Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Festival Taman Budaya Soetedja: Jejak Budaya Banyumas yang Abadi
16 Januari 2025 17:21 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fitri Amelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Festival Taman Budaya Soetedja 2024 kembali menjadi sorotan di Kabupaten Banyumas, mengusung tema “Serayu Mendayu” untuk merayakan keberagaman seni dan budaya lokal. Selama dua hari, 8–9 November 2024, festival ini menyajikan berbagai kegiatan yang menghibur sekaligus memperkaya wawasan budaya, dari pertunjukan seni hingga diskusi mendalam. Berlokasi di lereng Gunung Slamet yang sejuk, Taman Budaya Soetedja menjadi saksi hidupnya tradisi dan kreativitas yang menyatu dalam satu panggung.
ADVERTISEMENT
Pada hari pertama, pengunjung disuguhi rangkaian pertunjukan seni tradisional yang menjadi kebanggaan Banyumas. Dimulai dengan Solawat Jawa yang memberikan sentuhan religius, acara dilanjutkan dengan Gubrek Lesung yang enerjik, serta Gadon, Angguk, dan Begalan yang penuh filosofi. Grup-grup seperti Bongkel, Gandalia, dan Laisan turut meramaikan suasana dengan harmoni musik dan tarian mereka yang memukau. Kreativitas generasi muda juga terlihat melalui aksi panggung Aksi Muda, Cowongan, dan Buncis, yang mendapat sambutan meriah dari penonton.
Puncak kemeriahan di hari pertama diwarnai oleh penampilan Orkes Dangdut Kosmik, yang berhasil memikat hati pengunjung dengan alunan musik dangdut modern. Penonton juga disuguhkan sentuhan seni tradisional melalui penampilan grup Cengklung Purbalingga, yang mempersembahkan keindahan seni bambu khas Jawa Tengah. Malam ditutup dengan pemutaran film dokumenter “Mencari Soetedja” karya Bowo Leksono, yang mengisahkan perjalanan seorang seniman besar Banyumas, diikuti penampilan melankolis grup Mukela yang menutup hari pertama dengan penuh kesan.
Hari kedua festival dibuka dengan kompetisi festival band, di mana band-band lokal bersaing menunjukkan kreativitas mereka di depan juri profesional. Kompetisi ini tidak hanya menjadi ajang unjuk bakat, tetapi juga memberikan ruang apresiasi bagi musisi muda Banyumas. Selain itu, sesi Bincang Budaya menjadi salah satu highlight penting, menghadirkan tokoh-tokoh budaya untuk membahas pelestarian seni dalam konteks modern.
ADVERTISEMENT
Grup-grup seni, termasuk pemenang festival band, kembali tampil di malam hari, memberikan hiburan yang memukau. Penonton juga disuguhi penampilan spesial dari Astakiri dengan musik etnik modernnya, serta Fajar Sopsan yang memadukan nuansa keroncong yang memikat. Sebagai penutup, award ceremony menjadi momen yang dinanti, memberikan penghargaan kepada para pemenang kompetisi sekaligus merayakan kolaborasi luar biasa antara tradisi dan inovasi.
Dipenghujung acara tibalah pengumuman nominasi juara dari festival band yang sangat ditunggu-tunggu. Juara pertama diraih oleh sebuah band asal SMA N 1 Purwokerto yang bernama Ganendra. Dengan senyuman sumringah yang menandakan kebanggan dalam lubuk hati kedua personal mud aitu sambil menerima plakat juaraya.
Festival Taman Budaya Soetedja 2024 bukan hanya sekadar acara hiburan, tetapi juga menjadi platform penting untuk merefleksikan identitas budaya Banyumas. Dengan dukungan dari Kemendikbudristek, Dinporabudpar Banyumas, dan berbagai pihak lainnya, festival ini berhasil menghubungkan generasi muda dengan akar budaya mereka, sekaligus menginspirasi masyarakat untuk terus melestarikan seni dan tradisi lokal. Keberhasilan festival ini menjadi bukti nyata bahwa seni dan budaya memiliki kekuatan untuk menyatukan dan menghidupkan kembali semangat kebersamaan di tengah modernisasi.
ADVERTISEMENT