Danbi dan Musik Dangdut Indonesia

Danbi, biduan asal Korea (Foto: Twitter/@sayadanbi)

Danbi. Sempat menduga sebagai istilah baru di kalangan masyarakat muda. Namun ternyata Danbi seorang model Korea yang diharapkan mampu menaikkan martabat musik dangdut yang konon identik dengan musik kampungan.

Meski dinyatakan sebagai musik asli Indonesia, ternyata tidak semua kalangan mencintai musik ini. Sebagai musik popular, musik ini lekat dengan kondisi sosial dan material di tengah-tengah modernitas yang melanda Indonesia.

Inul Daratista, dikenal karena kepiawaiannya menyajikan musik dangdut dalam kemasan yang berbeda. Inul berhasil membuat musik dangdut naik kelas dan menjadikan masyarakat kalangan menegah ke atas mulai melirik musik dangdut.

Musik dangdut terus berakar dan merambat menghiasi berbagai peristiwa. Musisi terkenal tak lagi canggung membawakan lagu dangdut dan meleburkannya dengan aliran musik lainnya. Dangdut tidak pernah gagal meramaikan situasi hingga sering dilirik oleh para politisi.

Indonesia sudah mengenalnya. Lalu dunia? Meski sering tersaji dalam berbagai kegiatan luar negeri, dangdut masih terbatas menjangkau masyarakat Indonesia di luar negeri. Masyarakat internasional belum jatuh cinta pada musik ini sebagaimana masyarakat Indonesia dan masyarakat di belahan dunia lainnya jatuh cinta pada K-POP.

Dan Bee Song pun hadir. Digadang sebagai Duta yang akan mampu menyasar masyarakat luar negeri untuk menerima dangdut layaknya menerima budaya K-Pop.

Namun pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah Danbi lebih pantas dari para penyanyi dangdut kawakan Indonesia untuk menjadikan dangdut mendunia? Apakah Danbi akan berhasil menjadikan dangdut sebagai senjata pemanggil massa di luar tanah air?

Semoga Danbi berhasil meyakinkan dan mengajarkan bahwa yang terpenting bukanlah persoalan seberapa lama telah menggeluti bidang ini, tetapi apa yang telah dilakukan untuk membawa dangdut lebih mendunia.

Good luck, Danbi!