Konten dari Pengguna

KKN Beraksi, QRIS Jadi Pilihan Transaksi UMKM Yang Penuh Inovasi

Gabriel Pandu wijaya
seorang mahasiswa akuntansi di Universitas Diponegoro yang berminat dengan dunia pasar modal dan memiliki hobi bermain musik
11 Februari 2025 6:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gabriel Pandu wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kampil, Pekalongan – Guna menunjang salah satu tujuan SDGs yaitu kota dan permukiman yang berkelanjutan, di mana sistem informasi yang baik dapat membantu perencanaan pembangunan desa yang lebih berkelanjutan, seperti dalam pengelolaan UMKM, infrastruktur, dan layanan masyarakat, optimalisasi sistem transaksi digital dengan edukasi dan pengenalan QRIS pada UMKM di Desa sangat dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, salah satu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNDIP Tim I TA 2024/2025, Gabriel Pandu Wijaya dari jurusan akuntansi ingin memperkenalkan sistem digitalisasi transaksi keuangan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Kampil, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.
Dalam beberapa tahun terakhir, transaksi digital telah menjadi tren global, termasuk di Indonesia. Namun, banyak pelaku UMKM masih mengandalkan transaksi tunai karena kurangnya pengetahuan dan akses terhadap teknologi pembayaran digital.
Dengan memiliki letak yang sangat strategis dengan berada dekat dengan jalur pantura dan memiliki banyak UMKM yang berperan penting dalam perekonomian desa. Namun, penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai metode pembayaran masih sangat minim. Melihat peluang ini, Gabriel Pandu Wijaya sebagai salah satu mahasiswa KKN UNDIP menggagas program kerja KKN yang fokus pada edukasi dan implementasi QRIS.
ADVERTISEMENT
"QRIS adalah solusi tepat untuk UMKM karena mudah digunakan, aman, dan tidak memerlukan biaya tinggi. Dengan QRIS, pelaku usaha bisa menerima pembayaran dari berbagai platform dompet digital seperti GoPay, OVO, Dana, dan LinkAja," jelas Gabriel Pandu Wijaya saat memberikan pelatihan kepada para pelaku UMKM di Desa Kampil.
Program ini diawali dengan sosialisasi tentang manfaat dan cara penggunaan QRIS, diikuti dengan pendampingan dalam proses registrasi dan pengaktifan QRIS melalui aplikasi perbankan atau dompet digital. Selain itu, Mahasiswa KKN UNDIP juga memberikan pelatihan dasar tentang manajemen keuangan digital untuk membantu UMKM mengelola transaksi dengan lebih efektif.
Gabriel Pandu Wijaya (kanan) sedang menjelaskan cara penggunaan QRIS kepada pelaku UMKM di Desa Sukamaju. Program ini bertujuan untuk memudahkan transaksi non-tunai dan meningkatkan efisiensi bisnis UMKM.
Dengan adanya QRIS, Mahasiswa KKN berharap dapat membantu mencegah peredaran uang palsu, menambah pemasukan usaha, membuat transaksi pembayaran lebih cepat dan mudah, serta mempermudah pemantauan dan analisis laporan keuangan