Konten dari Pengguna

Berbuat Baik Pada Tetangga

Feradis
Perencana pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau
26 September 2021 8:11 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
18
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Feradis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bertetangga yang baik. Foto: 99.co.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bertetangga yang baik. Foto: 99.co.
ADVERTISEMENT
Manusia adalah makhluk sosial, dan tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam segala urusan, manusia membutuhkan bantuan orang lain, mulai semenjak lahir hingga meninggalkan dunia yang fana ini.
ADVERTISEMENT
Orang lain yang paling dekat dengan kita adalah tetangga. Lalu siapakah yang dimaksud dengan tetangga tersebut?
Tetangga merupakan orang yang rumahnya dekat dengan kita atau penghuni yang tinggal di sekeliling rumah kita, sejak dari rumah pertama hingga rumah ke empat puluh dari arah sebagaimana perkataan Ibnu Hajar dalam kitab Al-Fath beliau berkata: “Empat puluh rumah dari sebelah kanan, sebelah kiri, dari bagian belakang dan bagian depannya.”
Dalam kehidupan modern ini, dengan berkembangnya teknologi dan media sosial cenderung membuat orang menjadi individualistis dan membuat hubungan dengan tetangga yang dulunya erat dan hangat menjadi longgar bahkan tidak mengenal satu dengan lainnya.
Padahal di dalam Al-qur’an kita diperintahkan Allah SWT untuk berbuat baik dengan tetangga dan Allah SWT tidak suka kepada orang yang sombong, sebagaimana Firman Allah dalam Al-qur’an Surat An-Nisa Ayat 36 yang artinya:
ADVERTISEMENT
“Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Berbuat baiklah terhadap orang tua, kerabat dekat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”
Oleh sebab itu, kita harus berbuat baik dengan tetangga dan jangan sekali-kali menyakiti hatinya. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk tetangga, seperti berbagi makanan dengan tetangga yang susah, melebihkan masakan dan diserahkan kepada tetangga, saling berbagi hadiah, saling berbagi oleh-oleh jika pulang dari bepergian, berbagi buah atau sayuran yang dipanen dari kebun atau halaman rumah kita, memuliakan tetangga dengan berkata yang baik-baik dan banyak lagi yang lainnya.
Ilustrasi berbuat baik dengan tetangga dengan saling memberi makanan. Foto: kumparan.com
Sementara itu, terdapat beberapa hal yang dilarang Allah SWT terhadap tetangga, yaitu:
ADVERTISEMENT
Pertama, mengolok-olok atau mencela dan memanggil dengan nama yang tidak disukainya. Hal ini terdapat dalam Al-qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 11 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Dari Surat Al-Hujurat Ayat 11 tersebut jelas bahwa Allah sangat membenci orang yang suka mengolok-olok atau mencela dan memangil tetangganya dengat gelar atau sebutan yang tidak baik. Orang yang berbuat demikian, jika tidak segera bertobat maka dia termasuk orang-orang yang zalim.
ADVERTISEMENT
Kedua, berprasangka buruk. Hal ini terdapat dalam Al-qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 12 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha penerima tobat, Maha penyayang.”
Bagi orang-orang yang beriman, Allah perintahkan untuk menjauhi prasangka. Prasangka adalah menduga-duga sesuatu yang dilakukan oleh orang lain yang kebenarannya belum tentu benar. Prasangka akan membuat seseorang mencari-cari kesalahan orang lain dan bahkan membicarakannya dengan orang lain padahal hal tersebut belum tentu benar.
ADVERTISEMENT
Jika hal yang digunjingkan tersebut benar, maka hal tersebut adalah ghibah yang merupakan perbuatan dosa. Orang yang suka ghibah, sama halnya dengan memakan bangkai saudaranya sendiri. Namun, jika hal yang digunjingkan tersebut tidak benar, maka akan menjadi fitnah yang dosanya jauh lebih besar.
Ilustrasi ghibah, salah satu perbuatan yang sangat dibenci Allah SWT. Foto: m.helo.id.
Kita diperintahkan Allah SWT untuk saling kenal mengenal dengan tetangga. Hal ini sudah diatur dalam Surat Al-Hujurat Ayat 13, yang artinya:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha mengetahui, Maha teliti.”
Dengan saling kenal, maka hal-hal yang tidak jelas akan menjadi jelas, hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui menjadi saling mengetahui. Jika sudah saling mengetahui maka akan tumbuh rasa saling memahami dan jika sudah tumbuh rasa saling memahami maka akan timbul rasa saling menghargai dan menghormati, sehingga tidak ada lagi prasangka di antaranya, tidak ada lagi saling mengolok-olok, dan tentu kehidupan bertetangga akan menjadi harmonis, rukun dan damai serta bahagia bersama tetangga.
ADVERTISEMENT
Janganlah menyepelekan perbuatan baik meskipun sangat kecil, karena kita tidak tahu perbuatan baik mana yang akan membawa kita ke surga.
Janganlah menyepelekan perbuatan dosa meskipun sangat kecil, karena kita tidak tahu perbuatan dosa mana yang akan membawa kita ke neraka.
Maka oleh sebab itu, teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular dan akan membawa kita ke surga. Berhentilah berbuat dosa, karena dengan dosa itu kita akan diazab oleh Allah SWT.
***
Baca juga artikel lainnya di https://kumparan.com/feradis-nurdin