Peran Mahasiswa Dalam Melawan Terorisme

Faza Alfansuri
Jurnalis, Content Creator, dan Novelis
Konten dari Pengguna
15 Mei 2018 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faza Alfansuri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber : www.CNBCINDONESIA.com
HimaPersisjakarta - (13/5/2018) baru ini kita semua dikejutkan dengan tragedi bom bunuh diri yang terjadi di surabaya. Lokasi bom bunuh diri tersebut terjadi di 3 titik berbeda dengan rentan waktu yang berdekatan, bom pertama terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, sekitar pukul 07.07 WIB. Bom kedua terjadi di Greja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya, sekitar pukul 07.45 WIB. dan bom ketiga terjadi di Greja Pantekosta Pusa Surabaya sekitar pukul 08.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Adapun dampak dari bom bunuh diri tersebut, 3 Gereja hancur, 13 korban tewas, dan 41 korban luka. Hal ini pun berdampak bagi mental masyarakat Surabaya.
Hal ini jelas menjadi sorotan publik, pasalnya tindakan terorisme sangatlah sensitif di Indonesia, terkadang banyak spekulasi-spekulasi yang merugikan pihak lain atau suatu golongan. Akantetapi sekiranya Masyarakat perlu bertindak dewasa dalam menyikapi sebuah masalah jangan terlalu mudah menyimpulkan sesuatu. Ikuti saja perkembangan dari pihak kepolisian, dan terus bekerjasama dengan aparat kepolisian dalam menyelidiki kasus tersebut.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, pelaku bom bunuh diri yang terjadi di tiga gereja, tidak lepas dari jaringan ISIS. Pasalnya, ISIS mempunyai pendukung utama di Indonesia yakni kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).
ADVERTISEMENT
JAT sendiri didirikan Aman Abdurrahman, yang saat ini tengah menjalani tahanan sebagai terdakwa kasus bom Thamrin. Sedangkan satu keluarga yang merupakan pelaku bom bunuh diri di Surabaya adalah sel-sel dari JAD.“Kelompok mana yang melakukan aksi ini (teror bom di surabaya), tidak lepas dari JAD, JAT yang merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia,” terang Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian di RS Bhayangkara Surabaya.
Kemudian ada kehawatiran lain dari masyarakat yaitu mengenai perekonomian di Surabaya apakah akan terganggu, hal ini di jawab oleh Tito Sulistio selaku direktur utama BEI “Pengalaman pada terot bom Thamrin 14 Januari 2016, teror tersebut tidak terlalu berpengaruh besar terhadap kegiatan di Pasar Modal.
Melihat hal ini, Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMA PERSIS) DKI Jakarta yang di nahkodai oleh Zein Abdurahim berpendapat bahwa perlu adanya kontribusi dari Mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terpropokasi baik itu oleh berita, atau oleh golongan ISIS itu sendiri. oleh karenanya langkah awal dari itu Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam DKI Jakarta Mendeklarasikan sebuah sikap menanggapi tragedi bom ini sebagai berikut :
ADVERTISEMENT
Bismillahirrahmanirrahiem. Mudah-mudahan kita ada dalam lindungan Allah SWT. Dari kabar pemberitaan mengenai Aksi Bom Bunuh diri di 3 titik (gereja) di Surabaya pada tanggal 13 Mei 2018, yang menelan 13 korban meninggal dan 41 orang luka-luka, maka kami Hima Persis Jakarta menyatakan bahwa:
1. Mengutuk dengan keras peristiwa pemboman yang terjadi di Surabaya karena tidak mencerminkan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan. Apalagi saat ini Umat Islam sedang menyambut bulan suci Ramadhan yang penuh barokah.
2. Mendukung POLRI untuk mengusut tuntas kejadian Teror bom Surabaya dan melakukan tindakan yang seadil-adilnya.
3. Menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mengambil kesimpulan sendiri. Apalagi kesimpulan itu memiliki Tendensi yang menyudutkan pihak-pihak tertentu.
Sekian Sikap Hima Persis Jakarta dalam Kasus Teror Bom di Surabaya. Mudahan – mudahan tindakan seperti ini tidak terjadi lagi di Republik ini.
ADVERTISEMENT