Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Terbentuknya Desa Marao
10 Juli 2023 9:17 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Fiderman Gori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menurut cerita tutur dari beberapa tokoh masyarakat tentang asal-usul hingga terbentuknya desa Marao. Dahulu kala desa Marao sebelum ramai seperti saat ini, merupakan kawasan hutan belantara yang sepi dan tidak berpenghuni.
ADVERTISEMENT
Pada waktu itu, hutan ini hanya dihuni oleh berbagai jenis hewan-hewan liar yang berkeliaran di dalam hutan tersebut. Sebagai kawasan hutan yang tidak dihuni oleh manusia, konon katanya hutan belantara tersebut juga dikenal dengan hal-hal yang berbaur mistis dan angker.
Dari perjalanan orang-orang ke hutan pada masa itu dengan tradisi mereka yakni, berburu dan bertani, hutan ini diketahui oleh warga. Setelah merasa ada kecocokan dan kesepakatan bersama, mulailah beberapa warga yang sering melintasi hutan tersebut mengerjakan dan membersihkannya bersama-sama.
Tanpa mengenal lelah hingga mengerahkan seluruh kekuatan, tenaga, bahu membahu, spiritual untuk membantu pembukaan hutan itu. Akhirnya, dengan semangat gotong royong hutan tersebut menjadi kawasan pemukiman dan lahan perkebunan warga untuk bertahan hidup.
Dari cerita yang dituturkan tokoh-tokoh tua Desa Marao, hutan belantara yang di jadikan kampung (banua) ini di kerjakan dengan waktu yang cukup lama. Karena pada saat pembukaan hutan hanya di kerjakan oleh warga dengan jumlah yang sangat sedikit pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Selain karena hutan belantara yang tumbuhi berbagai jenis pohon, hutan ini juga berbukit-bukit sehingga pada saat melakukan penebangan pohon warga mengalami banyak kesulitan.
Sementara sarana yang digunakan warga untuk pembukaan hutan hanya berbekal alat-alat tradisional seperti, parang, kapak cangkul dan alat untuk bertani lainnya.
Setelah melakukan pembukaan hutan dengan semangat gotong royong antar warga, jadilah hutan belantara tak berpenghuni menjadi sebuah kawasan siap huni (pemukiman) dengan segala keterbatasan yang ada.
Seiring berjalannya waktu kawasan yang sebelumnya hutan belantara yang dihuni hewan-hewan liar akhirnya didatangi oleh orang-orang dari berbagai wilayah untuk bermukim.
Dari cerita warga, pada proses pembukaan hutan belantara tak berpenghuni ini banyak kejadian mistis dan penuh misteri yang di alami warga saat itu. Konon katanya, di tengah hutan ini terdapat satu pohon besar berbatang keras dan kuat. Ketika warga melakukan penebangan pada bagian batangnya, pohon tersebut tidak kunjung tumbang.
ADVERTISEMENT
Sesuai kepercayaan orang-orang zaman dulu yang masih percaya dengan mitos, pohon tersebut diasumsikan dihuni oleh kekuatan gaib sehingga sulit untuk ditebang.
Dengan kekuatan spiritual warga dan waktu yang lama pohon berbatang keras dan kuat itu akhirnya tumbang. Karena keunikannya, pohon berbatang keras dan kuat yang hidup hutan belantara tersebut, akhirnya diberi nama pohon Marao atau sering disebut (Eu Marao).
Setelah pemukiman ini bertahun-tahun di tempati oleh warga dan mengalami dinamika penduduk yang bertambah banyak, para tokoh adat dan warga bersepakat menjadikan pemukiman ini menjadi sebuah desa. Dari seluruh rangkain kesepakatan dan musyawarah, pohon Marao yakni, pohon berbatang keras dan kuat tersebut di jadikan nama desa sebagai identitas adat dan bukti keberadaanya.
ADVERTISEMENT
Selain dijadikan identitas desa, pohon Marao juga di jadikan nama sungai yang terletak di wilayah desa Marao yakni, sungai Marao (Idano Marao). Sungai Marao mengalir dari hulu timur desa Marao dan mengarah ke desa Tumari dengan iklim hujan tropis.
Menurut salah seorang tokoh masyarakat tertua di desa Marao Ama Liati Ndruru, di perkirakan sekitar tahun 1954 desa Marao dipimpin pertama kali oleh Ama Rafina Ndruru sebagai kepala desa (salawa).
Ama Rafina Ndruru di nilai mempunyai khidmat dan mampu menjadi pemimpin yang bijaksana bagi warga desa Marao kala itu. Kemudian, dalam waktu yang tidak di tentukan terjadi peralihan kepala desa dari Ama Juhu Ndruru, Ama Jiati Ndruru dan Tena’aro Ndruru/Ama Giliati Ndruru.
ADVERTISEMENT
Dari proses pergantian kepemimpinan sebagai kepala desa (salawa), desa Marao beranjak menjadi desa yang terus berbenah dari masa ke masa, baik di sektor pembangunan, kemasyarakatan, kebudayaan, pendidikan maupun agama.
Meski prosesnya cukup panjang, namun para pemimpin desa Marao telah meletakkan fondasi yang amat bermanfaat untuk generasi berikutnya.
Tiga tahun setelah lahirnya reformasi, kepala desa Marao secara aklamasi dipimpin oleh seorang pemimpin muda bernama Asazarao Ndruru dari tahun 2001-2008.
Pada pemilihan kepala desa berikutnya yang secara demokratis, Saroatulo Buulolo mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai kepala desa Marao dari tahun 2008-2014. Setelah itu, disusul oleh Aroni Ndruru dari tahun 2014-2020 dan Kasinudi Ndruru dari tahun 2020-2026.
Di hitung sejak berdirinya desa Marao yang di pimpin pertama kali oleh Ama Rafina Ndruru dari tahun 1954 hingga sekarang, desa Marao telah mencapai usia ke 69 tahun.
ADVERTISEMENT
Desa Marao dan Perubahannya
Desa Marao merupakan salah satu desa tertua yang ada di wilayah Kecamatan Ulunoyo, Nias Selatan. Dan secara geografis desa Marao termasuk kawasan yang memiliki luas wilayah signifikan dengan demografi penduduk yang terus meningkat pada waktu itu. Namun, setelah adanya pemekaran desa yaitu, desa Puncak Lolomatua, desa Marao akhirnya terbagi secara georafis maupun demografi penduduk.
Melaju pada dinamika perkembangan dan kemajuan zaman, wajah desa Marao dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan dari sisi pembangunan. Dari jalan tanah menjadi jalan aspal, dari lampu serompongan menjadi energi listrik dan beberapa sarana untuk fasilitas umum lainnya.
Tidak hanya itu, sarana pendidikan sebagai aset masa depan telah di persiapkan mulai dari tingkat dini hingga menengah atas. Hal ini menunjukkan anak muda desa Marao mayoritas melek pendidikan dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi.
ADVERTISEMENT
Tidak kalah penting kehidupan masyarakat juga ikut berubah dari pola hidup tradisional ke pola yang modern. Meski perubahannya tidak secara totalitas tetapi tanda-tanda itu telah terbukti dengan adanya Teknologi digital (handphone android), infrastruktur jalan, energi listrik dan lain-lain.
Agama dan Kebudayaan
Mayoritas penduduk desa Marao beragama Kristen yakni, Protestan dan Katolik. Tradisi serta nilai-nilai keagamaan sangat kuat dan melekat dalam diri masyarakat desa Marao. Di mana seluruh kegiatan dan pekerjaan adalah diatur oleh yang Maha Kuasa.
Sementara nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dan adat istiadat masih kental dan dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat di desa Marao. Seperti halnya, pernikahan, kematian dan tradisi lainnya yang didasari dengan hukum adat yang sangat ketat.
ADVERTISEMENT
Ekonomi
Kondisi ekonomi masyarakat desa Marao secara kasat mata terlihat jelas perbedaannya antara rumah tangga yang berkategori miskin, sedang dan kaya. Hal ini disebabkan karena mata pencaharian disektor usaha yang berbeda-beda.
Masyarakat desa Marao sendiri mempunyai dua sektor sebagai sumber ekonomi. Pertama, sektor informal yaitu, petani, peternakan dan pedang. Kedua, sektor formal yaitu, Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru dan perawat. Dari total jumlah penduduk penghasilan masyarakat desa Marao di dominasi dari hasil pertanian.
Kejaksaan Agung (Kejagung) menjerat Mantan Menteri Perdagangan RI Thomas Lembong sebagai tersangka kasus dugaan korupsi importasi gula pada Selasa (29/10). Diduga, perbuatan Thomas Lembong merugikan negara hingga ratusan miliar rupiah.