Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ancaman Learning Loss Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Akibat COVID-19
6 Januari 2022 20:06 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari GAYUH FIKRI KHUSNAELI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah berjalan selama kurang lebih 2 tahun, fenomena pandemi covid-19 belum juga usai. Pandemi ini terjadi di Indonesia tepatnya sejak Maret 2020 yang kemudian tersebar hampir ke seluruh dunia. Karena adanya pandemi, pemerintah Indonesia menerapkan beberapa kebijakan baru untuk meminimalisasi penyebaran virus tersebut, salah satunya yaitu dengan menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) / Pembelajaran Daring. Seperti yang kita lihat sendiri, kebijakan tersebut sudah diterapkan dari awal munculnya fenomena ini di Indonesia. Tapi ternyata hal tersebut justru membuat ancaman baru terhadap anak bangsa.
ADVERTISEMENT
Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memunculkan beberapa kekhawatiran sendiri untuk masyarakat yaitu takutnya terjadi learning loss atau kehilangan kesempatan untuk belajar. Lalu, apakah kekhawatiran akan terjadinya learning loss tersebut bisa terjadi? Atau mungkin sudah terjadi? Dan sebenarnya apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi hal semacam ini di masa sekarang?
APA ITU LEARNING LOSS?
Melansir dari laman The Glossary of Education Reform (https://edglossary.org/) pengertian learning loss diartikan sebagai kehilangan atau keterbatasan pengetahuan dan kemampuan (skill) yang merujuk pada progres akademis, yang umumnya terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau diskontinuitas dalam pendidikan.
Seperti yang terjadi sekarang ini bahwa kegiatan belajar mengajar tidak dilakukan secara langsung karena adanya penerapan PJJ tersebut yang memungkinkan sekali bahwa learning loss dapat terjadi di kalangan anak bangsa pada saat ini. Terlebih lagi bahwa pelajar di Indonesia dikatakan kurang memiliki minat belajar dan membaca.
ADVERTISEMENT
Menurut saya sendiri sebagai mahasiswa yang menjalani penerapan pembelajaran daring ini merasa bahwa hal tersebut dinilai sangat kurang efektif. Kemungkinan bukan hanya saya, tetapi kebanyakan juga merasakan hal yang sama. Ada juga beberapa faktor yang membuat penerapan PJJ tersebut dinilai kurang efektif. Contoh faktor yang biasanya menjadi masalah untuk kebanyakan orang adalah kesulitan dalam menggunakan teknologi atau yang akrab dikenal dengan sebutan Gagap Teknologi (Gaptek) serta gangguan/kendala jaringan. Sehingga hal tersebut membuat ilmu yang diberikan/diterima menjadi tidak maksimal dan memicu terjadinya learning loss tersebut.
KESADARAN TERJADINYA LEARNING LOSS?
Selain itu, berdasarkan dari berita yang saya pernah baca yaitu ancaman learning loss ini sebenarnya sudah disadari cukup lama oleh Menteri Pendidikan Indonesia yaitu Nadiem Makarim. Tidak hanya beliau, pihak-pihak yang bergerak dalam bidang pendidikan pun sebenarnya sudah mulai merasakannya sejak awal diterapkannya kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Wajar saja, karena seperti yang terjadi sekarang ini penerapan kebijakan PJJ itu yang berjalan selama beberapa semester ini bukannya berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana malah faktanya berjalan secara tidak karuan dan menimbulkan masalah-masalah baru. Contoh yang dapat kita lihat saat ini adalah naiknya angka murid putus sekolah pada saat ini karena sistem pembelajaran yang dianggap tidak efektif.
Hal-hal yang terjadi sekarang ini menyadarkan bahwa sebenarnya learning loss sudah sangat sulit untuk dihindari karena sudah terlalu banyak hal yang memicu terjadinya learning loss tersebut sehingga kita hanya perlu kesadaran terhadap diri sendiri untuk memiliki semangat belajar yang tinggi. Namun, hal tersebut juga harus dibarengi dengan peran orang tua dan support orang-orang di sekeliling kita.
ADVERTISEMENT