Konten dari Pengguna

CLASS OF '92: Tingkah Laku Generasi Emas Dimata Sang Manajer Sir Alex Ferguson

18 Mei 2020 3:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Firman Tri Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Class of '92: Ryan Giggs, Nicky Butt, David Beckham, Gary Neville, Phil Neville, dan Paul Scholes. Foto: BBC
zoom-in-whitePerbesar
Class of '92: Ryan Giggs, Nicky Butt, David Beckham, Gary Neville, Phil Neville, dan Paul Scholes. Foto: BBC
Sekelompok bocah berumur 13 tahunan dari latar belakang yang berbeda datang di sebuah lapangan latihan yang kumuh bernama The Cliff. Namun tidak ada yang menyangka bahwa sekelompok bocah tersebut akan menjadi generasi emas. Sekelompok bocah tersebut sekarang dikenal dengan sebutan ‘Class of 92’. Class of ‘92 adalah sebutan untuk enam pemain lulusan akademi Manchester United, yaitu Paul Scholes, Nicky Butt, Gary Neville, Phil Neville, Ryan Giggs, serta David Beckham yang memulai karier seniornya sejak 1992.
ADVERTISEMENT
Menurut Sir Alex Ferguson (Fergie) dalam buku autobiografinya, Nicky Butt adalah salah seorang pemain yang membumi dan tangguh secara mental. Selain itu juga, Nicky merupakan orang yang sangat iseng dan sering dimarahi oleh Fergie karena tingkah laku nakalnya, sampai Fergie memberikan sebutan ‘si anak nakal’ kepada Nicky dan ‘si berani singa’ karena selalu ingin memiliki tantangan. Fergie lebih sering memarahi mereka (Class of ’92) dibanding pemain lain karena bagi Fergie mereka sudah seperti keluarga sendiri.
Tidak jauh berbeda dengan Nicky yang nakal. Gary Neville dimata Fergie merupakan orang yang suka marah-marah, suka bertengkar dan blakblakan. Jika ada kesalahan atau cacat, Gary bisa langsung mempermasalahkan. Fergie terkadang melihat bagaimana Gary mempermasalahkan urusan kecil menjadi besar. Namun, jika dengan Fergie, Gary tahu batas kesabaran sang manajer tersebut. Fergie sering bercanda dengan Gary, candaan itu membuat emosi Gary menjadi mereda. Tidak salah jika Fergie memilih Gary Neville sebagai kapten tim.
ADVERTISEMENT
Phil Neville dimata Fergie adalah sosok yang disiplin dan mau berbuat apapun demi tim. Dia hanya berpikir mengenai tim. Jika Phil harus berperan sedikit bagi kesuksesan tim, maka ia akan mencari cara untuk tetap bahagia. Phil sendiri bukan orang yang blakblakan seperti kakanya, Gary. Bahkan ketika Phil mulai tidak betah di Old Trafford pun Gary yang memulai pembicaraan dengan Ferguson. Gary datang ke Ferguson dan menanyakan tentang berkurangnya peran Phil.
Berbeda dengan Nicky dan Gary. Paul Scholes dimata Fergie merupakan orang yang tidak banyak bicara dan sangat pemalu. Fergie dan staf kepelatihannya sempat meragukan Scholes kala itu karena Scholes memiliki ukuran tubuh yang kecil. Namun, skill yang dimiliki oleh Scholes membuat Fergie percaya bahwa Scholes bisa sukses di Manchester United. Scholes memiliki kepandaian dalam mengoper dan juga bakat mengatur serangan. Bagi Fergie, Scholes merupakan pemain yang dapat diandalkan dan pembantu setia yang selalu siap sedia.
ADVERTISEMENT
Di dalam generasi ini Ryan Giggs adalah orang yang paling di puja. Banyak fans yang menganggap bahwa Giggs merupakan anak yang ajaib. Ryan Giggs dimata Fergie merupakan orang yang pintar dan cerdas. Kecerdasan yang dimiliki oleh Giggs sangat membantu dalam mengelola kehidupan sosialnya. Giggs seperti raja, tidak banyak bicara, namun di antara teman-temannya dan bahkan oleh semua orang di klub Giggs sangat dihormati. Giggs juga mengabaikan ketenaran dan pencitraan, Giggs tidak suka banyak disorot. Kepribadiannya lebih introvert.
Berbeda sangat jauh dengan Giggs yang mengabaikan ketenaran. David Beckham dimata Fergie merupakan orang yang nyaman dengan gaya hidupnya dan ingin meraih status. Fergie sempat kecewa dengan Beckham yang memilih untuk menjadi terkenal padahal Beckham merupakan orang yang sangat luar biasa. Beckham merupakan satu-satunya pemain binaan Fergie yang memilih untuk menjadi terkenal, yang berusaha menjadi tenar di luar sepak bola. Ketika pertama kali Beckham bergabung dengan Manchester United, Beckham merupakan orang yang gila bola. Beckham tidak pernah keluar dari ruang olahraga dan tidak bisa berhenti berlatih. Beckham sangat cinta sepak bola. Namun, dia meninggalkan semua itu untuk karier baru, gaya hidup baru, sebagai seorang artis. Ketika menjadi artis, Beckham menjadi sukses, menjadi ikon, orang-orang mengikuti perubahan gayanya dan menirunya. Tetapi, Fergie merupakan orang sepak bola dan tidak bisa meninggalkan sepak bola demi apa pun.
ADVERTISEMENT
Bagi Sir Alex Ferguson, mereka banyak memberikan stabilitas kepada klub. Mereka merupakan anak-anak binaan yang membawa semangat Manchester United dalam diri mereka. Bagi staf kepelatihan klub, mereka merupakan contoh hebat atas apa yang dapat dicapai melalui pembinaan pemain muda, dan bagi pemain-pemain muda, mereka sangat teladan. Walaupun Fergie merupakan orang yang menginginkan kepatuhan terus-menerus, tetapi Fergie juga suka orang-orang yang sedikit nakal. Bagi Fergie menyegarkan. Class of ’92 merupakan anak-anak yang tidak pernah takut apa pun. Mereka merupakan pasukan yang perkasa.
Firman Tri Nugraha, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia.