Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Awal dan Akhir Ramadan dalam Perspektif Muhammadiyah
29 Desember 2024 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fauziah Ika Mawarni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki metode khas dalam menentukan awal dan akhir Ramadan. Metode ini didasarkan pada pendekatan ilmiah melalui hisab hakiki, yang memanfaatkan perhitungan astronomi modern untuk menentukan posisi bulan. Dalam artikel ini, akan dijelaskan dasar-dasar penentuan awal dan akhir Ramadan menurut Muhammadiyah, perbedaan metode ini dengan pendekatan lain, serta referensi yang menjadi landasannya.
ADVERTISEMENT
Metode Muhammadiyah: Hisab Hakiki dan Wujudul Hilal
Muhammadiyah menetapkan awal bulan hijriah berdasarkan dua kriteria utama:
Metode ini tidak mensyaratkan hilal harus terlihat secara langsung, melainkan cukup dengan keberadaan hilal di atas ufuk. Hisab hakiki yang digunakan Muhammadiyah memungkinkan penentuan kalender hijriah jauh sebelum waktu aktual, memberikan kepastian waktu bagi umat Islam.
Landasan Dalil dan Ilmiah Muhammadiyah
QS. Yunus: 5
ADVERTISEMENT
Ayat ini menjadi dasar penting bagi Muhammadiyah dalam memanfaatkan ilmu astronomi untuk menentukan waktu, termasuk awal bulan hijriah.
Muhammadiyah menafsirkan hadis tentang rukyat dalam konteks zaman Nabi, ketika teknologi penghitungan belum berkembang. Contohnya:
Muhammadiyah memandang bahwa metode rukyat merupakan cara yang relevan pada masa itu, tetapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan, hisab kini menjadi lebih praktis dan akurat.
Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah secara resmi menetapkan penggunaan hisab hakiki sejak awal abad ke-20. Fatwa ini menegaskan bahwa hisab adalah metode syar’i yang didukung oleh
ADVERTISEMENT
nash Al-Qur'an dan hadis, serta dapat diandalkan secara ilmiah.
Metode penentuan awal dan akhir Ramadan menurut Muhammadiyah didasarkan pada kombinasi ajaran syariat dan kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan menggunakan hisab hakiki dan kriteria wujudul hilal, Muhammadiyah menawarkan metode yang praktis, ilmiah, dan relevan di era modern. Serta, Muhammadiyah sangat cermat dalam melakukan perhitungan hisab, karena dibutuhkan kriteria tertentu untuk menerjemahkan hasil perhitungan angka menjadi penetapan awal bulan dalam kalender Hijriah. Meski berbeda dengan pendekatan pemerintah, perbedaan ini hendaknya dipandang sebagai kekayaan khazanah keislaman yang perlu dihormati.
Tujuan utama dari metode apa pun adalah memastikan pelaksanaan ibadah Ramadan sesuai dengan syariat, sekaligus meningkatkan ketakwaan umat kepada Allah SWT.