Keterkaitan antara Motivasi Pelayanan Publik dan Kinerja Pegawai Pemerintah

Fatimah Badri Arrifai
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
8 Juni 2021 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatimah Badri Arrifai tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto : instagram.com/kasn_ri
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto : instagram.com/kasn_ri
ADVERTISEMENT
Tentu merupakan sebuah pernyataan klasik bahwa kinerja pegawai adalah elemen utama bagi organisasi, baik organisasi publik maupun swasta. Sebab, kinerja pegawai akan menentukan eksistensi organisasi tersebut dalam jangka panjang. Pembahasan pada artikel kali ini berkutat mengenai sektor publik secara spesifik, dimana kinerja pegawai harus terus diperhatikan. Mengapa? Karena tanpa kalian sadari, hal ini berkaitan dengan dampak secara signifikan yang dirasakan oleh kita sebagai masyarakat atas pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah melalui tangan pegawai pemerintah itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Motivasi dalam Pelayanan Publik
Motivasi pelayanan publik adalah ketika seseorang mengedepankan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingannya sendiri, yaitu untuk melayani kepentingan negara, bangsa, dan kemanusiaan (Syamsir, 2014:1). Di sisi lain, masih dalam makna yang sama, Motivasi Pelayanan Masyarakat (Public Service Motivation) merupakan kecenderungan seseorang untuk menyediakan pelayanan demi kebaikan masyarakat (Perry, Hondeghem dan Wise, 2009:4). Sehingga, dari kedua definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa motivasi pelayanan publik adalah sebuah dorongan untuk mencapai suatu keinginan yang menuntun pegawai pemerintah untuk membuat rencana, konsep, strategi, dan mengimplementasikannya melalui tindakan dengan penuh semangat yang tinggi dalam rangka mencapai keinginannya.
Kinerja sebagai Fondasi dari Pelayanan Publik
Terdapat setidaknya lima pengukuran kinerja yang penting bagi pelayanan publik, yaitu output (kualitas dan kuantitas), efisiensi, hasil layanan, responsiveness (kepuasan warga negara) dan hasil demokrasi (kejujuran dan akuntabilitas) (Boyne, 2006). Kinerja sendiri merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab mereka masing-masing, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral juga etika organisasi tempat dimana mereka bekerja (Prawirosentono, 1999).
ADVERTISEMENT
Apakah Ada Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Pemerintah?
Tentu ada! Terdapat keterikatan yang jelas antara motivasi kerja dengan kinerja, yang berarti bahwa secara tidak langsung motivasi kerja berpengaruh terhadap kualitas pelayanan publik (Rainey, 2009: 201). Kualitas pelayanan publik merupakan cerminan dan hasil dari kinerja pelayanan yang diberikan oleh para pegawai pemerintah. Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah akan selalu dinilai dan dikritik oleh kita sebagai masyarakat, bukan? Apakah sudah memenuhi atau sesuai dengan harapan masyarakat luas atau bahkan belum.
Motivasi kerja pegawai pemerintah sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah organizational tenure yaitu masa jabatan pegawai bekerja di organisasi tersebut. Anda sebagai pegawai dengan masa jabatan yang lebih lama tentu akan memiliki hubungan yang kuat dengan organisasi, termasuk dengan rekan kerja yang anda miliki. Masa kerja yang semakin lama biasanya akan menyebabkan munculnya komitmen dan motivasi kerja pegawai dalam pelayanan publik (Camilleri, 2007).
ADVERTISEMENT
Kedua yaitu pengembangan karir, berupa kesempatan yang diberikan organisasi kepada setiap pegawai untuk meningkatkan karir di organisasi tersebut. Peningkatan karir biasanya akan diikuti oleh peningkatan jumlah gaji, inilah yang mendorong pegawai untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Ketiga merupakan peningkatan tuntutan akuntabilitas yang diharapkan oleh masyarakat terhadap kinerja pegawai. Tuntutan akuntabilitas terbukti mendorong kementerian dan lembaga untuk terus menunjukkan keberhasilan program yang dilaksanakan demi mempertahankan anggaran dari pemerintah (S.R Smith ,1993). Sehingga secara tidak sadar, jika Anda diminta untuk memenuhi suatu pertanggungjawaban, Anda akan termotivasi dengan sendirinya.
Keempat berkaitan dengan tingkat pendidikan, pegawai yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan cenderung lebih termotivasi ingin membuktikan diri bahwa pegawai tersebut mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan pegawai dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Kelima yaitu pegawai yang memiliki hubungan kerja yang baik dengan atasan akan lebih menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini didorong oleh keinginan untuk tidak mengecewakan atasannya. Biasanya hubungan yang baik akan membuat Anda sebagai pegawai merasa lebih nyaman dalam menyampaikan pendapat atau kendala dalam pekerjaan yang ada.
Persepsi pegawai mengenai organisasi merupakan faktor penting dalam kaitannya dengan motivasi pelayanan publik. Persepsi positif akan menimbulkan pengaruh positif bagi pegawai. Biasanya jika Anda sebagai pegawai memiliki persepsi positif terhadap organisasi tempat Anda bekerja, akan menimbulkan rasa bangga pada diri Anda karena telah menjadi bagian dari organisasi tersebut. Persepsi pegawai mengenai organisasi tentu akan berdampak positif terhadap komitmen organisasional, motivasi layanan publik, dan kinerja yang baik (Camilleri, 2007).
ADVERTISEMENT
Referensi :
Boyne, George, A., et.all, 2006, Public Service Performance: Perspective on Measurement and Management, Cambridge University Press.
Camilleri, Emanuel., dan Van Der Heijden, Beatrice, I.J.M. 2007. Organizational Commitment, Public Service Motivation and Performance Within the Public Sector. Public Performance & Manajement Review, Vol. 31, 241-274.
Perry, James. L, Annie Hondeghem and Lois Recascino Wise. 2009. “Revisiting the Motivational Bases of Public Service: Twenty Years of Research and an Agenda for the Future”. Paper prepared for presentation at the International Public Service Motivation Research Conference, co-sponsored by the School of Public and Environmental Affairs,Indiana University, Bloomington and the Public Management Institute, Katholieke Universiteit Leuven, Bloomington, Indiana.
Prawirosentono, Suyadi, 1999. Manajement Sumber Daya Manusia: Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE Yogjakarta.
ADVERTISEMENT
Rainey, Hal G. 2009. Understanding and Managing Public Organizations. 4th edition. San Francisco: Jossey-Bass Publishers.
Smith, S. R., & Lipsky, M. 1993. Nonprofits for hire: The welfare
state in the age of contracting. Cambridge, MA: Harvard University.
Syamsir. 2014. “Public Service Motivation And Socio Demographic Antecedents Among Civil Service In Indonesia” International Journal Of Administrative Science And Organization Januari 2014 Volume 21 No.1