news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

K-POP: Menjadi Inspirasi dalam Berprestasi

Konten dari Pengguna
29 April 2018 23:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Firdha Amelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
K-POP: Menjadi Inspirasi dalam Berprestasi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
(sumber: Twitter)
Jika mendengar kata "K-Pop", mungkin sebagian orang pasti mengira bahwa penggemar K-Pop merupakan orang-orang fanatik yang sangat cinta terhadap idolanya yang berasal dari Negeri Ginseng. Ya, memang benar. Dan saya adalah bagian dari mereka sejak 2011.
ADVERTISEMENT
Saat itu, K-Pop sedang booming sekali di Indonesia. Jika mereka datang ke negara kita, tak jarang beberapa stasiun televisi memboyong artis-artis K-Pop untuk tampil di acaranya. Sebut saja Super Junior M, Jay Park, dan masih banyak lagi. Itulah salah satu hiburan untuk saya. Bisa melihat idola di televisi saja rasanya senang sekali. Saya yang masih kelas 6 SD, belum mengerti benar tentang album dan konser. Yang saya tahu, hanyalah lagu serta video musik mereka yang saya lihat dan dengar berkali-kali. Bermodalkan hape jadul, uang untuk ke warnet dan membeli majalah di pasar, saya memulai untuk menjadi seorang K-Poper.
Lanjut ke jenjang SMP, di kota saya masih jarang sekali yang menyukai K-Pop. Saat itu, hanya saya dan satu orang teman saya di sekolah yang menjadi penikmat boyband dan K-Drama. Setiap hari, kami menyisihkan uang jajan untuk membeli majalah yang isinya didominasi oleh artis Korea. Namun, setelah kelas 8, ia pindah sehingga saya tinggal sendiri yang bertahan.
ADVERTISEMENT
Pada waktu masuk SMA, android dan gadget mulai menjamur. Saya yang sejak SD hanya punya satu fandom yaitu EXO-L—begitu sebutannya sekarang, semakin senang karena mudahnya akses informasi tentang grup idola saya melalui internet. Saat EXO come back dengan lagu Monster, saya bertekad untuk membeli albumnya, walaupun pada akhirnya, kakak saya yang membelikan album EX'Act bernuansa hitam itu. Album K-Pop memang tidak murah jika dibandingkan dengan album dari negara lain. Namun, isi didalamnya yang terdiri dari CD, photo book, poster, photocard, serta barang-barang lain yang unik, membuat saya tidak tahan untuk tidak membelinya. Mulai saat itu, saya rutin membeli album EXO dan album dari beberapa grup setiap tahun. Urusan uang, saya tidak pernah berpikir untuk meminta dari orang tua karena pasti tidak akan boleh. Saya lalu memutar akal, bagaimana caranya saya bisa punya album dengan tidak merepotkan orang tua. Saya lalu mengikuti berbagai giveaway di media sosial seperti Facebook dan Twitter baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Sampai saat ini, saya punya dua album serta beberapa merchandise K-Pop yang saya dapat secara cuma-cuma. Saya juga menabung lebih banyak dan berjualan barang-barang. Sebagai tambahan lain, saya pun serius belajar di sekolah dan mengikuti lomba-lomba, untuk menambah tabungan saya.
ADVERTISEMENT
Idola tak hanya menjadi hiburan, namun juga menjadi inspirasi bagi saya untuk meraih banyak prestasi. Ketika melihat EXO dapat konser ke berbagai negara dan mendapat banyak penghargaan, saya bertekad untuk terus menimba ilmu dan menggapai cita-cita. Rasa nervous ketika akan bertanding ataupun ujian hilang begitu saja karena lagu Korea yang sering saya dengar. Berkat K-Pop, rasa percaya diri saya meningkat dan saya dapat bertahan di peringkat tiga besar di sekolah, walaupun seringkali, teman-teman saya mem-bully baik secara langsung maupun melalui media sosial karena saya menyukai artis Korea.
Karena K-Pop saya berkeinginan untuk memilih jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea, dan saya mewujudkannya tahun ini. Menangkis ketidakpercayaan orang-orang atas keraguan diri mereka terhadap saya. Saya harap, K-Pop dapat terus menjadi sumber hal positif untuk saya.
ADVERTISEMENT
K-Pop tidaklah membawa pengaruh buruk, namun justru diri kita sendirilah yang tidak mampu mengatur diri sehingga kita terjerumus dalam hal negatif.
Mari berjuang dan berprestasi.
Hwaiting!