Konten dari Pengguna

Kala Batubara Membawa Petaka

firdauscahyadi
Firdaus Cahyadi. Direktur Yayasan SatuDunia. Konsultan knowledge management, monitoring dan evaluasi, analisis media untuk organisasi masyarakat sipil.
10 September 2021 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari firdauscahyadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: jonny-caspari-1je5j4aN2RI-unsplash, https://unsplash.com/photos/1je5j4aN2RI
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: jonny-caspari-1je5j4aN2RI-unsplash, https://unsplash.com/photos/1je5j4aN2RI
ADVERTISEMENT
Lagi dan lagi, tambang batubara membawa petaka bagi lingkungan. Kali ini petaka itu dialami penduduk Samarinda, Kalimantan Timur. Bagaimana tidak, saat banjir menerjang kawasan itu, bukan hanya air yang menghantam pemukiman warga tapi juga batubara.
ADVERTISEMENT
Seperti ditulis di kompas.com, seorang warga setempat yang enggan disebutkan identitas, menyebutkan batu bara yang terseret arus banjir itu berasal dari penambangan yang menggunduli kawasan sekitar. Kejadian ini adalah salah satu bukti yang menunjukan bahwa batubara telah membawa ancaman bagi warga sekitar.
Sebelumnya, laporan penelitian Universitas Harvard tentang dampak polusi udara PLTU Batubara di Indonesia terhadap kesehatan mengungkapkan angka estimasi kematian dini akibat PLTU Batubara yang saat ini sudah beroperasi, mencapai sekitar 6.500 jiwa/tahun di Indonesia. Penelitian serupa juga dilakukan di berbagai negara Asia lainnya. (lihat laporan penelitian Universitas Harvard versi bahasa di KITA, BATUBARA & POLUSI UDARA).
Bukan hanya itu, batu bara juga dikenal sebagai penyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK), penyebab perubahan iklim. Bahkan kontribusi GRK dari batubara diakui oleh Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Pandu Sjahrir. "Per hari ini, total emisi CO2 Indonesia sekitar 1,26 giga ton karbon. Dari sisi itu, kami juga ketahui sepertiganya dari pembangkit listrik batu bara dan sektor pertambangan," ujar Pandu dalam acara CEO Talks' Webinar: Sustainability Executive Connect, seperti ditulis portal berita bisnis.com.
ADVERTISEMENT
Ironisnya, meskipun dampak buruk batubara semakin nyata, sektor perbankan terus menggelontorkan uangnya untuk proyek-proyek energi kotor ini. Salah satu bank yang masih menggelontorkan pendanaan ke proyek energi kotor itu adalah BNI.
Keterlibatan BNI dalam menggelontorkan uang ke proyek energi kotor batubara disesalkan dari banyak pihak. Salah satu pihak yang menyesalkan pendanaan BNI terhadap energi kotor batubara itu adalah organisasi lingkungan hidup internasional 350.org. Dalam berbagai kesempatan, Koordinator Indonesia Team Leader 350.org, Sisilia Nurmala Dewi mengajak seluruh masyarakat mendesak bank-bank nasional, termasuk BNI, untuk menghentikan pendanaan ke proyek-proyek energi kotor batubara.
Sebelumnya ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri melalui akun media sosialnya, juga mengajak publik memboikot bank-bank yang masih mendanai energi kotor batubara.
ADVERTISEMENT
Sampai kapan bank-bank, termasuk BNI, akan menghentikan pendanaan ke proyek energi kotor batubara? Apakah menunggu sampai terjadi bencana ekologi yang bertubi-tubi atau mereka menanti jutaan nasabahnya yang sudah sadar lingkungan hidup menarik dananya dari bank itu?