Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pertarungan di Ambang Perubahan
22 Oktober 2024 12:55 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Faqih Rabbani Al-Qusyairi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Negara ini, bagaikan kapal yang terombang-ambing di tengah badai, menghadapi transisi yang tidak hanya mengubah struktur pemerintahan, tetapi juga mengguncang jiwa rakyat yang haus akan perubahan. Di satu sisi, terdapat koalisi lama yang angkuh, berdiri dengan kepentingan yang menyatu dalam jaring kegelapan. Mereka adalah para penguasa yang terbuai dalam legitimasi kekuasaan, yang telah memanah habis sumber daya dan mengabaikan suara-suara kecil yang merindukan keadilan.
ADVERTISEMENT
Namun, politik adalah panggung yang dinamis, arena di mana loyalitas bisa berubah secepat kilat. Dalam sekejap, teman bisa bertransformasi menjadi musuh, dan senyum yang tulus bisa menyimpan niat yang tak terduga. Sang pemimpin menyadari bahwa di balik wajah-wajah akrab yang berdiri di sampingnya, ada potensi pengkhianatan yang mengintai, siap menancapkan belati pada momen kelemahan.
Dia berjuang di tengah labirin intrik dan bisikan, merangkai strategi demi strategi, menghadapi arus deras yang berusaha menenggelamkannya. Dalam hatinya, ada satu keyakinan: bahwa kekuasaan yang sejati berasal dari rakyat, bukan dari permainan kotor di balik layar. Dia mengumpulkan sekutu-sekutu baru, wajah-wajah yang tidak takut melawan arus, membentuk aliansi demi cita-cita yang lebih tinggi.
Namun, setiap langkahnya dipenuhi risiko. Sebuah kesetiaan bisa berakhir dalam sekejap, seperti cahaya lilin yang padam ditelan malam. Di balik senyuman manis, terpendam niat terselubung yang bisa menghancurkan impian yang baru saja ia bangun. Dalam sorotan mata yang penuh harapan, ada bayangan kekecewaan yang menunggu untuk dilahirkan.
ADVERTISEMENT
Dalam pertempuran ini, dia belajar bahwa kekuasaan bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan yang penuh liku. Setiap keputusan yang diambil, setiap suara yang didengar, adalah bagian dari sebuah simfoni yang tidak bisa dikuasai oleh satu individu. Dalam perjuangannya, dia menyadari bahwa, meski dunia politik dipenuhi intrik dan pengkhianatan, ada satu hal yang tak tergantikan: keyakinan untuk membangun masa depan yang lebih baik, bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk setiap jiwa yang mengharapkan perubahan.
Dan di tengah badai yang mengamuk, ia berdiri teguh, siap menghadapi segala tantangan, dengan harapan membara di dadanya dan tekad yang takkan padam. Sebab, dalam setiap langkahnya, ia adalah suara bagi yang terpinggirkan, cahaya bagi yang tersesat dalam gelapnya kekuasaan.
ADVERTISEMENT