Paracetamol Sebagai Alternatif Obat Tidur

Felicia Dinda Hermawan
Mahasiswi semester satu psikologi Universitas Brawijaya yang memiliki ketertarikan pada psikologis anak dan disabilitas.
Konten dari Pengguna
29 November 2022 7:36 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Felicia Dinda Hermawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Freepik
ADVERTISEMENT
Apa yang terbesit di benak Anda ketika mendengar kata paracetamol? Obat pereda nyeri, obat penurun demam, obat sakit gigi, atau bahkan obat sakit hati? Tepatnya, Paracetamol atau acetaminophen adalah obat pereda nyeri yang bekerja pada pusat pengatur suhu di hipotalamus untuk menurunkan suhu tubuh (antipiretik) serta menghambat sintetis (prostaglandin). Hal inilah yang menjadi dugaan bahwa Paracetamol menyebabkan ngantuk dan dianggap sebagai obat tidur yang mudah dijangkau bagi anak muda sekarang.
ADVERTISEMENT
Tidur kegiatan yang menenangkan
Masalah yang terjadi di hidup kita adalah hal yang wajar. Tubuh kita memproses hal tersebut dengan memicu hormon adrenalin fight or flight dan cortisol. Ketika kita mengalami stres, rasanya sulit sekali untuk tidur (mengalami temporal insomnia) bahkan tak jarang kita ingin tertidur terus karena merasa tenang. Saat kita tertidur, otak mengeluarkan neurotransmitter gaba (ketenangan) yang membuat kita melupakan masalah sejenak.
Pada alamiahnya manusia membutuhkan tidur untuk beristirahat dari penatnya lelah. Tubuh kita juga sudah memiliki ritma sirkadian untuk menentukan waktu kita tidur. Dengan tidur kita bisa mengkonversi energi suhu tubuh turun satu hingga dua derajat dan aktivitas otot menurun sehingga kita lebih rileks. Saat kita tidak tenang terkadang kita sukar untuk tidur sehingga diperlukannya cara supaya kita bisa tidur.
ADVERTISEMENT
Cara supaya kita bisa tidur itu bermacam- macam, tetapi banyak anak muda yang lebih memilih jalan yang instan dan mudah yaitu dengan meminum Paracetamol. Cara ini dianggap ampuh untuk mengatasi gangguan tidur dan menyebabkan ketergantungan dikarenakan kebiasaan tergantung pada obat. Paracetamol tidak memiliki zat adiktif, tetapi kebiasaan dari pengguna lah yang membuat ketergantungan. Biasanya alasannya karena adanya sugesti bahwa paracetamol memberikan rasa “ to feel better” dan juga pada kasus remaja yang bersikap “curiosity” di mana Paracetamol sebagai obat penenang tidur sempat trend di media sosial.
Paracetamol Obat Tidur
sumber: Freepik
Dasarnya obat ini bukanlah obat gangguan tidur dan tidak memberikan rasa kantuk. Namun, jika Paracetamol dicampur dengan kandungan obat flu mungkin bisa menyebabkan kantuk. Rasa kantuk yang terjadi setelah mengonsumsi paracetamol ini dikarenakan, Paracetamol bekerja pada pengaturan suhu di otak dan juga menghambat pembentukan prostaglandin yang menyebabkan nyeri. Dengan ini tubuh sudah nyaman dan rasa kantuk pun muncul.
ADVERTISEMENT
Penelitian terdahulu dalam jurnal Trials, menyatakan bahwa belum ada studi yang menunjukkan bahwa acetaminophen bisa secara langsung mengatasi gangguan tidur. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa orang yang tidur lebih nyenyak setelah minum acetaminophen mungkin memiliki keluhan nyeri yang tidak diketahui sebelumnya. Sementara itu, ada pula pendapat lain yang menyebutkan bahwa efek acetaminophen yang membuat kantuk hanya bersifat placebo atau sugesti belaka.
Disinilah adanya kesesatan berpikir yang bernama kesesatan non causa pro causa. Kesesatan ini terjadi karena salah menentukan prosesnya. Dalam hal penalaran, Proses Paracetamol meredakan nyeri menurunkan suhu tubuh, membuat tubuh rileks yang menstimulasi tubuh dengan rasa ngantuk agar tertidur. Dengan hal ini adanya kesimpulan bahwa Paracetamol menimbulkan rasa kantuk.
ADVERTISEMENT
Walaupun fakta ini masih belum banyak diketahui karena minimnya informasi dan literasi masyarakat Indonesia. Akibatnya, penggunaan Paracetamol untuk obat tidur masih terus dikonsumsi. Efek samping mengonsumsi paracetamol secara berlebih bisa menyebabkan gagal hati. Tak jarang juga mengonsumsi Paracetamol bisa menyebabkan alergi.
Oleh karena itu, paracetamol hanya memberi bahaya dan bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah. Daripada kita bergantung pada obat yang ternyata tidak memberi efek yang kita inginkan, lebih baik kita melakukan hal yang positif. Namun, jika masalah masih terus berlanjut sehingga mengalami gangguan tidur. Sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog atau konselor kesehatan mental agar mendapatkan penanganan yang tepat.