Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Gizi Halal di Rumah Sakit: Bukan Sekadar Label, tapi Kunci Kesembuhan!
13 Mei 2025 12:33 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari frans saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia? Pada tahun 2023, tercatat sekitar 240,62 juta penduduk Indonesia atau sekitar 86,7% dari total populasi adalah Muslim. Angka ini menunjukkan betapa besar kebutuhan akan produk dan layanan halal, termasuk di sektor kesehatan.
ADVERTISEMENT
Menurut Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), potensi pasar halal di Indonesia sangat besar—dan salah satu bidang yang terus berkembang adalah layanan kesehatan halal, termasuk gizi halal di rumah sakit.
Bayangkan, dari total 3.155 rumah sakit di Indonesia tahun 2023, mayoritasnya—lebih dari 50%—berada di Pulau Jawa. Artinya, akses terhadap layanan kesehatan yang sesuai dengan prinsip syariah belum merata di seluruh wilayah. Padahal, kesadaran masyarakat Muslim terhadap pentingnya layanan halal, termasuk makanan saat dirawat, terus meningkat.
Pernah nggak sih kamu atau keluarga dirawat di rumah sakit dan tiba-tiba muncul pertanyaan, “Ini makanannya halal nggak, ya?” Kalau iya, kamu nggak sendirian. Buat umat Muslim, halal itu bukan cuma label tapi prinsip hidup, bahkan ketika sedang sakit.
ADVERTISEMENT
Kunjungan dari Mahasiswa Mars UMY di Unit Gizi RS PKU Muhammadiyah Gamping pada hari Jumat (25/04/25). Kegiatan ini dilakukan untuk melihat dan belajar mengenai pelayanan instalasi Gizi dan Gizi Halal.
Kabar baiknya, kini makin banyak rumah sakit yang sadar dan mulai menerapkan layanan gizi halal. Tapi sebenarnya, kenapa sih gizi halal itu penting banget di rumah sakit? Yuk, simak 5 alasannya berikut ini!
1. Memberikan Ketenangan Batin dan Mendukung Proses Penyembuhan
Mengonsumsi makanan halal memberikan rasa nyaman dan ketenangan jiwa bagi pasien Muslim. Ketentraman ini sangat berpengaruh positif pada kondisi emosional pasien yang dapat mempercepat proses penyembuhan. Dengan keyakinan bahwa makanan yang dikonsumsi sesuai dengan ajaran agama, pasien merasa lebih tenang dan fokus pada pemulihan kesehatannya. Dalam Islam, makanan halal dianggap sebagai sumber keberkahan dan pembersih jiwa dari sifat negatif. Hal ini membuat pasien merasa lebih damai dan fokus pada pemulihan kesehatannya. Hadis Nabi Muhammad ﷺ menegaskan bahwa Allah hanya menerima yang baik (halal dan thayyib), sehingga mengonsumsi makanan halal merupakan bentuk ketaatan yang meningkatkan ketenangan batin dan kepercayaan diri.
ADVERTISEMENT
2. Menjamin Kesehatan Fisik Melalui Standar Pengolahan yang Ketat
Makanan halal biasanya diolah dengan standar kebersihan dan kesehatan yang tinggi. Proses sertifikasi halal memastikan bahan baku, metode produksi, hingga distribusi makanan memenuhi kriteria yang tidak hanya halal tetapi juga higienis dan aman dikonsumsi. Hal ini mengurangi risiko kontaminasi dan penyakit yang mungkin timbul dari makanan yang tidak memenuhi standar tersebut.
a. Pemilihan bahan baku: Semua bahan yang digunakan harus berasal dari sumber yang halal dan bebas dari bahan haram seperti babi, darah, dan alkohol. Bahan baku juga harus segar dan berkualitas tinggi.
b. Proses produksi: Proses penyembelihan hewan dilakukan sesuai dengan syariat Islam, yang mengutamakan pengeluaran darah secara sempurna untuk mengurangi risiko kontaminasi bakteri. Selain itu, fasilitas produksi makanan halal biasanya menerapkan standar kebersihan yang ketat, termasuk sanitasi alat dan lingkungan kerja.
ADVERTISEMENT
c. Distribusi dan penyimpanan: Makanan halal harus disimpan dan didistribusikan dalam kondisi yang menjaga kebersihan dan mencegah kontaminasi silang dengan produk non-halal atau bahan berbahaya lainnya.
3. Memenuhi Kewajiban Agama dengan Konsumsi yang Sesuai Syariat
Bagi umat Muslim, mengonsumsi makanan halal adalah kewajiban agama yang harus dijalankan dalam setiap keadaan, termasuk saat sakit. Rumah sakit yang menyediakan layanan gizi halal membantu pasien menjalankan ibadahnya dengan baik tanpa harus khawatir akan kehalalan makanan yang dikonsumsi. Ini menjadi bagian dari penghormatan terhadap keyakinan dan hak pasien Muslim.
4. Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pasien
Rumah sakit yang menerapkan standar gizi halal dan memiliki sertifikat halal dari lembaga resmi seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) mampu meningkatkan kepercayaan pasien Muslim. Pasien merasa yakin bahwa kebutuhan gizi mereka terpenuhi secara halal dan berkualitas, sehingga menciptakan pengalaman perawatan yang lebih baik dan inklusif.
ADVERTISEMENT
5. Mendapatkan Keberkahan dan Ridha Allah SWT
Mengonsumsi makanan halal tidak hanya bermanfaat secara fisik dan mental, tetapi juga membawa keberkahan dan ridha Allah SWT. Dalam Islam, makanan halal adalah sumber kebaikan yang mendekatkan diri kepada Allah dan membersihkan jiwa. Oleh karena itu, gizi halal di rumah sakit menjadi bagian penting dalam mendukung kesembuhan yang tidak hanya sehat secara jasmani tetapi juga spiritual.
Pelayanan gizi halal di rumah sakit bukan hanya soal memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, tetapi juga menghormati nilai-nilai agama dan memberikan kenyamanan batin yang mendukung kesembuhan. Dengan adanya sertifikasi halal dan penerapan sistem jaminan halal yang ketat, rumah sakit dapat memberikan layanan kesehatan yang holistik dan inklusif bagi pasien Muslim. Oleh karena itu, penting bagi pasien Muslim dan keluarganya untuk mengetahui dan memilih rumah sakit yang menyediakan layanan gizi halal demi kesehatan, kenyamanan, dan keberkahan selama masa perawatan.
ADVERTISEMENT
References:
1. Humas BAZNAS. (2024, Oktober 28). Makanan halal untuk kesehatan menurut Islam: Panduan sehat dan berkah. BAZNAS. https://baznas.go.id/artikel-show/Makanan-Halal-untuk-Kesehatan-Menurut-Islam:-Panduan-Sehat-dan-Berkah/723
2. Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). (2024, September 23). Indonesia Merangkul Digitalisasi untuk Mendorong Pertumbuhan Industri Halal. Diakses dari https://kneks.go.id/berita/658/indonesia-merangkul-digitalisasi-untuk-mendorong-pertumbuhan-industri-halal?category=3
3. Miharja, H. S. (n.d.). Urgensi jaminan makanan halal untuk kesehatan mental relegius. Halal UNMA Banten. https://halalunmabanten.id/public/artikel/urgensi-jaminan-makanan-halal-untuk-kesehatan-mental-relegius
4. Mustakim. (n.d.). Diet tersertifikasi halal di rumah sakit: Menuju kesembuhan yang menentramkan. RSI Aminah Blitar. https://rsislamaminah.com/diet-tersertifikasi-halal-di-rumah-sakit-menuju-kesembuhan-yang-menentramkan/
5. Sucofindo. (2025, Maret 27). 5 alasan pentingnya mengonsumsi makanan halal. https://www.sucofindo.co.id/artikel-1/5-alasan-pentingnya-mengonsumsi-makanan-halal/