Stigma Lengger Lanang Banyumasan

Fia Khofifah Paramadina
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
17 Mei 2022 17:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fia Khofifah Paramadina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
CREDIT : PENULIS
zoom-in-whitePerbesar
CREDIT : PENULIS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Purwokerto - Lengger merupakan kesenian asli Banyumas yang berupa tari tradisional yang dimainkan oleh 2 sampai 4 orang penari pria yang berpenampilan seperti wanita dengan pakaian khas. Kesenian Lengger Banyumasan ini diiringi oleh musik calung, berbeda dengan gamelan yang digunakan untuk mengiringi kesenian keraton.
ADVERTISEMENT
Rumah lengger yang terletak di kota lama Banyumas ini didirikan oleh seniman dan koreografer tari Mas Rianto (41) yang bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan Lengger Banyumasan agar tak punah tergerus perkembangan zaman modern. Penari Lengger yang ada di Rumah Lengger berjenis kelamin laki-laki, bukan perempuan seperti penari pada umumnya. Karena, lengger berasal dari kata “Leng” yang berarti lubang (dalam konteks ini merupakan perempuan) namun ternyata “Ger” atau laki-laki.
Masyarakat pada awalnya memandang Lengger sebagai LGBT karena penampilan dan make up yang seperti selayaknya perempuan, namun Rianto mematahkan stigma tersebut. Karena sebenarnya, lengger lahir dari rahim kaum tani dan memang milik masyarakat desa bukan kesenian dari dalam Keraton. Unsur dari Lengger ini adalah untuk kesuburan.
ADVERTISEMENT
Dahulu, masyarakat Banyumas masih nomaden atau berpindah-pindah dan mereka merayakan tanam padi, panen padi dan sebagainya dengan berdendang dengan para lengger. Lengger yg sebetulnya pada tempo dulu dalam mitologi hampir 50% adalah kesuburan dan religi. Kesuburan yang dimaksud yakni hasil panen kebun/sawah melimpah. Dalam konteks religi, meskipun ada sesaji yang berisi kopi, teh, air putih, bunga mawar melati dan sebagainya, hal tersebut hanya sebagai syarat atau perantara namun berdoa dan membuat permohonan hanya kepada Tuhan, Allah SWT sesuai dengan keyakinan masing.
Sebenarnya, Lengger merupakan peleburan antara unsur maskulin dan feminisme yang ada dalam satu tubuh. Sudah tidak lagi berbicara masalah gender, tetapi setiap tubuh manusia memiliki 2 unsur tersebut yg dapat melebur menjadi 1. Sehingga seorang Lengger yang berdandan dan berpenampilan selayaknya wanita mereka hanya berusaha untuk mendalami perannya sebagai seorang Lengger. Tidak ada unsur erotis maupun LGBT dalam kesenian tradisonal ini.
ADVERTISEMENT
Kesenian lengger banyumas tumbuh dan berkembang pesat berkat Rumah Lengger dan menjadi icon di Kabupaten Banyumas. Sudah sepantasnya sebagai generasi muda melestarikan dan mengembangkan budaya tradisional ini hingga dapat lestari sampai ke anak cucu. “Jangan banyak berbicara tetapi perbanyaklah memahami, jangan banyak mencela tetapi perbanyaklah mencintai” pesan dari sang seniman, Mas Rianto.