.
ADVERTISEMENT
Remaja sering kali tidak menyadari konsekuensi jangka panjang dari tindakan ini, termasuk risiko penyebaran konten tanpa izin dan potensi pelecehan. Penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan pemahaman kepada remaja tentang bahaya dan implikasi dari sexting serta cara melindungi diri di dunia digital.

Upaya Meningkatkan Ketahanan Keluarga

Untuk menjaga ketahanan keluarga di era digital, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga itu sendiri. Edukasi mengenai penggunaan teknologi yang bijak harus ditanamkan sejak dini. Orang tua perlu menjadi contoh dalam penggunaan teknologi dan memberikan pendampingan yang intensif kepada anak-anak.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam menyediakan regulasi dan program edukasi yang mendukung ketahanan keluarga. Program literasi digital yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) misalnya, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya dan manfaat teknologi digital, serta cara menggunakannya secara positif.
ADVERTISEMENT
Program ini mencakup pelatihan bagi orang tua dan anak-anak, serta kampanye nasional tentang penggunaan internet yang aman dan produktif. Pada tahun 2023, Kominfo melaporkan bahwa lebih dari 2 juta orang telah mengikuti program literasi digital ini.
Selain itu, lembaga pendidikan juga harus aktif dalam memberikan pemahaman tentang etika digital kepada siswa. Program-program yang mengajarkan keterampilan sosial dan emosional di sekolah dapat membantu anak-anak mengelola penggunaan teknologi dengan lebih baik. Sekolah dapat memasukkan materi tentang keamanan digital dan dampak psikologis dari penggunaan media sosial dalam kurikulum, sehingga siswa lebih siap menghadapi tantangan di dunia maya. Sebuah studi dari University of Pennsylvania menunjukkan bahwa program pendidikan digital dapat mengurangi insiden cyberbullying hingga 30%.
ADVERTISEMENT
Peran komunitas juga tidak kalah penting. Komunitas lokal dapat menyelenggarakan forum diskusi dan workshop mengenai penggunaan teknologi yang bijak dan dampaknya terhadap ketahanan keluarga. Kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi orang tua untuk berbagi pengalaman dan strategi dalam mengelola penggunaan teknologi di rumah.

Kesimpulan

Digitalisasi menawarkan banyak peluang dan kemudahan bagi keluarga, tetapi juga membawa tantangan yang harus dihadapi dengan bijak. Penyimpangan penggunaan teknologi informasi dapat mengancam ketahanan keluarga, namun dengan edukasi yang tepat, regulasi yang memadai, dan peran aktif semua pihak, keluarga dapat tetap harmonis dan kokoh di era digital ini. Mari bersama-sama menjaga ketahanan keluarga demi masa depan yang lebih baik.
Upaya menjaga ketahanan keluarga tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, sekolah, komunitas, dan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penggunaan teknologi yang sehat dan positif. Dengan begitu, kita dapat memastikan bahwa teknologi digital tidak menjadi ancaman, melainkan alat yang mendukung perkembangan dan kesejahteraan keluarga di Indonesia.
ADVERTISEMENT