Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Nikmatnya Makan di Wong Fu Kie, Restoran Hakka Tertua di Jakarta
12 Juni 2019 1:31 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Filipus Verdi - The Hungry Doctor tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Glodok, mendengar kata tersebut pasti di kepala kalian langsung kebayang sebuah wilayah oriental. Yes, ini memang daerah pecinan di Jakarta dan tempat ini punya berjuta sejarah mendalam.
ADVERTISEMENT
Terlalu banyak jika kita ingin membahas Glodok secara keseluruhan, namun ada suatu cerita menarik di tempat ini, ternyata ada satu tempat makan yang sudah berdiri sejak 100 tahun lalu. Tempat makan ini juga diklaim sebagai restoran Hakka tertua di Jakarta, namanya adalah Wong Fu Kie.
Belakangan ini, restoran Wong Fu Kie menjadi perbincangan dikalangan food blogger dan food vlogger. Mereka datang ke restoran ini untuk me-review sajian makanan yang ada di restoran hakka tertua di Jakarta ini.
Nilai jual Wong Fu Kie tak hanya dari makanannya saja, tapi juga tempatnya yang legendaris. Posisi Restoran Wong Fu Kie ada di dalam gang sempit. Tapi, jangan khawatir untuk susah mencarinya. Mereka sudah meletakkan beberapa papan petunjuk supaya kita bisa mencapai Wong Fu Kie.
Semacam suatu petualangan kuliner yang berbeda ketika kita mengunjungi tempat satu ini. Patokannya cukup mudah, kalian gunakan GPS saja, arahkan ke BCA Perniagaan, nah jika sudah ada di area itu, kalian bakal melihat banyak kendaraan yang parkrir. Ya, menuju restoran ini kalian harus berjalan kaki, seru banget kan?
ADVERTISEMENT
Jalannya sih enggak jauh, kurang lebih 100 meter dari tempat parkir ke restoran. Diperjalanan, kalian bisa lihat banyak rumah tua yang klasik banget.
Jika sudah melihat ada beberapa orang duduk di kursi plastik dan mencium aroma bawang putih, berarti kalian sudah tiba di Wong Fu Kie.
Kesan pertama pas sampai pasti kalian akan “wow, this is the legend!”. Buat yang baru pertama kali ke sini jangan khawatir karena Ko Tjokro (sang penerus restoran) akan mengarahkan pesanan kalian, wajar menu di sini memang sangat banyak.
Hakka sendiri merupakan suatu daerah di China yang punya keunikan cita rasa masakan yang gurih dengan dominan bawang putih. Berbeda dengan Szechuan yang lebih mengutamakan rasa pedas.
ADVERTISEMENT
Tempat ini memang sudah berdiri sejak tahun 1925. Kecintaan keluarga akan masakan Hakka ini membuat tempat makan yang didirikannya tetap bertahan sekian lama.
Sistem order di sini terbilang rapih meskipun ramai, jadi kita akan diarahkan oleh Ko Tjokro untuk memesan menu apa saja yang menarik di sini.
Pastinya, jangan ketinggalan untuk memesan Mun Kiaw Mien yang sudah menjadi signature dish di tempat ini. Kalau ke sini belum pesan hidangan tersebut, enggak afdol deh!
Saya pun memesan makanan cukup banyak. Tapi, jika kalian ingin mencicipi berbagai menu di sini dan takut enggak habis, jangan khawatir. Pasalnya, porsinya bisa disesuaikan. Bahkan untuk pesanan Ikan Gurame Saus Tahu Tausi saja bisa dibuat jadi setengah porsi, lho! Terus untuk bakso kuahnya hanya dipesankan 4 buah saja, semua bisa di-adjust.
ADVERTISEMENT
Oh iya, Hakka food ini rata-rata mengandung hidangan non-halal. Tapi, kalian juga bisa request untuk ganti semua bahan dengan ayam kok.
Sumpah deh! Kalo kalian punya jiwa kuliner kayak saya pasti enggak bakal tahan pas nunggu, karena masakannya super wangi!
Biasanya makanan akan dihidangkan di meja perlu menunggu kurang lebih 45 menit. Harus sabar, ya!
Mun Kiaw Mien ini memang menjadi daya tarik sendiri, karena menurut Ko Tjokro tidak ada lagi di tempat mana pun yang menjual hidangan satu ini. Hmm, memang sih, sepanjang perjalanan kuliner saya, belum menemukan tempat yang menyajikan hidangan seperti ini, layaknya seporsi mie tumis.
Yup, tumis karena masaknya digoreng tapi agak basah, warnanya juga clear karena tidak ditambah kecap seperti pada bakmi goreng, kemudian disajikan lengkap dengan pangsit goreng! Pangsit gorengnya jadi agak sedikit basah juga.
ADVERTISEMENT
Rasanya? enak banget, gurih, wangi, kematangan mie pas, luar biasa sih, apalagi berpadu sama pangsit yang masih ada tekstur crunchy dan isian daging yang padat, mantap jiwa!
Tak ketinggalan, jika kalian berkunjung ke sini wajib juga memesan Lindung Cah Fumak, salah satu sajian Hakka klasik. Lindung atau belut ini digoreng kering kemudian dimasak dengan sayuran fumak dan beras angkak sehingga rasanya manis gurih dan agak sedikit pahit yang membuat cita rasa ini semakin bold.
Pek Cham Kee atau Ayam Rebus, juga merupakan satu hidangan Hakka yang wajib kalian pesan. Menggunakan ayam kampung yang wangi, kematangannya pas, dagingnya juicy, aroma minyak wijen dan bawang putih meningkatkan rasa hidangan ini berkali-kali lipat, plus daun wansui yang men-seal semua rasa ini!
Kuluyuk, juga bisa menjadi pilihan untuk melengkapi cita rasa asam manis yang belum didapatkan dari tiga hidangan di atas. Kuluyuk ini kalian bisa pilih mau daging ayam atau babi. Jadi daging ini digoreng tepung kemudian dimasak dengan saus merah asam manis dan diberi tambahan nanas supaya semakin segar! Bumbunya bener-bener enak!
Masih banyak menu yang sangat menggugah selera di sini, ada juga Gurame Saus Tahu Tausi yang rasanya asin gurih, namun secara overall rasanya tidak begitu spesial karena bisa ditemukan ditempat lain.
ADVERTISEMENT
Jika kalian suka jeroan, coba deh Tauge Cah Babat, yang bahkan kalian bisa pilih mau babat yang mana, yang hitam atau putih. Ini sih beda banget sama cah biasa. Dia ada cita rasa air tape yang cukup keras, jadi aromanya itu juga berbeda.
Overall, bener-bener puas sama pengalaman kuliner di restoran Hakka tertua Jakarta ini, secara ambiance dan makanan cocok banget sama selera saya.
Untuk harganya juga masih cukup reasonable sih, sekitar Rp 60 ribu per-porsi. Pokoknya jika kalian ingin mencoba tempat makan yang legendaris di Jakarta, tempat satu ini wajib ada di list kalian. Stay Hungry, Stay Healthy!
Live Update