Konten dari Pengguna

Hizbul Wathan Jadikan Sudirman sebagai Teladan dalam Menguatkan Keindonesiaan

Faozan Amar
Mengajar, berbisnis, berorganisasi, dan kadang menulis. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHAMKA.
6 November 2021 18:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faozan Amar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hizbul Wathan Jadikan Sudirman sebagai Teladan dalam Menguatkan Keindonesiaan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Surakarta - Dalam rangka membangun dan menyusun langkah-langkah taktis dan strategis untuk membangun karakter Hizbul Wathan dalam bingkai keindonesiaan, Kwartir Pusat Hizbul Wathan (HW) dan Kwartir Wilayah HW Jawa Tengah mengadakan Seminar Nasional dengan tema "Penguatan Karakter Kepanduan Hizbul Wathan dalam Peran Keindonesiaan" pada hari Sabtu (6/11). Kegiatan tersebut bertempat di Sahid Hotel Solo, diselenggarakan secara hybrid (luring dan daring) untuk mencegah penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT
Seminar yang dihadiri oleh pengurus HW se-nasional tersebut merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam Gerakan Revolusi Mental.
Ketua Umum Kwartir Pusat HW, Ramanda Endra Widyarsono, mengatakan acara ini sebagai bukti Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan memiliki kesadaran yang utuh untuk menguatkan peran Keindonesiaan. "Panglima Besar Jenderal Sudirman adalah contoh kader terbaik HW yang memiliki kontribusi nyata lahirnya Indonesia," ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Koordinator Tim Kerja, Faozan Amar, yang mengajak seluruh kader HW untuk meneladani kiprah Jenderal Sudirman. "Pak Dirman bisa dijadikan best practice bagaimana kita membangun rasa cinta tanah air dengan langkah nyata di lapangan di tengah ancaman ideologi transnasional yang dapat memecah belah bangsa," pesannya.
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Menko PMK, Ravic Karsidi, yang hadir mewakili Menko PMK pada seminar nasional tersebut mendorong kader Kepanduan HW untuk merevitalisasi nilai-nilai HW agar adaptif dengan tantangan global.
Kegigihan Jenderal Besar Sudirman dalam mempertahankan bangsa hingga menjadi pahlawan nasional, menurut mantan Rektor UNS tersebut, harus diteladani bersama di tengah tantangan bangsa yang terus silih berganti seperti adanya revolusi industri 4.0, hingga adanya ancaman benturan peradaban.
Dalam konteks peran keindonesiaan, Muhammadiyah maupun Hizbul Wathan menurut M. Tafsir selaku Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, sudah menjadi kewajiban untuk membantu pemerintah, sebagai contoh dalam menyebarkan gerakan revolusi mental. "Salah satu poin Kepribadian Muhammadiyah adalah membantu pemerintah, maka kita jadikan pemerintah sebagai mitra untuk membangun Indonesia, namun tetap kritis," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Teritorial Korem 074/Warastratama, Letkol. Caj. Achsin yang hadir sebagai salah satu narasumber, menyambut baik Seminar Penguatan Keindonesiaan yang dilakukan oleh Hizbul Wathan, karena menurutnya saat ini banyak tantangan bangsa di antaranya nasionalisme dan patriotisme menurun, pemahaman sejarah berkurang, dan lupa akan budaya bangsa.
Sebagai langkah nyata dalam mencintai Indonesia, pada seminar nasional tersebut diadakan penandatanganan bersama "Komitmen Mulia Hizbul Wathan dalam Mencegah Krisis Iklim". Menurut Ketua Kwartir Wilayah HW Jawa Tengah, Ramanda Sukasno, kegiatan tambahan tersebut merupakan cinta nyata HW untuk merawat alam dan lingkungan, khususnya alam dan lingkungan Indonesia yang keindahannya telah dikenal dunia. (FS)