Empowerment and Confidence Building bagi Perempuan melalui Solo Traveling

Riska Rahayu Roisiah
Peneliti Surabaya Academia Forum Universitas Muhammadiyah Surabaya
Konten dari Pengguna
1 Juli 2024 11:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riska Rahayu Roisiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Solo traveling, khususnya bagi perempuan, bukan hanya sekadar perjalanan fisik mengunjungi tempat-tempat baru, tetapi juga memainkan peran penting dalam memperkuat peran perempuan dalam ruang publik dan menantang stereotip gender yang sudah mapan serta bentuk ekspresi diri dan pengalaman pribadi yang memperkaya jiwa.
ADVERTISEMENT
Menurut profesor dan peneliti yang mempelajari kesetaraan gender dalam pariwisata di Griffith Institute for Tourism, Catheryn Khoo menyebutkan bahwa baik untuk mengunjungi negara baru atau domestik untuk melakukan perjalanan petualangan, solo traveling sangat bagus untuk pemberdayaan dan transformasi bagi perempuan. Dengan menjalani proses bepergian sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, perempuan mendapatkan rasa otonomi penuh atas dirinya. Sekaligus, ini adalah cara untuk menemukan jati diri yang baru, dan apa pun jenis perjalanan yang di pilih, solo traveling mendorong untuk keluar dari comfort zone dan membangun kepercayaan diri.
sumber: shuttertsock
Berbagi pengalaman solo traveling, baik di media sosial atau dengan teman, juga dapat memberdayakan perempuan lain untuk merasakan manfaat yang sama, menghilangkan stigma yang ada dan terjadi nya proses wowen support wowen.
ADVERTISEMENT
Menginspirasi Perempuan untuk Meraih Potensi Maksimal
Penelitian baru mengeksplorasi bagaimana solo traveling memberikan perubahan positif yang besar pada perempuan, termasuk meningkatkan perasaan kebebasan, kreativitas, kebahagiaan, dan pengembangan diri. Psikolog klinis Aileen Alegado mengatakan solo traveling bisa menjadi pengalaman yang membebaskan untuk menerobos hambatan sosial dan budaya yang menganggap tabu bagi perempuan untuk menjelajah dunia sendirian. Menurut Dr Alegado memaparkan bahwa solo traveling dapat membuat mereka lebih worthly, meningkatkan keterampilan memecahkan masalah dan memberi perempuan ruang untuk menjadi diri nya yang sebenarnya, yang semuanya mengarah pada meningkatkan harga diri.
Solo traveling memberi perempuan kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan dan minat mereka tanpa hambatan. Mereka dapat mengejar impian dan tujuan hidup mereka tanpa terpengaruh oleh norma-norma gender yang mengharuskan mereka untuk lebih berhati-hati atau pasif. Ini mendorong perempuan untuk meraih potensi maksimal mereka dalam karir, pendidikan, dan kehidupan pribadi, dengan percaya diri dan kesadaran akan kekuatan mereka sendiri. Melalui solo traveling, perempuan terlibat dalam interaksi lintas budaya yang mendalam. Mereka belajar menghargai dan menghormati perbedaan budaya, nilai-nilai, dan cara hidup, yang pada gilirannya memperluas pandangan mereka tentang dunia. Keterbukaan ini tidak hanya memperkaya pengalaman mereka sendiri, tetapi juga mengarah pada pengembangan sikap toleransi dan penghormatan terhadap keanekaragaman di masyarakat global.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Diana Sayed yaitu seorang aktivis hak-hak perempuan, pengacara dan CEO di Australian Muslim Women's Centre for Hak asasi Manusia bahwa solo traveling dapat membuat perempuan lebih sadar akan lingkungan sekitar karena tidak ada orang lain yang mengalihkan perhatian, sehingga mereka dapat menciptakan empati dan meningkatkan hubungan dengan orang lain.
Membenamkan diri dalam budaya lokal memberi kita banyak perspektif mengenai adat istiadat orang lain dan apa yang memengaruhi nilai-nilai dan tradisi mereka. Melalui solo travelling, kita dapat merasakan dunia berada pada posisi mereka yang dapat mengarah pada hubungan budaya, saling pengertian, dan kepekaan
Pendorong Perubahan Sosial dan Kebijakan
sumber: shutterstock
Peningkatan jumlah perempuan yang melakukan solo traveling juga dapat menjadi pendorong untuk perubahan sosial dan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender. Melalui pengalaman mereka, perempuan dapat memperjuangkan hak-hak mereka untuk mobilitas yang aman dan merdeka, serta membangun dukungan untuk kebijakan yang mendukung kebebasan dan kesetaraan bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin.
ADVERTISEMENT
Dr. Khoo menambahkan bahwa saat ini, tempat-tempat perkotaan sangat maskulin dan ini menciptakan hambatan bawah sadar bagi perempuan untuk bepergian. masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuat pariwisata lebih aman bagi perempuan. Kita perlu mulai membuat tempat yang aman bagi semua orang. Tujuan nya adalah menciptakan tempat yang netral gender sehingga perempuan merasa diterima untuk berkunjung sendiri.
Dengan demikian, solo traveling bukan hanya tentang liburan atau pengalaman pribadi semata, tetapi juga merupakan pernyataan kuat tentang kesetaraan gender dan hak perempuan untuk eksplorasi dan pengembangan diri. Melalui aktivitas ini, perempuan membangun fondasi yang lebih kuat untuk kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan, memainkan peran aktif dalam transformasi sosial, dan memperkuat posisi mereka dalam mencapai cita-cita dan impian mereka.
ADVERTISEMENT