Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Memahami Teori Belajar Psikologi Kognitif
27 Oktober 2024 2:18 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Farah Noorhayati (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek kognitif serta interaksi antara individu dengan lingkungannya. Selama beberapa dekade, pendekatan dalam memahami bagaimana manusia belajar telah berkembang, salah satunya melalui teori belajar dalam psikologi kognitif. Teori ini menawarkan perspektif penting tentang bagaimana informasi diproses, diolah, dan disimpan dalam memori individu. Psikologi kognitif berfokus pada proses mental yang mendasari pembelajaran, seperti persepsi, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan, yang semuanya memainkan peran penting dalam pembelajaran yang efektif.
ADVERTISEMENT
Belajar psikologi kognitif merupakan pembelajaran memahami, memproses, serta mengolah sebuah informasi dan disimpan dalam memori. Kognitif hanya sebatas itu, tidak sampai ke tahap praktek meneliti, mempelajari, atau berpikir lebih dalam lagi. Agar mengetahui lebih lengkap terakit teori kognitif, maka simaklah artikel berikut ini!
Definisi Teori Belajar Kognitif
Teori psikologi kognitif merupakan bagian penting dari ilmu kognitif yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam perkembangan psikologi pendidikan. Pendekatan ini menekankan pentingnya memahami proses mental internal pada manusia. Para ahli kognitif berpendapat bahwa perilaku manusia tidak dapat sepenuhnya diukur atau dijelaskan tanpa melibatkan proses mental, seperti motivasi, niat, dan keyakinan. Pendekatan kognitif seringkali dipertentangkan dengan pendekatan behavioristik. Menurut beberapa ahli, teori behaviorisme dianggap tidak lengkap karena tidak memperhitungkan proses mental yang berkaitan dengan berpikir, memilih, dan mengambil keputusan, serta cenderung mengabaikan aspek emosional.
ADVERTISEMENT
Dalam pandangan psikologi kognitif, belajar pada dasarnya adalah proses mental, bukan hanya perilaku jasmaniah, meskipun perilaku eksternal lebih tampak dalam berbagai aktivitas belajar siswa. Misalnya, ketika seorang anak belajar membaca dan menulis, ia menggunakan alat jasmaniah seperti mulut dan tangan. Namun, tindakan mengucapkan kata atau menulis bukan sekadar respons terhadap stimulus, melainkan hasil dari dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Jean Piaget, seorang psikolog terkemuka, menyatakan bahwa anak-anak memiliki dorongan bawaan untuk belajar.
Dalam pandangan Piaget, perkembangan kognitif anak-anak terjadi melalui serangkaian tahapan yang jelas, di mana mereka secara aktif berinteraksi dengan lingkungan dan membangun pemahaman mereka sendiri tentang dunia. Menurut Piaget, anak-anak tidak hanya menyerap informasi secara pasif; mereka memiliki dorongan untuk memahami dan memberi makna pada apa yang mereka lihat, dengar, dan alami. Proses belajar ini bersifat konstruktif, yang berarti bahwa anak-anak menggunakan pengalaman mereka untuk mengembangkan skema (struktur mental) dan kemudian mengubah atau memperluas skema tersebut melalui proses asimilasi dan akomodasi.
ADVERTISEMENT
Maka dapat disimpulkan bahwa definisi teori psikologi belajar kognitif ialah teori belajar yang lebih banyak melibatkan alat jasmniah serta dari pengalaman yang kemudian akan direkam melalui otak. Proses belajar kognitif ini hanya sampai mengolah, mencari dan merekam informasi yang didapatkan individu dan disimpan ke otak. Teori kognitif juga bersifat konstruktif yang artinya individu menggunakan pengalaman untuk mengembangkan skema mereka.
Awal Kemunculan Teori Belajar Kognitif
Psikologi kognitif mulai berkembang dengan munculnya teori belajar Gestalt. Fondasi teori Gestalt diletakkan oleh Max Wertheimer (1880-1943), yang meneliti tentang persepsi dan pemecahan masalah. Kontribusi ini kemudian dilanjutkan oleh Kurt Koffka (1886-1941), yang menjelaskan secara rinci hukum-hukum persepsi, serta Wolfgang Kohler (1887-1959), yang mempelajari fenomena insight pada simpanse.
ADVERTISEMENT
Penelitian-penelitian mereka melahirkan Psikologi Gestalt, yang menekankan pentingnya konfigurasi, struktur, dan pola dalam pengalaman. Menurut pandangan Gestalt, pengalaman memiliki struktur tersendiri dan dipahami sebagai keseluruhan. Dalam konteks belajar, individu mengamati rangsangan sebagai suatu kesatuan yang terorganisir, bukan sebagai bagian-bagian terpisah.
Salah satu konsep utama dalam Psikologi Gestalt adalah insight, yakni pemahaman mendadak mengenai hubungan antara elemen-elemen dalam suatu situasi masalah. Wertheimer (1945), salah satu tokoh Gestalt, mengaitkan penelitiannya dengan proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan pengamatannya, ia menyayangkan penggunaan metode hafalan di sekolah, dan menekankan bahwa siswa seharusnya belajar dengan pemahaman, bukan sekadar menghafal materi secara mekanis. Dalam pandangan para Gestaltis, proses belajar selalu melibatkan insight atau pemahaman terhadap hubungan antara komponen-komponen yang ada.
ADVERTISEMENT
Garis Besar Teori Belajar Kognitif
Teori belajar psikologi kognitif merupakan teori pembelajaran yang paling dasar. Dalam prakteknya, kognitif hanya mengandalkan pengalaman yang kemudian diolah, diproses serta direkam ke dalam otak. Informasi dari pengalaman tersebut yang kemudian akan tersimpan ototmatis ke dalam otak individu. Kognitif hanya sebatas tahap merekam apa yang individu lihat, sekedar tahu informasi tersebut tanpa mengetahui lebih dalam tentang informasi tersebut.
Misalkan saja pada anak-anak balita yang sedang aktif belajar mengetahui banyak hal. Anak tersebut dapat melihat bahwa benda tersebut sendok, namun dia hanya tau bahwa benda tersebut bernama sendok dan tidak mengetahui lebih dalam serta lengkap fungsi sendok, manfaat sendok, serta bahan pembuatan sendok tersebut. Maka dapat diartikan teori belajar kognitif merupakan teori paling dasar dalam hal belajar.
ADVERTISEMENT