Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Menghadapi Krisis Dengan Strategi Komunikasi Efektif
24 Februari 2025 13:20 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Fitria Rizki Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Krisis merupakan kondisi yang tidak terhindarkan dalam kehidupan organisasi, termasuk di sektor pemerintahan. Dalam situasi krisis, peran humas pemerintah menjadi sangat krusial untuk menjaga citra, mengendalikan situasi, dan memulihkan kepercayaan publik. Salah satu pendekatan yang efektif dalam menghadapi krisis adalah dengan menggunakan teori komunikasi krisis, khususnya dengan kerangka FIRST dan RESIST.
ADVERTISEMENT
Teori komunikasi krisis berfokus pada bagaimana organisasi berkomunikasi selama dan setelah terjadinya krisis. Kerangka FIRST (Fact, Impact, Response, Solution, Transparency) dan RESIST (Regain trust, Empathy, Strategy, Information control, Swift action, Transparency) memberikan panduan strategis dalam merespon krisis dengan tepat dan terukur. Kedua kerangka ini tidak hanya membantu organisasi dalam merespon krisis secara reaktif tetapi juga dalam membangun sistem antisipasi dan pencegahan yang kuat.
Kerangka FIRST dalam Menghadapi Krisis
Kerangka FIRST dimulai dengan pengumpulan fakta. Dalam situasi krisis, penting bagi humas pemerintah untuk segera mengumpulkan fakta secara cepat dan akurat agar informasi yang disampaikan kepada publik benar dan dapat dipercaya. Fakta yang jelas dan terverifikasi menjadi landasan dalam menentukan langkah komunikasi berikutnya. Setelah fakta terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis dampak dari krisis tersebut. Dampak tidak hanya diukur dari aspek materiil tetapi juga immateriil, termasuk bagaimana krisis memengaruhi persepsi publik, kestabilan sosial, hingga kepercayaan terhadap pemerintah.
ADVERTISEMENT
Dalam tahap respon, humas pemerintah harus menyusun langkah-langkah konkret yang harus diambil dalam menghadapi krisis. Respon yang tepat akan menunjukkan kesiapan pemerintah dalam mengatasi situasi sulit dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Setelah merespon, humas perlu merumuskan solusi jangka pendek dan panjang. Solusi yang ditawarkan harus realistis, dapat dieksekusi dengan baik, dan memberikan dampak positif bagi pemulihan kondisi. Di atas semua itu, transparansi menjadi kunci dalam semua tahapan tersebut. Dengan bersikap transparan, pemerintah menunjukkan itikad baik dalam membuka informasi kepada publik secara terbuka dan jujur, sehingga dapat menjaga kepercayaan masyarakat.
Strategi RESIST dalam Pemulihan Krisis
Selain kerangka FIRST, humas pemerintah juga dapat menerapkan strategi RESIST untuk memulihkan krisis dengan lebih efektif. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali kepercayaan publik melalui tindakan nyata dan komunikasi yang efektif. Tindakan yang konsisten dan sesuai dengan ekspektasi publik akan membantu memperbaiki citra yang sempat terganggu akibat krisis.
ADVERTISEMENT
Empati juga memegang peranan penting dalam strategi RESIST. Menunjukkan rasa peduli terhadap korban atau pihak-pihak yang terdampak krisis tidak hanya mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan tetapi juga memperkuat posisi pemerintah di mata masyarakat. Melalui empati, komunikasi yang dilakukan menjadi lebih menyentuh dan tidak terkesan hanya formalitas semata.
Strategi komunikasi yang tepat sasaran harus direncanakan dengan cermat. Humas pemerintah perlu memastikan pesan yang disampaikan relevan dengan kebutuhan publik dan menggunakan saluran komunikasi yang efektif. Selain itu, pengendalian arus informasi juga harus diperhatikan. Informasi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan misinformasi atau disinformasi yang justru memperburuk krisis.
Tindakan cepat dan tegas juga merupakan komponen utama dalam strategi RESIST. Pemerintah harus mampu merespon krisis dengan segera untuk mencegah situasi semakin memburuk. Di sisi lain, transparansi tetap menjadi faktor penentu dalam setiap tindakan yang diambil. Informasi yang disampaikan secara terbuka dan terus-menerus akan memperlihatkan komitmen pemerintah dalam menyelesaikan krisis dengan baik.
Antisipasi Krisis di BRIN Dengan Langkah Strategis Humas Pemerintah
ADVERTISEMENT
Sebagai lembaga riset dan inovasi nasional, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Namun, seperti halnya organisasi besar lainnya, BRIN tidak terlepas dari kemungkinan menghadapi krisis, baik yang berkaitan dengan proyek penelitian, kebijakan internal, maupun isu publik.
Misalnya, jika terjadi permasalahan dalam sebuah proyek penelitian yang mendapat sorotan publik, humas BRIN harus segera menerapkan kerangka FIRST. Humas akan segera mengumpulkan fakta terkait proyek tersebut, menganalisis dampak krisis baik secara internal maupun eksternal, dan menyusun respon yang tepat untuk meredam situasi. Solusi yang ditawarkan bisa berupa komunikasi yang lebih terbuka dengan pemangku kepentingan. Dalam setiap langkah tersebut, transparansi harus dijaga untuk memastikan publik mendapatkan informasi yang benar.
ADVERTISEMENT
Melalui strategi RESIST, humas BRIN dapat mengambil langkah proaktif untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat. Empati kepada masyarakat yang terdampak, strategi komunikasi yang tepat, pengendalian informasi yang baik, tindakan yang cepat, dan transparansi penuh akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi krisis tersebut. Dengan pendekatan ini, BRIN dapat tetap mempertahankan reputasinya sebagai lembaga riset yang kredibel dan terpercaya.
Kekuatan Komunikasi dalam Menutup Krisis
Dalam menghadapi krisis, komunikasi bukan sekadar alat penyampai pesan, tetapi juga menjadi senjata utama dalam memulihkan keadaan. Dengan memadukan kerangka FIRST dan strategi RESIST, humas pemerintah, termasuk di BRIN, memiliki peluang besar untuk tidak hanya mengatasi krisis tetapi juga memperkuat kepercayaan publik. Setiap tantangan krisis adalah kesempatan untuk menunjukkan integritas, empati, dan komitmen dalam melayani masyarakat. Teruslah mengasah kemampuan komunikasi untuk menciptakan narasi yang positif dan membangun fondasi yang lebih kuat bagi masa depan organisasi.
ADVERTISEMENT