Konten dari Pengguna

Political Branding Prabowo Subianto dalam Memenangkan Hati Rakyat

Despa Liana Sari
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas.
27 Oktober 2024 3:01 WIB
·
waktu baca 10 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Despa Liana Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Prabowo Subianto pada kampanye terakhir dalam rangka pemilu 2024 (Foto : Instagram Pribadi @prabowo)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto pada kampanye terakhir dalam rangka pemilu 2024 (Foto : Instagram Pribadi @prabowo)
ADVERTISEMENT
Indonesia kembali menghadapi proses spemilihan presiden pada tanggal 17 februari 2024 lalu. Pemilihan presiden menjadi salah satu bagian penting dari suatu proses demokrasi serta hasil dari sistem demokrasi itu sendiri. Sebagai bagian penting dari demokrasi, pemilihan presiden tidak hanya sekedar menjadi ajang pemilihan pemimpin, tetapi juga mencerminkan keinginan rakyat untuk perubahan dan kemajuan.
ADVERTISEMENT
Proses pemilihan presiden tahun ini menghadirkan berbagai dinamika menarik. Salah satunya ialah persaingan ketat diantara pasangan calon yang tidak mampu dihindari. Setiap pasangan calon berusaha keras untuk menarik dukungan publik melalui berbagai strategi. Isu – isu penting menjadi bahan perdebatan panas, mulai dari kebijakan ekonomi, sosial, hingga politik luar negeri. Selain itu, setiap pasanagn calon juga berusaha membangun citra positif di mata pemilih. Citra ini dibentuk melalui kampanye, media massa, dan media sosial, yang menjadi senjata utama dalam memenangkan hati rakyat.
Agar meraih dukungan dari masyarakat, seluruh relawan tim pemenangan harus bekerja keras dalam sebuah kompetisi politik. Salah satu strategi efektif yang dapat diterapkan adalah menggunakan iklan politik melalui media massa. Saat ini, media massa sering dimanfaatkan sebagai sarana pencitraan dengan menyayangkan iklan – iklan politik yang dirancang untuk menyampaikan citra guna memperkuat positioning. Konsep positioning dalam iklan merupakan suatu proses dimana kesan yang terbentuk dapat diubah dan disesuaikan untuk menarik perhatian orang lain. Strategi ini menjadi alternatif penting bagi para kandidat untuk memenangkan suara.
ADVERTISEMENT
Dalam ranah komunikasi politik, pembentuk branding menjadi bagian dari mencipttakan citra politik yang kuat. Political branding memberikan peluang bagi kandidat – kandidat politik untuk memperkuat citra mereka melalui berbagai saluran – saluran komunikasi. Kepercayaan publik terhadap suatu kandidat politik sejatinya dapat diperoleh dengan beberapa cara – cara mumpuni. Pertama, kandidat politik penting untuk menunjukkan keunikan identitas dirinya di hadapan publik. Identitas itu tidak serta – merta pula sembaranggan, sebaiknya identitas itu mewakili diri si kandidat politik yang digambarkan melalui visi dan misinya, sehingga mampu menarik perhatian dan simpati dari masyarakat. Kedua, kunci utamanya addalah menawarkan produk politik yang menarik. Produk politik yang dimaksud dapat berupa program-program unggulan, kebijakan, inovasi atau solusi nyata terhadapat permasalahan yang dimiliki masyarakat. Produk politik yang menarik dan dekat dengan masyarakat miilik kandidat akan membuat masyarakat merasa terwakili dan menaruh kepercayaan mereka sehingga timbul keputusan untuk memilih.
ADVERTISEMENT
Political branding berkembang seiring dengan kajian komunikasi politik kontemporer, khususnya dalam kampanye dan pemasaran politik melalui media sosial. Teori ini diadopsi dari psikologi dan ilmu ekonomi, berfokus pada upaya membangun dan mengelola citra pribadi seperti sebuah merek. Political branding melibatkan kesadaran diri, konsistensi citra, dan komunikasi yang efektif mengenai nilai dan kualitas yang membedakan seseorang. Haroen (2012 : 1) mendeskripsikan pengertian dari branding yang merupakan suatu aktivitas untuk membangun persepsi serta kepercayaan dari orang lain. Branding dibutuhkan oleh semua orang yang merasa memiliki kepentingan untuk mendapatkan sesuatu dari pihak lain. Sedangkan Marshment sendiri dalam Sandra (2013 : 4) menjelaskan bahwa branding menjadi suatu bentuk baru dalam political marketing. Branding sendiri merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris, “brand” yang bartinya merek. Akan tetapi, seluruh ahli sepakat bahwa brand yang dimaksud bukan sekedar simbol atau logo milik sebuah produk. Brand merepresentasikan secara simbolis identitas dari sebuah komiditi pemasaran atau dalam hal ini diasumsikan sebagai kandidat politik itu sendiri. Mitsikopolou (2008 : 112) menerangkan bahwa citra dan personalitis milik pemimpin dapat dibentuk melalui proses branding. Branding juga bahkan dapat membantu seorang kandidat dalam menjaga reputasi dan memperoleh dukungan publik
ADVERTISEMENT
Dalam konteks politik, branding memiliki makna yang sama dengan komersial, di mana strategi komodifikasi digunakan oleh aktor politik untuk menonjolkan nilai tambah sehingga dipilih oleh publik. Tujuan darri political branding adalah membentuk citra dirinya sebagai seorang pejabat politik dalam suatu kandidasi. Prinsip dasarnya adalah menjelaskan identitas dan konsep diri agar diterima publik, melalui strategi yang membangun dan mengelola citra politik kandidat, partai, atau gerakan politik dalam politik elektoral.
Political branding mencakup bagaimana individu atau organisasi politik dipersepsikan oleh publik, meliputi perasaan, kesan, asosiasi, atau image yang dimiliki publik terhadap politisi, organisasi politik, atau negara. Branding politisi dibentuk dari persepsi subjektif masyarakat, termasuk elemen penampilan seperti gaya rambut dan pakaian yang mempengaruhi citra kandidat. Branding dalam politik penting karena dipengaruhi oleh elemen simbol, identifikasi, arti, nilai, kegunaan, dan diferensiasi dari produk politik tertentu.
ADVERTISEMENT
Salah satu calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Indonesia adalah Prabowo Subianto, yang memiliki nomor urut 02. Dalam rangka memenangkan hati rakyat dan mengamankan posisinya dalam kompetisi politik ini, Prabowo Subianto telah mengimplementasikan berbagai strategi political branding. Political branding adalah proses membangun dan mengelola citra yang bertujuan untuk memperkuat identitas politik dan menarik dukungan publik. Strategi ini sangat penting dalam konteks pemilu modern, di mana citra dan persepsi publik memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan seorang kandidat
Prabowo Subianto, dengan latar belakang militernya yang kuat dan pengalaman panjang dalam dunia politik, memahami pentingnya political branding untuk meningkatkan daya tariknya di mata pemilih. Upaya ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari penampilan fisik dan gaya komunikasi hingga penggunaan media massa dan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan politiknya. Dengan menciptakan branding yang kuat dan konsisten, Prabowo bertujuan untuk memperkuat persepsi positif di benak masyarakat, yang pada gilirannya diharapkan akan meningkatkan elektabilitasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks pemilihan presiden, political branding tidak hanya berfungsi untuk menciptakan citra positif, tetapi juga untuk membedakan seorang kandidat dari pesaingnya. Prabowo Subianto, dengan nomor urut 02, harus bersaing dengan kandidat lain yang jug memiliki strategi dan visi mereka sendiri. Oleh karena itu, kemampuan untuk menonjolkan keunikan dan kekuatan dirinya melalui political branding menjadi sangat krusial. Dengan memperkuat citra yang diinginkan dan memastikan bahwa pesan-pesan politiknya diterima dengan baik oleh publik, Prabowo berharap dapat memenangkan dukungan mayoritas pemilih.

Political Branding Prabowo Subianto Pada Pemilu 2024

Muttaqin, et.al (2020 : 43) merumuskan 3 indikator penting yang dipakai sebagai landasan berpikir untuk memahami bagaimana political branding. Pertama ada penampilan atau appereance yang bisa dilihat dalam segi pakaian, atribut kampanye, gaya rambut, gestur tubuh, dan simbol yang dipakai saat kampanye. Kedua yaitu personalitas (personalities) yaitu kepribadian personal branding kandidat politik yang dapat dilihat dari aktivitas kampanye. Personalitas ini dapat dilihat dari penggunaan tata bahasa, tingkah laku saat berhubungan dengan orang lain, kemampuan bersosialisasi dan menyampaikan pidato kampanye. Terakhir adalah indikator pesan kunci politik yang merupakan janji – janji politik kandidat, gagasan, nilai, harapan ataupun ideologi politiknya.
Prabowo Subianto berbicara di depan para pendukungnya (Foto : Instagram Pribadi @prabowo)
Untuk menggambarkan political branding milik Prabowo pada Pilpres 2024, terdapat tiga indikator kunci yang patut diperhatikan: penampilan, personalitas, dan pesan kunci politik. Apabila diukur dari indikator penampilan, Prabowo dan tim pemenangannya memilih warna baby blue sebagai identitas visual di media sosial dan saat berkampanye. Warna baby blue ini sangat menarik, menciptakan kesan segar dan bersahabat. Kesan yang kalem dan cerah nyatanya menjadi bagian yang menarik perhatian masyarakat. Warna ini memberikan suasana yang lebih hangat dan menandakan keterbukaan. Bahkan, saat pemilu berlangsung beberapa bulan lalu, pemilih Prabowo ramai mengenakan baju berwarna baby blue sebagai bentuk dukungan kepada calon presiden nomor urut 02 itu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Prabowo dan tim nya bergerak cepat memanfaatkan perkembangan teknologi Arificial Intelegent yang saat itu viral. Gambar Prabowo yang dihasilkan oleh AI dalam bentuk kartun lucu, atau yang kerap disebut “gemoy” oleh masyarakat, menjadi hangat diperbincangkan di media sosial. Istilah “gemoy” ini memberikan kessan lucu, menggemaskan, dan bersahabat yang diberikan oleh Prabowo Subianto. Sehingga, menimbulkan gejolak emosional bagi orang lain yang melihatnya. Tren “gemoy” ini akhirnya merambah ke dalam dalam kampanye Prabowo melalui “joget gemoy” yang menjadi ciri khas dan atraksi yang ditunggu pemilihanya dalam setiap kampanye di berbagai daerah. Joget ini bukan hanya hiburan, tetapi juga strategi branding yang memperkuat hubungan Prabowo dengan para pemilih.Dari segi penampilan, prabowo terlihat seperti seorang kakek lucu yang mengayomi cucu – cucunya, sehingga tidak ada kesan menyeramkan yang timbul daru mimik wajah.
Joget Gemoy milik Prabowo Subianto (Foto : Instagram Pribadi @prabowo)
Dilihat dari indikator personaliti, Prabowo membranding dirinya sebagai sosok yang lebih ramah dan dekat dengan masyarakat dibandingkan pada saat tahun – tahun sebelumnya ketika beliau mencalonkan diri menjadi presiden. Prabowo tampil sebagai sosok yang ceria, gemas, dan dekat dengan geenrasi – generasi muda. Perubahan besar ini menjadi bentuk transformasi personaliti Prabowo, dari yang mulanya memiliki kesan pemarah, tegas, dan ditakuti masyarakat karena latar belakang militer yang dimilikinya. Hal berbeda ditunjukkan Prabowo dala pemilihan presiden tahun 2024 dengan menampilkan sisi personaliti yang mencintai kedamaian, ramah, lebih mampu mengendalikan emosi, dan menunjukkan kepada publik bahwa beliau adalah pemimpin yang mampu merangkul seluruh masyarakat baik yang mendukungnya atau tidak.
ADVERTISEMENT
Transformasi pendekatan personaliti yang dilakukan Prabowo tidak hanya mengubah persepsi pubik terhadap dirinya, tetapi juga membuat publik merasa sejalan dengan visi dan misi yang beliau usung. Akhirnya Prabowo menjadi lebih mudah untuk diterima oleh berbagai kalangan, dari muda hingga tua. Perubahan personaliti dalam diri Prabowo ini merupakan suatu teknik branding yang efektif dan berhasil. Beliau mampu menarik simpati masyarakat dan mengambil sisi emosional publik sehingga menciptakan rasa kedekatan diantara mereka. Dengan pembawaan yang lebih santai dan penuh humor, Prabowo telah sukses menciptakan citra baru pada dirinya dihadapan masyarakat. Citra itu tentu berbeda dengan periode – periode sebelumnya saat beliau juga mencalonkan diri sebagai presiden. Hal ini memperkuat posisi Prabowo untuk memenuhi kriteria pemimpin kharismatik. Tidak hanya tegas, tetapi juga peduli dan mengayomi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Perubahan personaliti ini mernjadi bagain penting dalam politcal branding Prabowo Subianto sehingga mampu meraup banyak suara dan memenangkan pemilihan presiden tahun 2024 ini. Prabowo berusaha menghapus stigma atau persepsi masa lalu burukn yang menjadi berita buruk terhadap kepribadiannya. Kini, Prabowo membranding dirinya dengan menunjukkan pada publik bahwa beliau adalah pemimpian yang telah berkembang dan pergi dari masa lalu serta siap mendengarkan aspirasi dari rakyat. Hal ini menjadikan Prabowo tidak sekedar dihormati, tetapi juga semakin dicintai figurnya oleh banyak masyrakat. Perubahan ini menjadi bukti nyata bagaimana besarnya pengaruh strategi branding politik yang tepat dalam mengubah persepsi publik yang akan membawa dampak positif dalam proses politik.
Dinilai dari sisi indikator pesan kunci politik, Prabowo tentu tidak lupa untuk konsisten menyampaikan berbagai janji politiknya selama kampanye. Salah satu program unggulannya yang mencuri perhatian publik adalah program “makan siang gratis,” yang dengan cepat menjadi perbincangan dari masyarakat. Program ini mendapatkan banyak dukungan dari mereka yang merasa membutuhkan program makan siang gratis. Sasaran dari program ini ialah anak – anak dan juga ibu hamil. Tidak hanya dukungan, kontra terhadap program yang Prabowo usung satu ini juga banyak ditemukan. Meskipun menuai beragam pro dan kontra, program ini berhasil menarik perhatian dan memicu diskusi di antara masyarakat. Konsep makan siang gratis ini bukan hanya sekadar janji kampanye yang disampaikan oleh Prabowo, tetapi juga strategi branding politik yang cerdas. Melalui hal ini, citra Prabowo dan partainya semakin kuat sebagai pihak yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Program ini mencerminkan upaya nyata Prabowo dalam menjawab kebutuhan dasar rakyat, dan menyoroti komitmennya untuk mengurangi beban ekonomi bagi masyarakat yang kurang mampu. Dengan menawarkan solusi yang langsung berkaitan dengan kehidupan sehari- hari, Prabowo memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang memahami dan peduli terhadap kondisi rakyat. Meskipun beberapa pihak mengkritik program ini, banyak pula yang melihatnya sebagai langkah nyata dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Keberanian Prabowo untuk mempromosikan program ini sebagai bagian dari kampanye politiknya menunjukkan kemampuannya dalam mengemas pesan politik yang kuat dan mampu dipahami oleh banyak kalangan. Program makan gratis tidak hanya menjadi topik pembicaraan, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk mendekatkan dirinya dengan masyarakat, membangun hubungan emosional, dan memperluas basis pendukungnya. Dengan demikian, pesan kunci politik ini menjadi elemen penting dalam strategi branding Prabowo, membantu meningkatkan popularitasnya dan memperkuat citranya sebagai pemimpin yang visioner dan peduli.
ADVERTISEMENT