Konten dari Pengguna

Di Bawah Bayangan Virus Corona, Jiwa Santuy dan Solidaritas Indonesia Rapuh

Faza Alfansuri
Jurnalis, Content Creator, dan Novelis
19 Maret 2020 17:24 WIB
clock
Diperbarui 28 Maret 2020 21:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faza Alfansuri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

zoom-in-whitePerbesar

Pada hari Senin siang Presiden Indonesia, Joko Widodo, mengumumkan 2 warga negara Indonesia positif Covid-19 atau lebih sering kita sapa Corona, kedua orang ini merupakan ibu dan anak. "Ibu itu di Indonesia. Sudah di rumah sakit. Saya sampaikan bahwa yang warga negara Jepang bertemu dengan anaknya ibu yang umur 31 tahun dan ibunya 64 tahun itu ada di Indonesia," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2020).
ADVERTISEMENT
Setelah pengumuman perdana ini, bak di landa bencana luar biasa, sebagian masyarakat Indonesia mengalami yang namanya kepanikan yang padahal biasanya masyarakat Indonesia terkenal dengan kesantuyan nya. Fenomena kepanikan ini di sebut panic buying (pembelian panik), maksudnya masyarakat membeli sesuatu dengan jumlah yang banyak/penimbunan karena rasa takut. Bukan Indonesia kalau tidak ada pemeran antagonis (penjahat), banyak oknum-oknum yang memanfaatkan fenomena ini untuk mencari keuntungan lebih, semisal menimbun barang dengan jumlah besar supaya barang nya langka di pasaran, kemudian menjual nya kembali dengan harga sangat tinggi. Itulah yang terjadi pada barang semisal masker dan kebutuhan lain nya. Dalam keadaan ini pemerintah telah gagal dalam menjaga stabilitas harga.
Kesan yang buruk untuk sebuah negara yang pertama kali mengumumkan warganya terjangkit virus Corona. Padahal negara-negara yang terlebih dahulu terjangkit virus Corona mengalami panic buying dan itu malah memperburuk keadaan, harusnya masyarakat dapat mengambil pelajaran. Bisa diambil kesimpulan bahwa panic buying hanya menambah masalah baru di kalangan masyarakat, selain menyebabkan penimbunan di mana-mana hal ini juga bisa mengakibatkan inflasi.
ADVERTISEMENT
Dalam kejadian pertama virus corona ini ada hal yang menarik lainya untuk di bahas, yaitu berita hoax yang merasuki jiwa-jiwa santuy menjadi panik. Berita hoax soal Corona ini cepat menyebar baik berbentuk video atau sebuah narasi tulisan melalui media sosial. Tapi wabah corona ini juga menjadikan jiwa-jiwa apatis menjadi peduli bumi dengan berbondong-bondong membuat story di media sosial mereka “Lekas membaik Bumi ku”, semoga tidak hanya sekedar story saja tapi menjadi aksi nyata menjaga bumi ini untuk selalu lestari.
Beberapa hari setelah pengumuman pasien pertama dan kedua virus Corona, banyak sekali ke gagapan pemerintah dalam menanggulangi wabah virus Corona, secara komunikasi pemerintah pusat dengan daerah tidak terlalu baik, contoh nya pada saat wali kota Depok mengumumkan pasien 01 dan 02 dengan serampangan, mengakibatkan sebagian masyarakat di rugikan dengan hal demikian. Tidak sinkron nya pemerintah pusat dan daerah seharusnya tidak terjadi lagi. Kemudian kurang siapnya pemerintah Indonesia dari segi fasilitas untuk menanggulangi corona menjadi tontonan yang membuat masyarakat panik, penelantaran pasien yang banyak di lakukan rumah sakit swasta bahkan sempat viral, kemudian di klarifikasi oleh Juru bicara pemerintah Indonesia khusus penanganan virus corona (COVID-19), Achmad Yurianto memang betul rumah sakit swasta tidak begitu suka jika ada pasien positif atau suspect Corona di rumah sakitnya, karena dengan demikian rumah sakit mereka tidak akan laku.
ADVERTISEMENT
Setelah 2 minggu lebih virus ini bertamu di Indonesia, padahal sudah jelas dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori bahwa adab bertamu itu tidak boleh lebih dari 3 hari, memang virus ini tidak punya adab, atau mungkin pemerintah yang tidak punya adab dalam mengurus rakyatnya. Patut di pertanyakan ketegasan pemerintah.
Tercatat pada hari Kamis lewat Juru bicara pemerintah Indonesia khusus penanganan virus corona (COVID-19), Achmad Yurianto menyatakan bahwa yang positif Corona bertambah menjadi 309 dan jumlah korban meninggal 25 orang, menjadi angka tertinggi kematian oleh virus Corona di kawasan asean. (2/19/2020)
Di bawah bayang-bayang wabah Corona pemerintah Indonesia harus lebih cepat tanggap secara terukur dalam melawan virus Corona. Sementara itu masyarakat Indonesia harus bersatu dan mematuhi segala himbauan dari pemerintah untuk social distancing (pembatasan sosial) dengan beraktivitas di rumah selama 14 hari ke depan.
ADVERTISEMENT
Beberapa kepanikan di awal munculnya Corona di negeri ini memang mengakibatkan solidaritas masyarakat dan pemerintah rapuh, namun Indonesia masih memiliki kesempatan untuk membuktikan pada seluruh dunia bahwa solidaritas dapat mengalahkan kepanikan dalam menghadapi situasi Corona ini.