Konten dari Pengguna

Relevansi Teori Resepsi Audiens Stuart Hall pada Gerakan #BlackLivesMatter

Mochammad Dimas Ferdiansyah
Mahasiswa prodi sastra inggris di Universitas Airlangga
17 Oktober 2024 8:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mochammad Dimas Ferdiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: gettyimages.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: gettyimages.com
ADVERTISEMENT
Kita terus-menerus dikelilingi oleh berbagai macam fenomena yang memicu reaksi. Seperti halnya hashtag #BlackLivesMatter diciptakan dengan tujuan sederhana dan kontroversial untuk mempromosikan bahwa nyawa orang kulit hitam sama pentingnya dengan setiap nyawa lainnya. Kendati pun demikian, banyak orang beroposisi terhadap gerakan tersebut (Sanchez, 2016). Tidak peduli berapa sering kelompok tersebut mengulangi makna asli yang dimaksud dari slogan tersebut, kritik terus berlanjut. Bagaimana hal ini menjadi begitu kontroversial? Bagaimana kita memahami fenomena ini?
ADVERTISEMENT

Definisi Teori

Teori Resepsi Audiens Stuart Hall dapat membantu kita memahami fenomena ini. Hall mengusulkan bahwa makna suatu pesan tidaklah tetap. Terlebih lagi, Hall menyatakan bahwa "Kita harus menyadari bentuk diskursif dari pesan memiliki posisi istimewa dalam pertukaran komunikatif dan bahwa momen 'pengkodean' dan 'penerjemahan kode' meskipun hanya 'relatif otonom' dalam kaitannya dengan proses komunikatif secara keseluruhan, adalah momen yang menentukan" (Hall, 1973). Hall berpendapat bahwa meskipun media mengkode dengan satu makna, kita masing-masing berinteraksi dengan media kita dengan cara yang berbeda. Teori Hall juga menyatakan mengenai 3 posisi berbeda yang dapat diambil seseorang ketika mendekode suatu pesan: dominan, negosiasi, dan oposisi (Hall dkk., 1980).
Di posisi dominan, pesan produser atau penulis berhasil disampaikan, dan pembaca memiliki "pemikiran dominan", berinteraksi, menerima, bahkan mengadvokasi pesan yang disampaikan. Biasanya tidak ada kesalahpahaman, dan seringkali penerima memiliki ideologi dan kepercayaan yang sama.
ADVERTISEMENT
Posisi lain adalah negosiasi (negotiated). Hal ini berkaitan dengan audiens yang bereaksi dengan kombinasi penerimaan dan penolakan. Di sini, audiens memahami teks dan tidak sepenuhnya setuju atau tidak setuju, tetapi sebaliknya mungkin pendapat mereka berbeda pada bagian-bagian tertentu. Biasanya mereka melakukan ini karena mereka melihat apa yang ingin disampaikan oleh pengirim, namun mereka memegang interpretasi dan pandangan mereka sendiri.
Jenis terakhir decoding adalah pandangan oposisi. Audiens memahami pesan sebagaimana dimaksud oleh pengkode, sayangnya, mereka menolak pesan yang disampaikan. Sebaliknya, mereka mengubah dan menambahkan makna mereka sendiri yang biasanya berlawanan dengan apa yang dimaksud pengirim dan berlawanan dengan pemikiran dominan. Pada bagian selanjutnya, artikel ini akan memberikan contoh pengaplikasian teori Hall mengenai resepsi audiens terhadap gerakan #BlackLivesMatter.
ADVERTISEMENT

Implikasi

Ketika mencoba memahami gerakan dan maknanya, masyarakat merangkai makna dan respons mereka sendiri terhadap gerakan tersebut. Beberapa orang yang beroposisi menganggap #BlackLivesMatter adalah anti-polisi dan akibatnya mereka menciptakan slogan #BlueLivesMatter sebagai bentuk dukungan untuk polisi. Sebagai hasil dari penerimaan yang dinegosiasikan, slogan #AllLivesMatter juga diciptakan sebagai tanggapan terhadap klaim bahwa #BlackLivesMatter itu eksklusif secara rasial. Yang lain menolak gerakan tersebut dan menganggapnya rasis serta menghindari menjadi bagian dari gerakan tersebut.
Presiden Obama mengomentari sendiri mengenai kontroversi antara ketiga gerakan tersebut dengan menyatakan bahwa alasan penyelenggara menggunakan slogan #BlackLivesMatter bukan karena menyuarakan bahwa nyawa orang lain tidak penting melainkan karena mereka menyuarakan tujuan tertentu seperti masalah yang terjadi di komunitas Afrika-Amerika yang tidak terjadi di komunitas lain. Berbeda dengan adanya interupsi #BlackLivesMatter yang terjadi di reli Donald Trump, dia menjawab seraya mengatakan bahwa semua kehidupan penting. Ia juga meminta agar kelompok yang menyebabkan gangguan tersebut disingkirkan. Bahkan dia juga ingin menghantam dan meninju para pengunjuk rasa gerakan tersebut. Gerakan #BlackLivesMatter ini masih sangat aktif, namun dari segi para pendukung dan non-pendukung sepertinya tidak bisa menemui jalan tengah.
ADVERTISEMENT