Konten dari Pengguna

Berikan Protein

Feradis
Perencana pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau
13 September 2021 10:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
79
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Feradis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berikan protein. Foto: berikanprotein.org
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berikan protein. Foto: berikanprotein.org
ADVERTISEMENT
Satu hal yang menarik dari Impact Innovation Incubator (i3) yang dilaksanakan oleh Social Innovation Hub Indonesia dua hari yang lalu, 11 dan 12 September 2021, adalah dihadirkannya Maqbulatin Nuha dari Berikan Protein Initiative pada Sharing Session: Innovators Journey di bagian akhir acara.
ADVERTISEMENT
Maqbulatin Nuha, Co Founder Berikan Protein Initiative, adalah seorang lulusan Ilmu Politik yang memiliki minat di bidang social innovation dan youth development dengan misi memajukan Indonesia. Memiliki latar belakang pengalaman di bidang kreatif, design thinking, system thinking, agile management, project management dan bussiness development, tidak menyurutkan mimpinya untuk turut berkontribusi dalam menciptakan perubahan dan memperluas dampak di masyarakat.
Upaya Nuha untuk mewujudkan mimpi ini sudah ia mulai sejak kuliah di kampus dengan bergabung dan memimpin berbagai organisasi mahasiswa, membuat inisiatif proyek sosial dan menjadi volunteer di berbagai kegiatan amal.

Indonesia dan permasalahan SDM

Dalam paparannya, Nuha dengan lugas menyampaikan permasalahan mendasar yang dihadapi Indonesia terkait sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, permasalahan SDM bagaikan lingkaran yang saling berhubungan dan harus segera diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Permasalahan tersebut adalah, pertama, kesehatan dasar. Indeks Kesehatan Indonesia menempati peringkat lima di Asia Tenggara (ADB, 2020). Sebanyak 800 orang menghabiskan 10% anggaran rumah tangga untuk biaya kesehatan (WHO, 2017). Penyakit generatif menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia (stroke, jantung, diabetes, hipertensi dan lain-lain).
Kedua, kebodohan/cognitif gap. Kualitas SDM rendah karena kemampuan kognitif buruk, penyakit degeneratif, produktivitas kerja rendah. Indeks Pendidikan Indonesia menempati posisi enam terbawah (PISA, 2019).
Ketiga, kemiskinan. Semenjak pandemi, jumlah penduduk miskin di Indonesia naik menjadi 27,55 juta (10,19%) (BPS, 2020).

Laut Indonesia sebagai sumber protein

Lebih lanjut Nuha menjelaskan bahwa sangat ironi, Indonesia yang merupakan negeri dengan sumber protein terbaik masih memiliki SDM yang miskin, gizi buruk, stunting dan obesitas. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan protein, Indonesia masih mengimpor susu sapi 87%, impor daging sapi 32% dan impor kedele 86,4%.
ADVERTISEMENT
Padahal menurut Nuha, laut Indonesia dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut. Indonesia memiliki laut dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, potensi ikan tangkap per tahun sebesar 12,54 juta ton (2020), memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 27 milyar dolar, mampu memenuhi 50% kebutuhan protein hewani seluruh rakyat Indonesia, dan dapat membuka 45 juta lapangan kerja.

Apa itu berikan protein

Berangkat dari keresahan akan potensi kelautan dan perikanan di Indonesia yang ternyata belum mampu membuat Indonesia terbebas dari masalah gizi buruk yang berdampak jangka panjang terhadap kualitas SDM Indonesia di masa depan, Nuha bersama timnya membentuk sebuah gerakan yang diberi nama Berikan Protein Initiative. Gerakan ini berfokus untuk membumikan gaya hidup sadar protein ikan bagi masyarakat untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang cerdas, sehat dan berdaya.
ADVERTISEMENT
Misi mereka mencakup peningkatan kapasitas UMKM melalui fortifikasi produk makanan minuman dengan kandungan protein tinggi, pemberdayaan kader posyandu, penyuluhan wawasan protein ikan di tingkat sekolah dan pemberian akses modal dan pasar untuk meningkatkan inovasi anak bangsa.
Tim Berikan Protein Initiative terdiri dari pemuda yang memiliki kepedulian terhadap kepastian kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa kini dan nanti.
Tim Berikan Protein Initiative. Foto: berikanprotein.org

Program Berikan Protein Initiative

Untuk mewujudkan tujuannya, Berikan Protein Initiative melaksanakan beberapa program, yaitu:
Pertama, protein meter. Protein meter adalah kalkulator pengukuran kebutuhan protein masyarakat Indonesia dan bagaimana upaya pemenuhannya. Kalkulator ini akan membantu masyarakat untuk mengetahui apakah kebutuhan proteinnya sudah terpenuhi atau justru mengalami kekurangan protein (defisit).
Dengan begitu diharapkan masyarakat jadi sadar untuk berusaha memenuhi kebutuhan protein hariannya melalui berbagai sumber protein baik nabati ataupun hewani.
ADVERTISEMENT
Kedua, berikan streetfood. Berikan streetfood adalah program untuk meningkatkan nilai gizi produk jajanan pangan lokal (streetfood) yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dengan ditambahkan bubuk protein ikan.
Program ini akan membantu para UMKM untuk terus berinovasi dan naik kelas agar makanan dagangannya tidak hanya enak namun juga sehat karena mengandung protein tinggi. Ini akan mempercepat upaya penanggulangan gizi buruk melalui makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat secara umum tanpa mengubah cita rasanya.
Ketiga, berikan edukasi. Berikan edukasi merupakan program pelatihan dan penyadaran masyarakat akan pentingnya protein dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan secara interaktif dan menarik. Sasaran peserta adalah siswa SD, ibu-ibu, anak muda dan ayah muda.
Keempat, berikan kebahagiaan. Berikan kebahagiaan merupakan program pemberian makanan berkualitas berprotein tinggi untuk anak nelayan dan anak-anak pra sejahtera yang rawan masalah kekurangan gizi protein.
ADVERTISEMENT
Kelima, berikan Bank Protein Ikan. Merupakan program distribusi bank pusat protein ikan di seluruh Indonesia untuk memudahkan akses bagi seluruh masyarakat untuk mendapatkan protein berkualitas.
Keenam, posyandu mandiri. Sebagai garda terdepan dalam upaya dan pencegahan stunting dan gizi buruk, posyandu perlu didukung agar memiliki kemandirian dan membentuk badan usaha sendiri untuk menghidupi program-program posyandu tanpa menunggu kucuran dana pemerintah.
Posyandu mandiri adalah program pendampingan dan pembekalan posyandu untuk bisa terus aktif dan mampu menghidupi kebutuhan posyandu melalui peningkatan kapasitas SDM dan kewirausahaan.
Dengan melaksanakan program-program tersebut, diharapkan gerakan Berikan Protein Initiative dapat mewujudkan bangsa Indonesia yang cerdas, sehat dan berdaya, sebagaimana yang dicita-citakan.
“Teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular.”
ADVERTISEMENT
***
Baca juga artikel lainnya di https://kumparan.com/feradis-nurdin