Konten dari Pengguna

Sastra Populer atau Sastra Serius? Mengenal Karya yang Memikat Pembaca Baru

Fany Afriany
Mahasiswa Sastra Universitas Pamulang, tangerang selatan
7 November 2024 11:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fany Afriany tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/buku-rak-buku-membaca-pengetahuan-261228/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/buku-rak-buku-membaca-pengetahuan-261228/
ADVERTISEMENT
Menyebut kata “sastra,” mungkin yang terlintas dalam benak adalah karya-karya besar seperti Laskar Pelangi atau Bumi Manusia yang penuh makna. Namun, di era digital dan serba cepat ini, banyak pembaca justru tergoda oleh karya-karya sastra populer yang ringan dan menghibur. Lalu, di mana batas antara sastra populer dan sastra serius? Dan apa sebenarnya yang membuat dua jenis ini mampu memikat hati pembaca?
ADVERTISEMENT
Sastra Populer: Ringan, Menghibur, dan Dekat dengan Kehidupan Sehari-hari
Sastra populer seringkali disebut dengan istilah “fiksi komersial.” Buku-buku yang termasuk dalam kategori ini punya ciri khas: cerita yang mudah dicerna, alur yang mengalir cepat, serta tema yang relatable atau dekat dengan kehidupan sehari-hari. Sastra populer biasanya mengusung tema romansa, persahabatan, bahkan fantasi yang menarik untuk mengisi waktu luang. Beberapa karya seperti Dilan karya Pidi Baiq atau Critical Eleven karya Ika Natassa adalah contoh bagaimana sastra populer ini mampu mencuri perhatian publik hingga diadaptasi menjadi film layar lebar.
Menurut pengamat sastra, popularitas karya-karya semacam ini tidak lepas dari kemampuannya menawarkan pelarian dari rutinitas. Ketika membaca sastra populer, pembaca bisa langsung tenggelam dalam cerita tanpa harus memikirkan makna mendalam atau simbol-simbol rumit yang perlu dianalisis. Inilah yang membuat sastra populer menjadi pilihan yang tepat bagi pembaca pemula yang ingin mulai mencintai dunia literasi.
ADVERTISEMENT
Sastra Serius: Mendalam, Penuh Refleksi, dan Menantang
Sebaliknya, sastra serius atau sering disebut juga “sastra tinggi” mengajak pembaca untuk masuk ke dalam perenungan yang lebih dalam. Buku-buku ini biasanya ditulis dengan gaya bahasa yang lebih rumit, menyuguhkan tema-tema kompleks seperti identitas, sosial-politik, bahkan eksistensialisme. Karya-karya dari sastrawan seperti Pramoedya Ananta Toer atau Nh. Dini dikenal sarat akan kritik sosial dan muatan sejarah yang sering kali menggugah pikiran pembaca.
Dalam sastra serius, alur cerita dan karakter tidak selalu sederhana. Pembaca diajak berpikir, bertanya, bahkan menantang persepsi mereka sendiri tentang kehidupan. Hal inilah yang membuat sastra serius terkadang tampak “berat,” namun di sisi lain memberikan pengalaman membaca yang memuaskan karena membuka wawasan dan menawarkan perspektif baru.
ADVERTISEMENT
Sastra Populer vs Sastra Serius: Keduanya Memiliki Tempatnya Sendiri
Meskipun ada perbedaan mencolok antara sastra populer dan serius, pada akhirnya keduanya memiliki tempatnya masing-masing di hati pembaca. Sastra populer menarik bagi mereka yang mencari hiburan cepat dan kisah yang relate, sementara sastra serius menjadi pilihan bagi mereka yang ingin pengalaman membaca yang lebih dalam dan memprovokasi pemikiran. Kedua jenis sastra ini bahkan sering kali saling melengkapi. Pembaca yang awalnya menikmati sastra populer bisa saja beralih ke sastra serius setelah ketertarikan pada dunia literasi semakin tumbuh.
Di sisi lain, banyak karya yang kini menjembatani keduanya mempunyai kedalaman makna tetapi tetap menggunakan bahasa yang sederhana. Buku-buku karya Eka Kurniawan, misalnya, menyajikan tema serius namun tetap menarik bagi pembaca muda. Begitu pula novel Tere Liye yang sering mengusung tema remaja tetapi penuh nilai-nilai hidup yang mendalam. Ini menunjukkan bahwa batas antara sastra populer dan serius tidaklah mutlak.
ADVERTISEMENT
Mengapa Memilih Satu, Kalau Bisa Menikmati Keduanya?
Alih-alih membandingkan, pembaca bisa merasakan manfaat dari kedua jenis sastra ini. Sastra populer bisa menjadi jembatan yang mengantarkan pembaca untuk mulai mencintai literasi, sementara sastra serius menawarkan kepuasan intelektual yang tidak ternilai. Pilihlah karya sesuai suasana hati atau minat saat ini. Tidak ada benar atau salah dalam memilih bacaan. Yang terpenting adalah tetap menikmati setiap cerita dan membuka diri pada perspektif baru yang mungkin muncul dari setiap halaman yang kita baca.
Jadi, apakah kamu akan memilih sastra populer atau serius? Atau mungkin keduanya? Pada akhirnya, yang paling penting adalah bagaimana buku-buku ini menginspirasi kita, memperkaya pengalaman hidup, dan menjadikan kita pembaca yang lebih bijak.
ADVERTISEMENT