Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Kurangnya Minat terhadap Jurusan Peternakan: Tantangan dan Solusi
10 Februari 2025 14:53 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Firman Febrianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Minat Jurusan Peternakan
ADVERTISEMENT
Meningkatnya kebutuhan akan sumber protein asal hewani, berdampak kepada tingginya permintaan akan sumber protein asal ternak seperti sapi, kambing, ayam dan ternak lain nya. Hal ini menyebabkan peningkatan produksi dari bidang peternakan sangat di butuhkan yang tentunya akan berimbas kepada lowongan pekerjaan di bidang peternakan juga akan meningkat, namun tidak serta merta membuat jurusan peternakan diminati calon mahasiswa, hal ini disebabkan karena
![Kegiatan Praktikum Lapangan ke Feedlot. (doc. pribadi)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkqcasern3gdcmdfv4nbqmx9.jpg)
1. Kurangnya Pengetahuan dan Minat Awal dari Calon Mahasiswa
ADVERTISEMENT
Banyak calon mahasiswa yang memilih jurusan berdasarkan pemahaman mereka tentang bidang tersebut. Sayangnya, peternakan sering kali tidak diajarkan secara mendalam di jenjang pendidikan menengah, sehingga siswa tidak memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang dipelajari dan apa yang dapat mereka capai setelah lulus. Di Indonesia, pendidikan peternakan seringkali dianggap sebagai pilihan yang lebih "spesifik" dan "terbatas", sehingga banyak siswa cenderung memilih jurusan yang lebih umum, seperti kedokteran, teknik, atau ekonomi yang lebih dikenal dan memiliki daya tarik lebih luas.
Selain itu, peternakan sering dipandang sebagai bidang yang berhubungan dengan pekerjaan lapangan, seperti merawat hewan di peternakan atau kerja di industri pengolahan hewan, yang dianggap tidak sepopuler pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi atau bidang lainnya. Hal ini berkontribusi pada minimnya minat di kalangan generasi muda yang lebih tertarik pada pekerjaan yang lebih "keren" atau dianggap lebih prestisius.
ADVERTISEMENT
2. Persepsi Pekerjaan yang Terbatas dan Tidak Menarik
Banyak orang berpikir bahwa jurusan peternakan hanya membuka peluang kerja di sektor-sektor yang terbatas, seperti peternakan tradisional, rumah potong hewan, atau industri makanan dan minuman berbasis hewani. Meskipun benar bahwa bidang-bidang tersebut masih menjadi bagian besar dari industri peternakan, kenyataannya dunia peternakan modern jauh lebih luas dan berkembang, mencakup aspek riset, teknologi, bioteknologi, hingga agribisnis yang lebih berkelanjutan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, banyak inovasi dalam peternakan, seperti sistem pemantauan hewan berbasis sensor, teknologi pakan berbasis data, dan peningkatan produktivitas melalui rekayasa genetika. Namun, sayangnya, masyarakat belum sepenuhnya menyadari peluang-peluang ini, dan banyak yang menganggap karier di peternakan tidak menjanjikan prospek kerja yang menarik atau menguntungkan dibandingkan dengan karier di bidang teknologi atau bisnis.
ADVERTISEMENT
3. Persaingan dengan Jurusan yang Lebih Populer
Di dunia pendidikan, terutama di kalangan calon mahasiswa, jurusan-jurusan seperti teknik, ekonomi, kedokteran, atau psikologi sering dianggap sebagai pilihan utama. Jurusan-jurusan ini menawarkan prospek kerja yang lebih jelas dan umumnya memiliki peluang gaji yang lebih tinggi. Di sisi lain, peternakan lebih sering dipandang sebagai sektor yang lebih spesifik, dengan pekerjaan yang lebih "terbatas" atau tidak langsung terlihat modern.
Persepsi ini sering mengarah pada pilihan calon mahasiswa yang lebih memilih jurusan yang lebih umum dan lebih mudah diterima di pasar kerja, meskipun dengan persaingan yang lebih ketat. Dengan begitu, banyak yang memilih jurusan-jurusan yang lebih trendi dan mungkin lebih bergengsi, meninggalkan jurusan peternakan sebagai pilihan cadangan.
ADVERTISEMENT
4. Lokasi dan Infrastruktur yang Terbatas
Jurusan peternakan sering kali ditawarkan di perguruan tinggi yang terletak di daerah-daerah yang lebih jauh dari pusat kota besar. Kampus-kampus yang menawarkan jurusan ini sering kali berada di daerah pedesaan atau dekat dengan industri pertanian, yang bisa mempengaruhi daya tarik bagi calon mahasiswa yang lebih memilih tinggal di kota besar. Juga, fasilitas yang ada untuk jurusan peternakan di beberapa kampus mungkin masih kurang dibandingkan dengan jurusan lain yang lebih berkembang dalam hal teknologi dan infrastruktur.
Selain itu, dunia peternakan sering membutuhkan ruang praktikum yang lebih besar, seperti lahan untuk peternakan atau fasilitas pengolahan produk hewani. Hal ini bisa menjadi kendala bagi perguruan tinggi yang berbasis di kota besar yang kesulitan menyediakan fasilitas tersebut.
ADVERTISEMENT
5. Kurangnya Promosi dan Pengenalan Jurusan
Peternakan sebagai bidang studi mungkin kurang mendapatkan perhatian atau promosi yang cukup dari perguruan tinggi dan media. Kebanyakan promosi yang dilakukan lebih berfokus pada jurusan yang lebih populer dan lebih dikenal, seperti kedokteran, teknik, atau manajemen. Kurangnya informasi tentang keberagaman peluang kerja di bidang peternakan, terutama di sektor inovatif seperti bioteknologi, pengelolaan sumber daya alam, dan pengembangan pangan berkelanjutan, membuat calon mahasiswa tidak tahu betapa pentingnya dan beragamnya dunia peternakan.
6. Stigma Terhadap Industri Pertanian dan Peternakan Tradisional
Di banyak masyarakat, peternakan sering dianggap sebagai pekerjaan yang kuno atau tradisional, dengan citra yang tidak se-modern dan secanggih bidang lainnya. Bahkan meskipun ada kemajuan pesat dalam teknologi dan praktik peternakan modern, pandangan ini masih sering membayangi sektor ini. Peternakan sering dipandang sebagai sektor yang "tertinggal" dibandingkan dengan sektor lain yang lebih berkembang seperti teknologi, hiburan, atau desain.
ADVERTISEMENT
Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Peternakan modern kini lebih banyak melibatkan inovasi teknologi dan riset untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan keberlanjutan produksi pangan. Dengan berkembangnya isu-isu ketahanan pangan global dan perubahan iklim, sektor peternakan memiliki potensi besar untuk berkembang pesat dan menjadi semakin relevan di masa depan.
7. Kurangnya Perhatian pada Masalah Ketahanan Pangan dan Keberlanjutan
Selain itu, dengan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya keberlanjutan dan ketahanan pangan, peran peternakan semakin penting, tetapi hal ini masih kurang mendapat perhatian. Dunia peternakan dapat berperan besar dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengurangan dampak lingkungan. Di sisi lain, dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia, permintaan terhadap produk pangan hewani akan terus berkembang, menciptakan peluang besar untuk inovasi dan pengembangan dalam industri ini.
ADVERTISEMENT
Jika generasi muda lebih memahami dampak dan peran peternakan dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan pengelolaan sumber daya alam, saya percaya minat terhadap jurusan ini akan meningkat.
Kesimpulan
Jurusan peternakan mungkin kurang diminati karena berbagai faktor yang berkaitan dengan persepsi umum terhadap bidang ini, kurangnya pengetahuan mendalam tentang peluang yang ada, serta adanya pilihan jurusan lain yang lebih populer. Namun, dengan promosi yang lebih baik dan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya sektor peternakan, terutama dalam konteks teknologi, keberlanjutan, dan ketahanan pangan, saya yakin bahwa minat terhadap jurusan ini akan meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Peternakan bukan hanya tentang mengurus hewan, tetapi juga tentang berinovasi untuk menjawab tantangan global yang semakin mendesak.
ADVERTISEMENT