Konten dari Pengguna

Menalar Panjangnya Sejarah Bumi dengan Skala Waktu Geologis

Hafiz Fatah
Gov Disaster Risk Analyst
10 Desember 2022 19:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hafiz Fatah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tabel sederhana skala waktu geologi. Gambar dibuat oleh Jonathan R. Hendricks.
zoom-in-whitePerbesar
Tabel sederhana skala waktu geologi. Gambar dibuat oleh Jonathan R. Hendricks.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilmuwan kebumian pada umumnya menjelaskan suatu peristiwa menggunakan periode waktu yang tertera pada skala waktu geologis.
ADVERTISEMENT
Contohnya saat Awang Satyana, geolog purna bakti Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), menjelaskan asal-usul Sesar Cimandiri dengan Sesar Lembang.
"Sesar Cimandiri berasal sebagai gawir pembatas fisiografi-bentang alam/morfologi Plato/Tinggian Jampang di Sukabumi selatan (Pannekoek, 1946; van Bemmelen, 1949). Jadi Sesar Cimandiri bermula sebagai elemen morfostruktur. Terjadi pada sekitar Miosen Awal-Tengah (20–15 juta tahun lalu)," tulisnya di Facebook. "Sesar Lembang di utara Bandung berasal dari Pleistosen Atas, 200 ribu tahun lalu, dari gawir runtuhan ke utara akibat pembentukan kaldera Gunung Sunda."
Skala waktu geologis adalah cara ilmuwan geologi membagi sejarah panjang Bumi ke dalam satuan-satuan yang merujuk pada periode tertentu. Fungsinya adalah untuk menjadi rujukan dalam membandingkan umur batuan dan fosil di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Rentang sejarah Bumi sepanjang 4,54 miliar tahun dibagi ke dalam beberapa hirarki subdivisi. Yang paling jamak disebut di Indonesia adalah pengelompokkan menjadi beberapa kurun, masa, zaman, dan kala.
Kurun adalah subdivisi yang paling besar. Di dalam satu kurun terdapat beberapa masa, dan di dalam suatu masa terdapat beberapa zaman, lalu di dalam suatu zaman terdapat beberapa kala.
Ini serupa dengan periodesasi yang dibuat oleh para sejarawan. Sejarah Indonesia pada masa Hindu-Buddha, misalnya, dapat lebih dirinci menjadi masa Kerajaan Kutai, Tarumanegara, hingga Sriwijaya dan Majapahit. Lalu periode kerajaan Majapahit dapat dibagi lagi menurut masa pemerintahan raja-raja yang pernah berkuasa.

Penanda Waktu

Setiap kurun, masa, zaman, dan kala dalam skala waktu geologi mewakili rentang waktu tertentu di masa lampau. Fosil "dari Zaman Kapur" atau "berumur Kapur" berarti merujuk pada jejak fauna atau flora yang hidup sekitar 150 juta sampai 66 juta tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Itu jauh lebih muda daripada Zaman Kambrium yang mewakili periode sekitar 540 juta hingga 485 juta tahun lalu. Namun jauh lebih tua daripada Kala Pleistosen yang baru mulai berlangsung sekitar 2,6 juta tahun lalu dan berakhir pada 11 ribu tahun yang lalu.
Dalam menyusun tabel skala waktu tersebut, ilmuwan kebumian menyoroti peristiwa-peristiwa penting yang dapat digunakan sebagai penanda waktu untuk membatasi satu periode dengan periode yang lain.
Batas antara Kurun Prakambrium dengan Kambrium, misalnya, ditandai kenaikan muka air laut dan melimpahnya fosil hewan yang terawetkan pada batuan. Fauna yang hidup pada akhir Prakambrium cenderung sederhana dan berbadan lunak, sejenis cacing atau ubur-ubur, sehingga sangat sedikit yang bertahan dalam bentuk fosil. Sementara ketika memasuki Kambrium, telah banyak hewan yang bercangkang keras seperti Trilobita.
ADVERTISEMENT
Rekaman fosil yang tercetak pada batuan berumur Kambrium jauh lebih banyak daripada periode sebelumnya, seiring dengan pesatnya perkembangan organisme multiseluler, sampai-sampai ilmuwan menyebut peristiwa ini sebagai "Ledakan Kambrium".
Demikian pula pada batas antara Zaman Kapur dan Zaman Paleogen, terjadi peristiwa penting dalam skala global berupa kepunahan massal seluruh jenis dinosaurus kecuali burung. Kepunahan tersebut dikaitkan dengan dengan jatuhnya meteor besar di Semenanjung Yukatan, Meksiko.

Pengait Sejarah Geologi

Pemahaman terhadap skala waktu geologis ini akan memandu kita menata informasi tentang sejarah geologi sesuai urutan kronologisnya. Sebaliknya jika tidak mengerti, maka pembacaan kita tentang peristiwa geologis dapat menjadi rancu dan membingungkan.
Kita tak perlu bertanya-tanya bagaimana misalnya, pengaruh erupsi besar Gunung Api Toba di Kala Pleistosen pada dinosaurus yang telah punah sejak akhir Zaman Kapur. Keduanya berasal dari masa yang jauh berbeda, sehingga tentu saja tidak berpengaruh sama sekali.
ADVERTISEMENT
Tabel skala waktu geologis adalah hasil penelitian selama ratusan tahun yang hingga saat ini masih terus diperbaiki menurut penemuan dan teknik penanggalan terbaru. Komisi Internasional untuk Stratigrafi (ICS) adalah lembaga yang berperan penting dalam mewadahi diskusi dan membentuk kesepakatan dalam penyusunan tabel tersebut.
Keberadaan referensi yang tunggal untuk membicarakan umur batuan atau fosil diharapkan dapat menghubungkan hasil studi dari belahan dunia mana pun. Dengan referensi tersebut, penelitian sains kebumian dapat saling melengkapi dalam menceritakan sejarah bumi secara utuh dan berkesinambungan.