Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pribadi yang Bersinar & Berkarisma
28 Agustus 2022 22:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Farhanah Fitria Mustari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ditulis oleh: Farhanah Fitria Mustari (Managing Director of Yayasan Teman Saling Berbagi)
Setiap saya mendapatkan kesempatan untuk berbicara di sebuah forum tentang topik kepercayaan diri. Kerap kali mendapatkan pertanyaan dari audiens tentang bagaimana menjadi individu yang berkarisma. Sebuah pertanyaan yang berani dan reflektif. Frasa “karisma” seakan-akan adalah kosa kata yang langka dan hanya orang terpilih yang berhak mendapatkannya.
ADVERTISEMENT
Padahal, menjadi karismatik berkaitan dengan kepercayaan diri. Artinya, setiap dari kita memiliki peluang menuju pribadi yang menarik. Sayang sekali, lingkungan di rumah maupun pendidikan formal masih banyak yang belum terbiasa untuk menyuarakan pentingnya membangun kepercayaan. Khususnya, kepercayaan terhadap diri sendiri.
Kepercayaan diri adalah sikap positif terhadap keterampilan, kompetensi, dan kemampuan yang berada dalam individu. Sebelum beranjak lebih jauh, sudahkah kita mengetahui kelebihan diri dengan porsi lebih banyak dibandingkan kelemahan? Jika, belum dan ragu. Saya menyarankan untuk tidak apa-apa mengambil jeda sebagai bentuk refleksi batin terhadap diri sendiri.
Dalam prosesnya, kepercayaan diri melebihi keberanian berbicara di depan umum. Seperti gunung es, di dalamnya terdapat unsur pengakuan terhadap diri sendiri, kemampuan memaafkan masa lalu yang tidak baik, hingga daya lenting untuk siap gagal berkali-kali. Bahkan, salah satu faktor penentu kepercayaan diri yang seringkali diabaikan adalah berada dalam lingkungan yang seperti apa. Apakah lingkungan tempat kita hidup sehari-hari lebih banyak melemahkan dibandingkan sebaliknya? Sebaiknya, kita segera bergegas untuk bijaksana dalam berinteraksi.
ADVERTISEMENT
Dalam lingkungan keluarga, tak dipungkiri seorang anak yang diberikan keyakinan oleh orang tuanya untuk menghidupkan mimpinya memiliki kemungkinan untuk sukses lebih besar dibandingkan mereka yang tak didukung. Kekuatan dukungan sosial sudah teruji secara literatur dan bagaimana implikasi membentuk daya lenting individu. Artinya, selalu ada peluang untuk kita menjadi yakin dengan diri sendiri. Sehingga, persepsi miring bahkan meruntuhkan akan terminimalisir ketika kita berada dengan kelompok yang tepat.
Lebih daripada yang kita duga, kepercayaan diri semakin terbentuk akan menjadi bahasa tak bersuara (non-verbal) yang mampu mempengaruhi hati orang lain. Berita baiknya adalah seperti keterampilan sosial yang lain, kita bisa mempelajari kepercayaan diri seiring hidup. Dalam kata lain, kita tidak terlambat untuk memulai langkah nan berarti ini. Bukankah apabila perilaku ini senantiasa diulang akan menjadi kebiasaan dan lambat laun menjadi insting (instinctive)?
ADVERTISEMENT
Wah, saya semakin optimis untuk menguatkan bintang di hati karena dengan cara demikian kita bisa berkharisma dengan versi terbaik kita. Bahkan, mereka yang berkarisma selalu menyimpan perasaan tenang bagi kita yang melihatnya. Berarti kepercayaan diri bukan memadamkan sinar orang lain melainkan menyesuaikan terang. Lebih bagus lagi, kita bisa menjadi terang setelah gelap. Menarik bukan?