Konten dari Pengguna

DesaPreneurship : BBK 5 UNAIR Berdayakan UMKM Desa Sambirejo dalam Digitalisasi

Fauzan Wisnuwardhana
Mahasiswa Universitas Airlangga
29 Januari 2025 14:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fauzan Wisnuwardhana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat Desa Sambirejo terhadap digitalisasi, Mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga (UNAIR) sukses menyelenggarakan program sosialisasi DesaPreneurship: Digitalisasi Berdayakan UMKM pada Sabtu (18/01/2025) di Balai Desa Sambirejo.
ADVERTISEMENT
Selain 15 pelaku usaha, program ini turut dihadiri oleh kepala Desa Sambirejo dan bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada masyarakat mengenai digitalisasi sekaligus mendorong partisipasi aktif. Dalam sambutannya, Hari Liswanto, selaku kepala Desa Sambirejo, menyampaikan pentingnya peran semua pihak dalam mewujudkan pembuatan dan penggunaan digitalisasi yang mencakup Qris, E-Commerce, dan Google Maps.
“Dengan program ini, saya berharap panjenengan semua dapat mengoptimalkan era digitalisasi dengan maksimal guna mengembangkan usahanya masing-masing.” tutur Hari.
Setelah rangkaian sambutan, program ini dilanjut dengan pemaparan materi oleh 2 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR, Yahya Ayash Mujahid dan Septi Dwi Kristiyanti. Dalam paparannya, Septi menekankan pentingnya penggunaan Qris dan Google Maps dalam meningkatkan nilai transaksi UMKM.
ADVERTISEMENT
“Dengan Qris, kita bisa menjangkau pembeli lebih luas, terlebih sekarang, masyarakat sudah beralih ke sistem transaksi non-tunai atau cashless, sehingga Qris dapat meningkatkan nilai transaksi.” jelas Septi.
Septi juga menjelaskan tata cara pembuatan Qris dan Google Maps secara detail melalui presentasinya, di akhir sesi, partisipan melakukan praktik langsung dipandu oleh seluruh Mahasiswa BBK 5 UNAIR.
Sementara itu, Yahya selaku pembicara kedua memaparkan manfaat E-commerce bagi UMKM, terutama yang menjual produk khas lokal. Ia juga menekankan besarnya pangsa pasar di E-commerce yang meningkat signifikan dari tahun ke tahun.
“Menurut data dari Bank Indonesia, sejak tahun 2018, nilai transaksi E-commerce terus naik setiap tahunnya, bahkan di tahun 2024 kemarin menyentuh angka 689 triliun atau 20,45 persen dari tahun sebelumnya.” ungkap Yahya.
ADVERTISEMENT
Yahya menambahkan, hal tersebut berimbas terhadap menurunnya penjualan pada usaha yang berbasis on-site, terutama di kota-kota besar. Ia menuturkan bahwa digitalisasi membuat orang relatif malas untuk membeli barang secara langsung dan ingin lebih fleksibel, terlebih, E-commerce menawarkan berbagai promo menarik dan harga retail yang murah.
“Sehingga adaptasi ke E-commerce menjadi penting bagi UMKM untuk bertahan di era gempuran digitalisasi ini.” tangkasnya di akhir sesi.
Program ini mendapat sambutan dan apresiasi positif. Saat sesi QnA, terlihat antusiasme peserta dalam bertanya dan konsultasi terhadap kendala yang dihadapi masing-masing UMKM. Disisi lain, Mahasiswa BBK 5 UNAIR mampu menjawab dan memberikan solusi dengan baik.
Pipit, Salah satu peserta seka
Foto Mahasiswa BBK 5 UNAIR bersama pelaku usaha Desa Sambirejo saat sesi dokumentasi pada Sabtu (18/01/2025) di Balai Desa Sambirejo.
ligus pelaku usaha yang menjual produk dodol buah naga mengaku bahwa program ini sangat bermanfaat dalam memberikan edukasi terkait digitalisasi. Ia juga mengatakan bahwa program ini merupakan investasi jangka panjang bagi seluruh UMKM di Desa Sambirejo yang ingin mengembangkan usahanya.
ADVERTISEMENT