Konten dari Pengguna

Kepribadian Ambang: Emosi dan Trauma Memicu Keinginan Bunuh Diri

FIZZA AQILLA
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya Malang
23 November 2021 20:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari FIZZA AQILLA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu mengalami perubahan mood secara drastis? Ternyata, hal seperti ini tidak hanya terjadi karena mood swing saja, lho. Dalam kacamata psikologi, perubahan mood ini juga dapat terjadi karena gangguan Kepribadian Ambang atau Borderline Personality Disorder (BPD). Yuk, simak penjelasannya!
ADVERTISEMENT
Kepribadian Ambang atau Borderline Personality Disorder (BPD) merupakan kondisi psikologis yang mempengaruhi perasaan dan cara berpikir penderitanya sehingga sulit untuk mengendalikan emosi. Gangguan ini masih jarang diketahui oleh banyak orang karena selain cenderung sulit untuk didiagnosa, penderita kepribadian ambang tidak terlihat mengancam. Namun, jika dibiarkan dan terlambat diketahui akan sangat membahayakan dalam hubungan sosial kita bahkan dapat memicu keinginan bunuh diri. Tahukah kamu bagaimana kepribadian seperti ini bisa muncul?
Kepribadian Ambang ini dapat muncul karena dipengaruhi oleh genetik, kelainan pada otak dan yang paling banyak ditemukan adalah akibat dari trauma pada masa anak (perceive childhood emotional invalidation). Trauma masa anak meliputi beberapa aspek, yaitu menyaksikan kekerasan, mengalami kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan emosional, penolakan fisik, dan penolakan emosional (Minzenberg dkk., 2008).
ADVERTISEMENT
Lalu, apa saja gejala-gejala yang akan terjadi?
1. Emosi atau suasana hati yang tidak stabil
Kita sering mengalami perubahan mood yang drastis terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang-orang di sekitar kita secara tiba-tiba tanpa ada alasan yang jelas. Suasana hati yang tidak stabil ini menimbulkan perasaan marah, kosong, hampa, malu, cemas, takut, dan kesepian. Saat inilah emosi negatif akan menguasai sehingga kita akan kehilangan pengendalian diri.
2. Gangguan pada cara berpikir dan persepsi
Kepribadian ambang dapat menyebabkan kita berpikir bahwa kita bersalah, buruk dan tidak berarti. Berpikir bahwa semua orang benci dan ingin kita mati. Pikiran itu muncul karena hal-hal kecil seperti chat yang tidak dibalas padahal dia sedang online. Mencari pembenaran dan pembelaan ke orang sekitar bahwa kita tidak buruk. Selain itu, kita juga dapat mengalami halusinasi misal suara-suara yang muncul, delusi seperti harus keliling rumah agar tidak terjadi sesuatu yang buruk bahkan kita tidak bisa membedakan antara dunia nyata dan dunia halusinasi.
ADVERTISEMENT
3. Tindakan Impulsif
Melampiaskan emosi dengan menyakiti diri kita sendiri dan melakukan percobaan bunuh diri.
4. Hubungan yang tidak stabil
Kita cenderung takut dicuekin orang lain. Akan tetapi, ada suatu waktu di mana kita merasa tidak nyaman jika orang terlalu dekat dan memperhatikan kita.
Lantas, bagaimana cara untuk mengurangi risiko terkena gangguan kepribadian ambang? Nah, upaya yang bisa kita lakukan, yaitu:
Dari sini, bisa ditarik kesimpulan bahwa ketika seseorang pernah mengalami kekerasan maupun perundungan ia akan menganggap bahwa dirinya tidak berguna dan menganggap bahwa kekerasan adalah jalan untuk memecahkan masalah. Jika kita berada dalam masalah maka kita akan memilih melukai diri sendiri bahkan mencoba bunuh diri untuk melupakan kesedihan itu. Di sinilah pentingnya kelekatan antara orang tua maupun teman dekat yang bisa kita percaya untuk memberikan rasa aman, nyaman, kasih sayang dan penerimaan positif sehingga kita mampu mengendalikan emosi negatif.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hal yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan emosi adalah dengan berpikir positif, menghindari sesuatu yang dapat memicu trauma atau emosi negatif, dan melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti melukis, olahraga, memasak dan menjaga komunikasi dengan orang terdekat. Banyak orang dengan gangguan kepribadian ambang dapat membaik seiring waktu karena mencoba untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan didukung dengan perawatan yang tepat. Nah, jika kamu merasa ada sesuatu hal yang tidak wajar dalam dirimu segera periksakan ke psikolog atau psikiater karena kesehatan mental bukanlah hal yang sepele.
Referensi:
Wibhowo, C., Andromeda DS, K., & Santoso, J. G. (2019). Trauma Masa Anak, Hubungan Romantis, dan Kepribadian Ambang. Jurnal Psikologi, 46(1), 63-71.
Wibhowo, C. (2016). FAKTOR PENYEBAB KEPRIBADIAN AMBANG. PSIKODIMENSIA, 15(1), 107-122.
ADVERTISEMENT
Nareza, M. (2021, Juni 7). BPD (Borderline Personality Disorder). Alodokter.