Konten dari Pengguna

Media Sosial dan Kaitannya dengan Gejala Anoreksia Nervosa pada Remaja

Fauzy Muhammad
Mahasiswa Profesi Ners UM Surabaya dan Ketua Umum LSO Kesehatan IMM Surabaya 2023/2024
20 April 2025 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fauzy Muhammad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Diet blue plate with centimeter peas and basil. unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Diet blue plate with centimeter peas and basil. unsplash.com
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya zaman, digitalisasi sudah menampakan kiprahnya dengan menguasai semua sektor yang membantu masyarakat dalam menjalankan aktivitas yang juga disebut fleksibel. Hal ini tentunya membuat masyarakat termasuk kaum muda merasakan dampaknya. Dari sekian banyaknya manfaat yang dapat dirasakan oleh penggunanya, ternyata kaum muda masih dikatakan belum sepenuhnya siap menerima kemajuan ini. Bisa dilihat dari angka pengguna digital sektor sosial media, telah banyak yang menjadi korban dari kemajuan yang begitu pesat ini. Contoh kecilnya seperti tren untuk tidak gemuk atau lebih populer disebut badan ideal. Konsep seperti ini terjadi akibat seringnya muncul di platform sosial media dan membuat hegemoni terhadap kaum muda yang merasa harus mengikuti yang umum terjadi didalam layar smartphone atau laptop. Hal ini memicu terhadap kehawatiran yang berlebihan dan takut berat badannya bertambah yang menyebabkan mengatur pola makannya se ekstrem mungkin. Problem seperti ini disebut dengan gejala Anoreksia Nervosa, adalah kondisi yang kompleks dan berpotensi mengancam jiwa yang ditandai dengan perilaku makan yang mengganggu yang berdampak signifikan pada fungsi fisik dan psikososial. Anoreksia nervosa sendiri merpakan gangguan makan serius yang sering menyerang remaja, terutama perempuan, meskipun laki-laki juga dapat mengalaminya.
ADVERTISEMENT
Kaitannya dengan Remaja
Populasi remaja memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan makan karena perubahan perkembangan yang memengaruhi persepsi mereka. Usia puncak timbulnya anoreksia nervosa pada pria dan wanita adalah 15–19 tahun, gangguan ini ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan akibat pembatasan makan yang ketat, sering kali disertai ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan, meskipun tubuh penderita sudah sangat kurus. Ketakutan ini biasanya didorong oleh distorsi citra tubuh, di mana penderita melihat dirinya sebagai "gemuk" meskipun secara objektif berat badan mereka sudah jauh di bawah normal. Perilaku seperti ini sangat membahayakan bagi kesehatan mental dan fisiknya, karena terus-terusan merasa bahwa dirinya sudah tidak ideal lagi yang menyimpan ketakutan begitu besar dan sudah lebih dari teman sebayanya, sehingga menforsir porsi makan begitu ketat dan berdampak pada penurunan asupan masuk yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga tubuh mengalami kekurangan asupan baik akibat persepsi tersebut.
ADVERTISEMENT
Tanda-tanda Anoreksia Nervosa
Gejala fisik yang dapat muncul meliputi kelelahan kronis, rambut yang mudah rontok, kulit kering, kedinginan terus-menerus, hingga berhentinya menstruasi pada remaja perempuan. Selain itu, penderita anoreksia juga kerap menunjukkan perilaku obsesif terhadap makanan, seperti menghitung kalori secara ekstrem, membagi makanan menjadi potongan kecil-kecil, atau mengatur makanan di piring dengan cara tertentu. Banyak di antara mereka yang menghindari acara sosial yang melibatkan makanan atau bahkan berbohong mengenai jumlah makanan yang telah dikonsumsi. Tidak jarang pula penderita mencoba menurunkan berat badan dengan cara tidak sehat, seperti menggunakan obat pencahar atau berolahraga secara berlebihan, meskipun tubuh mereka sudah sangat lemah. Secara psikologis, anoreksia sering kali berkaitan dengan perfeksionisme ekstrem, kecemasan, atau depresi, yang memperburuk kondisi mereka. Gangguan ini tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga berdampak pada kesejahteraan mental dan kehidupan sosial penderita, sehingga memerlukan penanganan segera oleh tim medis dan psikolog untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam jiwa.
ADVERTISEMENT
Pencegahan Anoreksia Nervosa
Pencegahan anoreksia nervosa membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan individu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan tentang pentingnya pola makan sehat dan hubungan positif dengan tubuh sejak usia dini adalah langkah awal yang penting. Orang tua dapat berperan dengan memberikan contoh pola makan yang seimbang, menghindari komentar negatif tentang penampilan fisik, dan mendorong anak untuk fokus pada kekuatan serta kemampuan mereka, bukan hanya penampilan. Di lingkungan sekolah, guru dan konselor dapat memberikan edukasi tentang dampak buruk dari standar kecantikan yang tidak realistis dan pentingnya menerima keragaman bentuk tubuh.