Yuk Kenalan dengan Pentingnya SADARI

Fayakun Nur Rohmah
Dosen Kebidanan Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
1 November 2022 5:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fayakun Nur Rohmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kanker payudara menjadi peringkat yang kedua di dunia dengan persentase sebesar 11,6%. Terjadi kecenderungan peningkatan prevalensi kanker di Indonesia. 80% pasien datang ke layanan Kesehatan saat sudah dalam kondisi stadium lanjut sehingga prognosisnya tidak baik. Sedini mungkin kanker dapat di deteksi maka semakin cepat tata laksana diberikan dan angka kesembuhannya semakin tinggi. Padahal deteksi dini yang dapat dilakukan secara mandiri adalah dengan Periksa Payudara Sendiri atau yang biasa disingkat SADARI. SADARI adalah untuk memeriksa kondisi payudara wanita dari benjolan, perubahan warna dan tekstur kulit payudara. SADARI dapat dilakukan setiap hari ke 7 s.d 10 setiap bulannya, dihitung mulai dari hari pertama haid. Bagaimana jika tidak haid atau sudah menopause? SADARI tetap dapat dilakukan setiap bulan pada tanggal yang sama.
ADVERTISEMENT
Siti Arifah, S.ST., MH sebagai ketua Tim mengatakan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat perlu dilakukan edukasi terus menerus. Kegiatan ini bertim dengan Fayakun Nur Rohmah, S.ST., MPH selaku dosen kebidanan Universitas 'Aistyiyah Yogyakarta dan mahasiswa bermitra dengan PKK Desa Brontokusuman melaksankan edukasi berkaitan dengan deteksi dini kanker payudara" Ujarnya. Tim tersebut mengajak anggota PKK untuk mengenal apa itu Kanker Payudara, bagaimana tanda dan gejalanya, apa saja faktor risikonya dan bagaimana caranya melakukan Deteksi Dini Kanker Payudara. Dengan pengetahuan yang baik diharapkan wanita mempraktikkan SADARI setiap bulan, sehingga jika ditemukan benjolan sekecil apapun pada pemeriksaan SADARI dapat segera datang ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS).
Menurut Fayakun "Kegiatan Edukasi semacam ini sangat diperlukan sebagai upaya prevetif oleh masyarakat supaya angka kesakitan dan kematian akibat kanker payudara tidak semakin meningkat. Menunda berarti memberi kesempatan sel kanker berkembang dan mengurangi kesempatan untuk sembuh"
Pelaksanaan Edukasi Deteksi Dini Kanker Payudara. Sumber foto : Koleksi Pribadi