Konten dari Pengguna

Tahun Ini Hari Tani Bertepatan dengan Aksi Global Climate Strike

firdauscahyadi
Firdaus Cahyadi. Direktur Yayasan SatuDunia. Konsultan knowledge management, monitoring dan evaluasi, analisis media untuk organisasi masyarakat sipil.
23 September 2021 19:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari firdauscahyadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: Markus Spiske, markus-spiske-XhHSid9QqAY-unsplash, https://unsplash.com/photos/XhHSid9QqAY
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: Markus Spiske, markus-spiske-XhHSid9QqAY-unsplash, https://unsplash.com/photos/XhHSid9QqAY
ADVERTISEMENT
Tidak banyak yang tahu bahwa setiap 24 September di Indonesia diperingati hari tani. Bukan kebetulan pula bila tahun 2021 ini, peringatan hari tani bertepatan dengan aksi iklim, 'global climate strike' (jeda untuk iklim), sebuah aksi unjuk rasa secara global yang mengangkat permasalahan perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Saat ini persoalan kaum tani bukan hanya terkait dengan konflik agraria namun juga ancaman krisis iklim, yang menurut PBB datang lebih cepat dari yang selama ini diperkirakan.
“Hari Tani merupakan momen yang tepat bagi pemerintah untuk melakukan refleksi agar mampu melakukan pembangunan yang berpihak ke masyarakat dan lingkungan, bukan hanya segelintir orang. Contoh dengan menghentikan pembangunan PLTU Batu Bara yang selain menjadi sumber emisi GRK, juga erat kaitannya dengan konflik agraria yang merampas lahan para petani," ungkap Ginanjar Ariyasuta, aktivis muda yang tergabung dalam gerakan Jeda untuk Iklim.
“Di tahun 2021 ini, sumber-sumber kehidupan kaum tani kian rentan terdampak krisis iklim,” ujar Indonesia Team Leader 350.org, Sisilia Nurmala Dewi dalam siaran persnya, “Bencana ekologi akibat krisis iklim berupa kekeringan dan banjir bandang sama-sama mengancam kehidupan kaum tani, belum lagi makin banyaknya hama tanaman karena perubahan iklim.”
ADVERTISEMENT
Semua bencana ekologi akibat krisis iklim akan berdampak pada kehidupan kaum tani. Terkait dengan itulah, upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, penyebab krisis iklim harus segera dilakukan. Menurut Sisilia Nurmala Dewi, transisi energi menuju energi terbarukan harus segera diwujudkan. Namun, sayangnya, bank-bank BUMN seperti BNI, justru masih menggelontorkan pendanaannya ke proyek energi kotor batubara.
Untuk itu, di Hari Tani 2021 ini, harus jadi momentum bagi bank BUMN untuk ikut mengambil peran dalam menghindarkan dampak buruk krisis iklim bagi kaum tani. Bank-bank BUMN, seperti BNI, harus menghentikan pendanaannya untuk proyek-proyek energi kotor batubara. Bank-bank milik negara itu harus mengarahkan pendanaannya ke proyek-proyek yang rendah emisi ramah lingkungan.