Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Membuka Aib Orang Lain #Comic4IslamicDays dan #KaryaUntukPerubahan
16 Juli 2017 7:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Karya untuk Perubahan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"kadang, dengan terbiasanya kita berbicara dan didengar di sosial media, yang notabene mudah menyembunyikan watak, karakter, bahkan wajah, tak terasa kita terbiasa menganggap diri kita suci dan tak bernoda.
ADVERTISEMENT
mungkin kita menjadi terbiasa menganggap bahwa perfect itu sebuah keharusan, sehingga kita mencari-cari kesalahan pada orang yang kita tidak sukai. misalnya pada istri seorang korban kecelakaan yg sedang hype itu lho.
bagaimanapun itu tidak baik, dan well, dilarang quran
Artikel senada ditulis oleh Mang A di Karya untuk Perubahan
Sudah lama kasus chat yang melibatkan pimpinan ormas jumbo beredar, baru kali ini saya tergerak untuk bikin komentar.
Bagi saya, apa pun yang dilakukan orang di wilayah pribadi, adalah bukan hal yang pantas untuk diungkap ke wilayah publik. Tak terkecuali kasus penyanyi beken bbrp tahun yang lalu.
Itu adalah tanggung jawab pribadi dia dan partnernya, dan selama dia tidak menyebarkan apa yang dia "rekam", itu adalah benar-benar hak pribadi dia, meski tentu orang lain silahkan saja menganggap itu dosa, hina, atau apa pun.
ADVERTISEMENT
Yang harus benar-benar dihajar adalah pihak yang menyebarkan urusan pribadi ini ke wilayah publik.
Tapi, seperti kita tahu, ormas-ormas "agamis" melalui pengacara yang pengen numpang beken kasus orang justru memperkarakan si artis, bukan si pengunggah video.
Tentunya tak heran, orang-orang yang tidak mampu melihat hal-hal hakiki dibalik hal kasat mata tak bisa diharapkan berbuat lebih dari apa yang mereka mampu.
Tak terkecuali dengan kasus terakhir. Benar atau tidak, tidak penting sama sekali buat saya.
Kalau kasus yang dituduhkan tidak benar, penilaian saya tidak akan meleset dari "seorang dzurriyyat Nabi yang mempermalukan kemuliaaan darah keturunan Nabi dengan kegemaran melontarkan kata-kata kotor, umpatan, makian, sikap arogan, dan jelas menistakan profesi ulama".
Kalau pun kasus itu benar terjadi, sama sekali tidak mengurangi atau menambah bobot penilaian saya di atas.
ADVERTISEMENT
Yang membuat saya terganggu adalah "trend" mengungkap hal-hal yang menjadi privasi orang ke ranah publik.
Ini adalah hal yang sangat buruk. Membuka aib seseorang kok jadi trend. Itu pun kalau benar. Kalau salah, jelas memfitnah orang. Lebih parah lagi.
Dan akhir-akhir ini malah berlanjut ke membuka aib orang-orang yang terlibat. Saya khawatirkan nanti terjadi balas membalas.
Mulanya aib orang yang pro Imam Jumbo yang dibuka. Nanti balik aib orang yang kontra yang dipublish. Terus dibalas lagi, dan berbalas lagi.
APA SIH untungnya kalau aib-aib orang-orang yang tidak kita sukai terpapar di khalayak ramai? Hanya kepuasan diri melihat orang yang tidak kita sukai dipermalukan, toh?
Maka tak heran kalau ujar-ujar suci menggambarkan pengghibah sebagai "pemakan bangkai saudaranya."
ADVERTISEMENT
Kanibal. Atau predator.
Itu bukan sifat manusia yang mau disebut waras.
Terakhir, sekadar pembeda antara membuka aib dengan membongkar kejahatan.
Aib adalah sesuatu yang cenderung dilakukan dengan menutup-nutupinya, atau sesuatu yang akan membuat malu yang bersangkutan jika diketahui orang lain. Perselingkuhan, perzinahan, cacat pribadi, masa lalu yang buruk, itu adalah contoh-contoh aib.
Sementara kejahatan adalah perilaku yang dilakukan biasanya secara berterang, diketahui orang pun pelakunya tidak merasa malu.
Misalnya korupsi. Korupsi itu dilakukan cenderung secara berterang, terjadi permufakatan jahat oleh sejumlah orang untuk memalak harta secara tidak sah. Meski dilakukan diam-diam, biasanya koruptor akan memiliki banyak dalih untuk membenarkan perilakunya ketika terungkap, bukan merasa malu dan menyesal.
Jadi kalau KPK menangkap koruptor dan mengungkapkannya, itu bukan membuka aib seseorang, tapi membongkar kejahatan.
ADVERTISEMENT
Tapi apa yang dilakukan polisi dengan kasus chat terakhir ini, bagi saya itu membuka aib seseorang.
Bukan hal yang pantas dilakukan. Bahkan kalau pun itu benar terjadi, semestinya yang diusut adalah yang menyebarkannya ke dunia maya, bukan yang selama ini dikejar-kejar.
Jadi, bisakah kita mulai dari diri sendiri untuk tidak membuka aib orang-orang yang tidak kita sukai?
Ayolah, jangan menjadi predator.