Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Belajar dari Jepang, Strategi Efektif Wujudkan 7 KAIH
2 Februari 2025 10:28 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Galan Rezki Waskita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Membentuk karakter anak sejak dini adalah tantangan besar bagi setiap negara. Kebiasaan baik yang tertanam sejak kecil dapat menjadi fondasi bagi tumbuhnya generasi yang disiplin, sehat, dan bertanggung jawab. Jepang adalah satu di antara negara yang telah berhasil menanamkan pendidikan berbasis karakter tersebut kepada anak-anaknya. Konsep kedisiplinan, tanggung jawab sosial, dan pola hidup sehat yang diterapkan telah mengakar pada sekolah dan lingkungan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) yang diluncurkan oleh Kemendikdasmen tentunya bermuara pada cita-cita yang sama. Kebiasaan positif seperti bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat, adalah upaya menciptakan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan global. Namun, kesuksesan implementasi program ini membutuhkan strategi yang matang dan dukungan dari berbagai pihak.
1. Pendidikan Berbasis Karakter ala Jepang
Jepang memiliki sistem pendidikan yang sangat menekankan kedisiplinan dan kebersamaan. Dalam budaya Jepang, kebiasaan seperti bangun pagi, beribadah (dalam bentuk meditasi atau refleksi diri), dan bermasyarakat diajarkan sejak dini. Hal ini terlihat dalam konsep "Gakko Soji". Siswa secara rutin membersihkan ruang kelas mereka sendiri untuk membentuk rasa tanggung jawab dan kebersamaan.
ADVERTISEMENT
Ini menjadi selaras dengan penelitian dari Lewis (2011) dalam Educating Hearts and Minds: Reflections on Japanese Preschool and Elementary Education. Kebiasaan disiplin yang diajarkan di sekolah-sekolah Jepang menciptakan anak-anak yang memiliki etos kerja tinggi serta kepedulian sosial yang kuat. Disiplin yang diterapkan dalam keseharian mereka berdampak pada produktivitas dan keberhasilan akademis.
Sebenarnya kita telah memiliki konsep bangun pagi yang sama karena sangat beririsan dengan aspek spiritual. Akan tetapi Indonesia dapat mengadopsi konsep kebersamaan pada ranah yang lebih luas yakni dan bermasyarakat. Program seperti gotong royong, kerja kelompok, dan kegiatan sosial dapat menjadi bagian dari kurikulum untuk memperkuat kebiasaan tersebut. Efeknya akan lebih maksimal dengan melibatkan orang tua dalam memulai pembiasaan.
ADVERTISEMENT
2. Pola Makan Sehat dan Aktivitas Fisik
Jepang juga menerapkan pola makan sehat dan aktivitas fisik dalam keseharian anak-anak. Sekolah di Jepang memiliki kebijakan ketat dalam menyediakan makanan bergizi, serta mengajarkan pentingnya menjaga pola makan seimbang. Menurut penelitian dari European Food Safety Authority (EFSA, 2020), kebiasaan makan sehat sejak kecil berkontribusi pada pertumbuhan dan daya tahan tubuh anak.
Pada sisi ini, Indonesia bisa dikatakan seutuhnya telah menerapkan pola yang sama. Kebiasaan makan sehat dan bergizi di sekolah memiliki standarisasi kelayakan. Indonesia juga memberlakukan olahraga ringan setiap pagi di sekolah sebelum memulai pelajaran. Aktivitas fisik menjadi faktor penting dalam perkembangan anak.
3. Kolaborasi Multi-Sektor untuk Suksesnya Gerakan
Pemerintah sejauh ini juga menyadari bahwa kolaborasi dengan lingkungan keluarga dan masyarakat menjadi hal yang penting. Di Jepang, banyak komunitas lokal yang mengadakan kegiatan sosial yang melibatkan anak-anak dalam kehidupan bermasyarakat. Di Indonesia, pola ini masih belum terealisasikan secara merata. Karena itu, pemanfaatan media menjadi penting untuk menjelaskan hajat Pemerintah dalam ejawantah pendidikan era ini.
ADVERTISEMENT
Pendidikan masih terfokus pada lingkungan sekolah saja. Belum banyak komunitas yang mampu merangkul pelajar dalam setiap gerakannya. Kerja sama kelompok masyarakat dengan sekolah juga terbilang jarang terlihat, baik secara formal maupun non formal. Maknanya, harus ada rekayasa lebih lanjut untuk menjalin kedekatan demi pembelajaran yang otentik.
4. Membangun Kebiasaan Tidur Cepat dan Gemar Belajar
Sisi ini kerap dipandang sebagai situasi sederhana dan receh. Padahal, kebiasaan tidur begitu krusial karena berdampak pada pertumbuhan dan semangat belajar. Saat ini, teman tongkrongan, urusan percintaan, terutama game online kian menjadi tantangan besar. Karena itulah Pemerintah Indonesia berupaya mengontrol penggunaan gawai pada anak-anak.
Di samping itu, kebiasaan gemar belajar juga perlu didukung dengan model pendidikan yang mengembangkan wawasan. Di Jepang, sistem pendidikan tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada eksplorasi keterampilan dan kreativitas anak. Pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif dan berbasis pengalaman dapat membuat anak-anak Indonesia lebih antusias dalam belajar.
ADVERTISEMENT
Mewujudkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) memerlukan strategi yang komprehensif. Belajar dari Jepang hanyalah sebagian kecil dari banyaknya upaya yang bisa dilakukan. Penulis meyakini bahwa bangsa ini juga memiliki etos yang lebih baik. Hanya saja, dewasa ini sebagian besar kita masih tertidur dan memendam potensi itu.