Konten dari Pengguna

Belajar dari Rumah dan Eksistensi Kepramukaan Semasa COVID-19

Fakhir Naufal
Fakhir Naufal (FN) INDONESIA SCOUT JOURNALIST (ISJ) Member ISJ 1046 DKI Jakarta, JS Keb.Baru-Kab.Jakarta Selatan, Indonesia
14 Mei 2020 12:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fakhir Naufal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak Ikut Kegiatan Pramuka. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Anak Ikut Kegiatan Pramuka. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa di Indonesia terdapat 2 kasus Covid-19, terhitung sudah 74 hari Covid–19 melanda Indonesia. Data hingga 14 Mei 2020 telah terkonfirmasi 15.438 orang yang positif terkena Corona di Indonesia, meningkatnya kasus ini menyebabkan diberlakukannya kebijakan social distancing, bahkan di beberapa daerah sudah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Diberlakukannya kebijakan ini memaksa masyarakat untuk bekerja di rumah, beribadah di rumah, termasuk juga belajar di rumah. Dalam hal ini menteri pendidikan memberikan kebijakan terkait belajar di rumah dengan berbagai model pembelajaran jarak jauh (PJJ).
ADVERTISEMENT
Untuk mendukung pembelajaran jarak jauh dalam kebijakan belajar dari rumah, Kemendikbud menghadirkan Program 'Belajar dari Rumah' di TVRI. Pembelajaran jarak jauh melalui media televisi nasional itu diperuntukkan bagi pelajar, SMP, SMA, SMK, guru, dan orang tua. Namun demikian, apakah langkah tersebut cukup efektif? Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Satriwan Salim, menyatakan metode PJJ yang diterapkan selama pandemi Covid-19 menyebabkan guru maupun siswa tak maksimal dalam menjalankan proses pembelajaran. Minimnya akses teknologi hingga keterbatasan materi yang disampaikan menjadi sejumlah kendala.
Sementara itu media televisi yang digunakan pemerintah bisa jadi saat ini mengalami disrupsi digital atau tergantikannya sistem lama dengan cara-cara baru seperti media sosial. Belakangan ini tren media sosial cukup menggeser keberadaan dunia pertelevisian Indonesia. Data Nielsen Consumer & Media View (CMV) menunjukkan bahwa di Indonesia, pertumbuhan kepemilikan smartphone yang mencapai 250 persen dalam lima tahun terakhir (2014-2019).
ADVERTISEMENT
Televisi memang masih mendominasi konsumsi media, namun bila dilihat dari lamanya waktu yang dihabiskan untuk konsumen dalam menonton televisi tidak mengalami pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir. Mengutip data Nielsen Consumer & Media View (CMV), pada kuartal pertama 2016 konsumen di 11 kota di Indonesia menghabiskan waktu rata-rata 4 jam 54 menit dalam satu hari untuk menonton televisi; dan di kuartal yang sama di tahun 2019 mereka menghabiskan waktu rata-rata 4 jam 59 menit.
Berdasarkan laporan terbaru We Are Social, pada tahun 2020 disebutkan bahwa terdapat 175,4 juta pengguna internet Indonesia dibanding dengan tahun sebelumnya 150 Juta, ada kenaikan 17 persen atau 25 juta pengguna internet di negeri ini. Berdasarkan total populasi Indonesia yang berjumlah 272,1 juta jiwa, maka itu artinya 64 persen setengah penduduk Indonesia telah merasakan akses ke dunia maya. Media Sosial dengan urutan tertinggi yang sering digunakan di Indonesia ialah platform Youtube dengan 88 persen pengguna, sedangkan Instagram berada pada angka 80 persen pengguna dan rata-rata setiap hari waktu menggunakan internet melalui perangkat apa pun ialah 8 jam, 36 menit.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian fenomena diatas menunjukkan bahwa upaya pemerintah untuk mendukung pembelajaran jarak jauh dalam kebijakan belajar di rumah tidaklah cukup hanya melalui siaran televisi, hal ini jika tidak melakukan inovasi akan menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia, maka selain peran pemerintah diperlukan juga peran masyarakat dan tenaga pendidikan yang cukup masif untuk memajukan pendidikan walau hanya di rumah. Salah satunya adalah peran Gerakan Pramuka dalam pendidikan di masa Covid-19.
Logo Pramuka di rumah (sumber dari instagram @pramukadirumah)

Pramuka di Rumah

Pramuka di rumah merupakan salah satu program yang di inisiasi oleh Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Rio Ashadi, program latihan Pramuka di rumah ini memanfaatkan teknologi seperti Zoom, YouTube, dan Instagram untuk mengikuti tren yang ada. Dengan masifnya penggunaan internet mendorong gerakan ini untuk berinovasi memberikan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) hal ini merupakan suatu upaya untuk memajukan pendidikan serta menambah aktivitas di rumah pada masa Covid–19.
ADVERTISEMENT
Metode yang diberikan pun sangat unik, peserta terdiri dari 4 golongan yaitu golongan Siaga rentang umur 7 – 10 Tahun, Penggalang rentang umur 11 – 15 Tahun, Penegak rentang umur 16 – 20 Tahun dan Pandega rentang umur 21 – 25 Tahun. Keempat tingkatan ini dibagi dalam 3 kelompok pembelajaran yaitu golongan Siaga, golongan Penggalang serta golongan Penegak dan pandega yang disatukan.
Pada golongan siaga, pembelajaran melalui Zoom dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan, pengucapan Pancasila, dan pengucapan Dwisatya dan Dwidarma oleh peserta yang dibalas oleh peserta didik lainnya, Dwi Darma “Siaga itu patuh pada ayah dan ibundanya”, Balas “Kami patuh pada ayah dan ibundanya”. “Siaga itu berani dan tidak putus asa”. Balas “Kami berani dan tidak putus asa” serta tak lupa doa.
ADVERTISEMENT
Untuk tenaga pendidiknya pun memiliki sebutan yang unik seperti bunda untuk pembina putri dan anda untuk pembina putra, adapun sebutan Pakcik untuk sebutan bagi pembantu Pembina atau belum dikatakan sebagai Pembina. Dalam pelaksanaannya Pembina memberikan pelajaran dalam video conference sehingga semua peserta dapat langsung berinteraksi dengan pembinanya, latihannya pun berupa permainan, membuat suatu hasta karya, bercerita bahkan bernyanyi. Salah satunya ialah permainan arah mata angin dan origami.
Pada golongan Penggalang dan Penegak, metode yang digunakan berbeda dengan golongan Siaga. Pada latihan Penggalang para pembina mengemas latihan dengan memperbanyak praktik seperti tata cara membuat pionering dan tali temali yang dapat dipergunakan di rumah serta membuat video pionering perkakas di rumah, tata cara membuat simpul dan ikatan serta diberikan penugasan untuk membuat pionering yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan, peserta pun diberikan challenge atau tantangan untuk memacu semangatnya, semua penugasan harus di upload dalam Instagram, sedangkan pada golongan Penegak dan Pandega metode yang digunakan adalah berdiskusi.
ADVERTISEMENT
Materi latihan ini disesuaikan melalui point point dalam buku Syarat Ketentuan Umum (SKU) buku yang wajib dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka sebagai prasyarat untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum, materi yang terdapat seperti mengenal dunia kepramukaan World Organization of the Scout Movement (WOSM) serta mengenalkan kegiatan Pramuka tingkat Internasional
Pada saat latihan, media utama yang digunakan adalah aplikasi Zoom Video Conference, tetapi dikarenakan tidak semua orang bisa bergabung di Zoom maka latihan juga dapat diakses melalui platform Youtube Live Streaming dan Instagram Live, platform ini digunakan untuk menjawab tantangan memanfaatkan teknologi zaman now, setelah selesai latihan para peserta diminta untuk memposting foto keseruan mengikuti kegiatan tersebut sekreatif mungkin sebagai absensi kehadiran untuk mendapatkan piagam kehadiran, hal ini bertujuan untuk menyebarluaskan hal positif dan mengajak para Pramuka yang lain untuk berlatih bersama.
ADVERTISEMENT
Kedepannya akan ada rancangan untuk membuka donasi melalui berbagai macam platform salah satunya menggunakan aplikasi Ovo dan Gopay yang dapat memperoleh banyak sekali donasi walau hanya disumbang sepuluh ribu saja, selain peserta didik Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega, kedepannya akan dibuka untuk golongan Pembina juga “Gelang Ajar”. Program ini akan dilanjutkan secara terus menerus dan terus dikembangkan baik dari segi konten maupun teknis pengemasan program.
Dengan demikian Eksistensi Gerakan Pramuka dalam pendidikan yang dalam hal ini adalah pramuka dirumah dapat menjadi contoh model pembelajaran jarak jauh yang cukup diminati, terbukti hingga saat ini telah bergabung peserta sejumlah 3.325 peserta dari berbagai daerah seperti dari Aceh, Bali, Kalimantan Timur dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Sumber daya Pembina yang dihadirkan juga cukup beragam, telah terkumpul 50 Pembina dari berbagai pelosok Indonesia yang terlibat dalam latihan daring ini. Termasuk Kak Ahmad Rusdi dan Wakil Ketua Kwartir Nasional Kak Supriyadi. Program yang diinisiasi Pengurus Kwartir Nasional Kak Rio Ashadi ini dibantu oleh tim yang terdiri dari enam orang Pramuka Penegak dan Pandega. Prakoso Permono, Rizky Febryanto, Fakhir Naufal, Hanif Dwi Rahmanda, keempatnya dari Jakarta Selatan, Ai Herlianti dari Garut, dan Avo Santoso dari Samarinda
Pada akhirnya program semacam ini merupakan program yang mencerminkan jati diri Pramuka sesuai lambang Gerakan Pramuka, tunas kelapa. Selalu dapat tumbuh di mana saja, dan bermanfaat bagi semua. Ujungnya pandemi Covid-19 tetap dapat memberikan kita pelajaran bagi siapa pun yang tetap kreatif, inovatif, dan adaptif pada segala situasi.
ADVERTISEMENT
Kak Ahmad Rusdi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Thailand dan David Lai Pramuka dari Taiwan mengikuti kegiatan Pramuka di rumah
Fakhir Naufal
Pramuka Kebayoran Baru