Konten dari Pengguna

Membangun Semangat Feminisme Lokal Melalui Karya Sastra NH Dini

Gaea Putri Devina
Mahasiswi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga
30 November 2020 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gaea Putri Devina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
NH Dini. Sumber: https://satupena.id/
zoom-in-whitePerbesar
NH Dini. Sumber: https://satupena.id/
ADVERTISEMENT
Perempuan. Apa yang muncul di benak anda mengenai kata “perempuan”? Apakah perempuan berarti seorang yang lemah, gemulai, dan tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya lelaki? Atau sebaliknya bahwa perempuan itu kuat, berani, dan independen? Sejak dulu, perempuan merupakan kaum yang harus berjuang untuk menegakkan hak-haknya. Perempuan cenderung dianggap sebagai kaum yang berada di bawah lelaki. Di Indonesia, perempuan tidak memperoleh hak-hak sepenuhnya sebelum R.A. Kartini mengobarkan api emansipasi wanita. Sedikit demi sedikit, perempuan Indonesia sekarang dapat berdiri dengan tegak dan menjunjung tinggi hak-haknya, tetapi bukan berarti kita sebagai perempuan kelak berhenti menyerukan tentang feminisme, kan? Karena fakta bahwa perempuan masih mengalami penindasan dan ketidakadilan masih sangat nyata.
ADVERTISEMENT
Tak hanya R.A. Kartini, namun seorang sastrawan lokal juga melukiskan jiwa feminisme dan perjuangan wanita melalui karya-karyanya. Sastrawan sekaligus feminis ini dikenal dengan nama NH Dini. Karya-karyanya yang menyuarakan tentang perjuangan perempuan untuk melawan penindasan dan konstruksi sosial telah menjadi aspirasi besar bagi perempuan Indonesia. Meski hanya lewat tulisannya, NH Dini mewakilkan perempuan dalam penyampaian usul dan protes serta menjadi suara lantang dari kebisuan perempuan.
Nah, pasti anda berpikir bagaimana bisa kita membangun semangat feminisme dengan membaca karya-karya fiktif dari NH Dini? Meskipun karya-karyanya merupakan fiktif belaka, namun penggambaran kisah dan tokoh-tokoh wanita yang terkandung dalam tulisannya mencerminkan permasalahan-permasalahan kehidupan perempuan yang terjadi saat ini. Mari kita lihat beberapa karya NH Dini yang dapat mengobarkan semangat feminisme dari perspektif sastra lokal!
Jalan Bandungan. Sumber: http://goodreads.com/
1. Melawan subordinasi dan menjadi wanita independen di novel Jalan Bandungan
ADVERTISEMENT
Novel NH Dini berjudul Jalan Bandungan menceritakan tentang tokoh Muryati yang menuruti permintaan ayahnya untuk menerima lamaran dari Widodo. Bagi Muryati, mereka berdua kurang serasi karena Widodo berpandangan sempit dan egois, tetapi mereka tetap mengambil keputusan untuk menikah. Setelah menikah, subordinasi perempuan mulai terlihat secara nyata ketika Muryati dipaksakan memberhentikan kariernya sebagai guru oleh Widodo, dengan alasan bahwa suaminya merasa tersaingi dari segi penghasilan. Tak lama kemudian, Muryati mendapat kabar mengejutkan bahwa suaminya adalah anggota PKI (Partai Komunis Indonesia) dan harus dipenjara.
Demi ketiga anaknya, Muryati berusaha dengan susah payah untuk menghidupi anaknya tanpa bantuan seorang suami, berhasil mendapat pekerjaan sebagai guru meskipun telah melalui banyak rintangan, dan pada akhirnya bercerai dengan Widodo. Ia bangkit sendiri menjadi perempuan independen, bahkan memperoleh beasiswa S2 di Belanda dan memulai kehidupan baru dengan sang pujaan hati bernama Handoko.
ADVERTISEMENT
Cerita ini menunjukkan bahwa perempuan dapat menjadi tulang punggung keluarga dan mencari kesuksesan sendiri tanpa bantuan lelaki. Perempuan itu kuat dan tangguh dalam melewati segala masalah dalam hidupnya.
Namaku Hiroko. Sumber: http://goodreads.com/
2. Perempuan menentukan kebebasan dalam jalan hidupnya sendiri di novel Namaku Hiroko
Novel NH Dini berjudul Namaku Hiroko menceritakan tentang tokoh Hiroko yang berasal dari keluarga miskin di desa dan ia ingin mencari pekerjaan di kota. Saat di kota besar, ia bekerja sebagai pembantu di berbagai rumah tangga. Hiroko mengalami beberapa insiden dimana ia menjadi incaran nafsu bagi majikan-majikannya. Setelah berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga, ia lalu bekerja di toko besar pada siang hari dan diselingi menjadi penari striptease di sebuah kabaret pada malam hari.
ADVERTISEMENT
Ia seringkali melayani laki-laki yang berkunjung ke kabaret, tetapi tidak ada yang bisa memikat hatinya sebelum mengenal Yoshida, seorang lelaki yang sudah beristri dengan temannya sendiri. Hiroko tetap memilih untuk berhubungan dengan Yoshida, hingga kualitas hidupnya meningkat akibat bantuan Yoshida. Ia memiliki penghasilan melimpah dari bar Manhattan yang dapat membangun kembali rumah orang tuanya dan menyekolahkan adik-adiknya. Hiroko sering mendapat sebutan perempuan simpanan, tetapi ia tidak tersinggung dan tidak menyesal perbuatannya demi meraih cita-cita.
Meskipun hal-hal yang dilakukan tokoh Hiroko kurang sepatutnya dicontoh, namun pesan yang ingin disampaikan NH Dini lewat novel ini adalah perempuan dapat menjadi penentu keputusan-keputusan dalam jalan hidupnya sendiri tanpa memedulikan konstruksi sosial, patriarki, dan cap jelek dari masyarakat.
Pada Sebuah Kapal. Sumber: https://www.tagar.id/
3. Perempuan melepaskan diri dari kekerasan lelaki dan tidak tunduk pada stigma masyarakat di novel Pada Sebuah Kapal
ADVERTISEMENT
Salah satu novel NH Dini paling laris ini diawali dengan kisah Sri yang bekerja sebagai penyiar sekaligus mendapat undangan-undangan terkait hobinya yaitu menari. Awalnya ia menikah dengan seorang pilot bernama Saputro, tetapi kisah cintahnya tak bertahan lama karena pilot tersebut harus pergi dalam sebuah kecelakaan. Kemudian ia bertemu Charles Vincent dan memutuskan untuk berumah tangga dengannya. Sifat Charles Vincent yang dulunya perhatian dan lembut berubah menjadi kasar, egois, dan arogan. Seringkali Sri mendapatkan kekerasan psikis dari suaminya, dan muncul banyak pertikaian rumah tangga di antara pasangan ini hingga anak pertama terlahir.
Karena merasa tidak bahagia dengan pernikahannya, Sri memulai hubungan perselingkuhan dengan pelaut bernama Michel yang juga memiliki permasalahan rumah tangga. Sri merasa terlepas dari kekerasan suaminya ketika bersama Michel, seseorang yang dari segi kepribadian sangat berbanding terbalik dengan Charles. Mereka meneruskan hubungan gelap ini sampai akhir cerita.
ADVERTISEMENT
Novel ini terkenal kontroversial karena dianggap membenarkan perselingkuhan, namun NH Dini ingin menyampaikan pesan bahwa perempuan tidak sepenuhnya harus baik dan nurut pada suami, apalagi ketika mendapatkan kekerasan dari suami tersebut. Perempuan patut mencari kebahagiaan sendiri melalui apapun cara yang bisa dilakukan.
Ketiga karya di atas hanya sebagian kecil dari puluhan buku NH Dini yang mencerminkan pemikiran-pemikirannya tentang feminisme dan perjuangan perempuan. Perempuan Indonesia dapat menempatkan posisi dalam tokoh-tokoh yang ditulis NH Dini dan merasa terhubung dengan permasalahan wanita yang diceritakan. NH Dini mengajak kita semua untuk berteriak bahwa perempuan itu hebat, kuat, dan memiliki nilai yang sangat tinggi. Seperti apa yang pernah dikatakan beliau: “Kodrat perempuan adalah tinggal di rumah serta mendidik anak atau kodrat perempuan adalah menuruti perintah suami adalah keliru." Jadi marilah perempuan Indonesia berdiri kokoh dan menggapai segala impian dengan bangga!
ADVERTISEMENT