Konten dari Pengguna

Jujur Itu Kebaikan

Feradis
Perencana pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau
17 September 2021 16:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
47
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Feradis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Berani jujur hebat. Foto: islami.co
zoom-in-whitePerbesar
Berani jujur hebat. Foto: islami.co
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terinspirasi oleh isi khutbah Jum’at siang tadi, sayang rasanya untuk dilewatkan tanpa berbagi dengan para pembaca. Kebetulan hari ini saya Work From Home (WFH) sehingga bisa melaksanakan salat Jum’at di masjid di lingkungan tempat tinggal saya, Masjid Amaliyah. Kalau sedang Work From Office (WFO) di hari Jum’at, biasanya saya salat Jum'at di masjid yang dekat dengan kantor tempat saya bekerja.
ADVERTISEMENT

Perintah dan hikmah berbuat jujur

Isi khutbahnya sangat sederhana, tetapi sangat berkesan di hati, yaitu tentang berbuat jujur. Kita, selaku umat Nabi Muhammad SAW diwajibkan berbuat jujur, baik kepada diri sendiri, kepada orang lain maupun kepada Allah SWT.
Berbuat jujur akan membawa kita kepada kebaikan, dan kebaikan yang kita lakukan akan membawa kita ke surga. Sebaliknya dusta akan membawa kita kepada kejahatan dan kejahatan akan membawa kita ke neraka. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang artinya:
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim).
ADVERTISEMENT

Jujur kepada diri sendiri

Jujur kepada diri sendiri akan membuat kita tahu akan kelemahan kita sendiri. Dengan mengetahui kelemahan diri sendiri, maka kita akan jauh lebih hati-hati dan waspada untuk berbicara, berbuat dan bertindak. Selain itu, tentu kita akan berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas sehingga dapat menutupi kekurangan dan kelemahan yang kita miliki. Sangat manusiawi jika seseorang ingin berubah kepada kebaikan.
Allah sangat murka dan benci kepada orang yang tidak jujur kepada diri sendiri, yaitu orang-orang yang mengatakan apa yang tidak mereka kerjakan. Hal ini terdapat dalam Al-qur’an Surat Ash-Shaff Ayat 2-3, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.”
ADVERTISEMENT

Jujur kepada orang lain

Kebiasaan yang telah mengakar dalam diri akan sangat berpengaruh kepada kebiasaan kita kepada orang lain. Begitu juga dengan perkataan dan perbuatan jujur. Jika memiliki kebiasaan jujur kepada diri sendiri, maka akan membawa kita jujur kepada orang lain.
Orang yang beriman diperintahkan untuk berkata jujur agar dihapuskan dosa-dosanya, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-qur’an Surat Al-Ahzab ayat 70-71, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”

Jujur kepada Allah SWT

Sementara itu, kita harus jujur kepada Allah SWT. Berjanji untuk tidak berbuat dosa dan menepati janji tersebut adalah salah satu contoh perilaku dan sikap jujur kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Jujur kepada Allah SWT akan senantiasa membuat hati menjadi tenang dan tenteram. Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-qur’an Surat Ar-Rad Ayat 28, yang artinya:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
***
Baca juga artikel lainnya di https://kumparan.com/feradis-nurdin