Konten dari Pengguna

Autohandel Viehs: Jejak Dealer Mobil Terkenal di Kota Malang

Fatih Allam
Mahasisiwa S1 Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang (UM) Hobi Otomotif dan Sejarah dari berbagai aspek
12 Mei 2025 12:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatih Allam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Jalan Jodipan atau Jl. KH Ahmad Dahlan (Djodipanstraat), Kota Malang (Stadsgemeente Malang) terkenal adanya toko-toko yang menjual barang bekas sepeda. Yang unik di Jalan Jodipan terdapat dealer mobil pada masa kolonial Belanda dengan nama Autohandel Viehs. Dealer mobil pada masa kolonial Belanda terdapat banyak tetapi yang diketahui bangunan dealer mobil pada arsip Belanda terdapat dua yaitu N.V. Autohandel Beretty dan Autohandel Viehs.
ADVERTISEMENT
Autohandel Viehs merupakan dealer mobil terkenal pada masa kolonial Belanda dan berlokasi di Djodipanstraat (Jl. KH Ahmad Dahlan). Dealer ini juga menjadi pemasok produk-produk mobil ternama seperti Fiat, Chevrolet dan produk lainnya. Dealer mobil ini berdiri sekitar tahun 1930an dan dimiliki oleh seorang pengusaha bernama F. Viehs. Beliau terlibat pada pihak importir di bidang transportasi pada rapat usulan pajak kendaraan niaga yang tidak menggunakan bahan bakar bensin di rumah bapak Kwee Soen Tik (Soerabaiasch-Handelsblad, 1934, September 17). Selanjutnya, Autohandel Viehs digunakan untuk ruangan pertemuan kongres organisasi P.B.I. yang disewakan pada papan di depan gedung tersebut. Kongres P.B.I. (Persatuan Bangsa Indonesia) yang menghadirkan tokoh-tokoh termuka di Hindia Belanda seperti Raden Koesmadi (Sekretaris Jenderal Soerabaia), R.M.H. Soejono (Direktur Bank Nasional Soerabaia), Soedjono (Bendahara H. B. Bangil) dan komisaris Dr. Maäs dan Roesland serta beberapa anggota dewan Malang. Di ruangan Lorong berikutnya diisi peserta konferensi laki-laki dan perempuan yang merupakan tokoh-tokoh mantan P.N.I (Algemeen Handelsbad voor Nederlandsch-Indië, 1934, April 3). Dapat dikatakan, dealer mobil ini menjadi gedung serbaguna di Jalan Jodipan (Jl. KH Ahmad Dahlan), Kota Malang. Gambaran dari Autohandel Viehs, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Autohandel Viehs pada masa kolonial Belanda atau sekitar tahun 1930an. Sumber gambar dari KITLV (1930)
zoom-in-whitePerbesar
Autohandel Viehs pada masa kolonial Belanda atau sekitar tahun 1930an. Sumber gambar dari KITLV (1930)
Interior Autohandel Viehs pada masa kolonial Belanda atau sekitar tahun 1930an. Sumber gambar dari KITLV (1930)
Selanjutnya, Autohandel Viehs beralihfungsi menjadi toko mebel dengan nama Meubel Lie Men Sen. Berdirinya toko mebel Lie Men Sen belum diketahui dan jika ditelusuri melalui arsip koran Belanda rentang tahun 1934-1935. Kemungkinan bekas Autohandel Viehs menjadi gedung serbaguna dan dibeli oleh pengusaha tionghoa Lie Men Sen yang dijadikan toko mebel pada tahun 1934. Meubel Lie Men Sen menjual berbagai furnitur dengan harga yang kompetitif dengan model-model terbaru dan syarat pembayaran mudah dilakukan (De Indische Courant, 1934, September 5). Furnitur yang dijual seperti perabot modern, perabot ruang makan, perabotan salon dan perabotan kamar tidur dengan harga yang sangat murah (De Indische Courant, 1934, November 13). Pada tahun 1960an, toko mebel ini berganti nama menjadi Mebel Lima Sari. Pengantian nama toko kemungkinan karena adanya nasionalisasi yang mencakup kebijakan perdagangan pada tahun tersebut. Gambaran dari Meubel Lie Men Sen dan Mebel Lima Sari, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Meubel Lie Men Sen pada tahun 1940an. Sumber gambar dari Ayodya Han (IG) (2021)
Meubel Lie Men Sen pada tahun 1960an. Sumber gambar dari Ayodya Han (IG) (2021)
Meubel Lie Men Sen berganti nama menjadi Mebel Lima Sari. Foto dipotret pada tahun 1970an. Sumber gambar dari Ayodya Han (IG) (2021)
Gambar diatas dari akun Instagram (IG) Ayodya Han pada tahun 2021 dan beliau memberikan izin untuk di posting pada artikel populer.
ADVERTISEMENT
Toko Mebel Lima Sari bertahan sampai tahun 2004 dan toko ini berganti kepemilikan. Pada tahun 2004 sampai tahun 2019, bekas Autohandel Viehs dan Meubel Lie Men Sen menjadi gedung kosong. Sekitar tahun 2020an sampai saat ini, gedung ini digunakan sebagai tempat sanggar tari dengan nama Graha SSK Dance. Gambaran dari gedung serbaguna, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Bekas Autohandel Viehs dan Mebel Lie Men Sen saat ini menjadi tempat sanggar tari dengan nama Graha SSK Dance (Sanggar Graha SSK). Sumber gambar dari Dokumentasi Pribadi (2025)
Harapannya, gedung ini menjadi cagar budaya Kota Malang dan beberapa pihak pada lingkup BPCB, masyarakat sekitar serta pemilik gedung dapat mengetahui sejarah dari gedung ini. Dan juga, gedung ini tidak dirobohkan atau berubah menjadi gaya bangunan pertokoan modern.
Daftar Rujukan
Algemeen Handelsbad voor Nederlandsch-Indië. (1934, 3 April). P.B.I.-Congres De Opening.
De Indische Courant. (1934, 5 September). Groote Opruiming Meubelfabriek "Lie Men Sen".
ADVERTISEMENT
De Indische Courant. (1934, 13 November). Meubelfabriek "Lie Men Sen".
Soerabaiasch-Handelsblad. (1934, 17 September). De Transportsondernemers Bijeen.