Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menjajal Keunikan Bakso Tumpeng Khas Yogyakarta
Pria Gembul Penikmat Makanan
▶️Jangan takut gendut, yuk kulineran◀️
🍴 HALAL ONLY
🏡 YK, IND
📢 #sobatgembul #nakdek
📬 [email protected]
13 Agustus 2019 10:24 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Gembul Foodie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Halo. Kali ini Gembul akan mengulas suatu kuliner bakso yang bentuknya tidak bundar. Lokasinya ada di Jl. Imogiri di daerah Bantul Yogyakarta. Setuju, kan? Kalau inovasi dalam dunia kuliner itu diperlukan? Tentunya supaya menciptakan kuliner-kuliner baru yang lebih enak, lebih diminati masyarakat, dan lebih menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Dari hasil Gembul mengobrol dengan Pak Eko, sebagai pemilik dan penemu dari bakso berbentuk tumpeng ini, penemuan ide bakso tumpeng ini sebenarnya tidak sengaja, lo. Singkat cerita, sebelumnya beliau memang sempat berjualan bakso biasa, namun sempat berhenti. Kemudian, berjualan bakmi jawa dan nasi goreng, yang terdapat menu kembulan rame-rame yang dibentuk kerucut atau tumpeng.
Saat itu, waktu mendekati bulan puasa di tahun 2017, biasanya ketika lebaran, jika berjualan bakso, maka akan laris manis. Maka keluarga Pak Eko pun menyuruh untuk berjualan bakso kembali. Pada suatu hari, beliau itu seperti dapet mimpi berjualan bakso tetapi bentuknya tidak bundar. Kemudian pagi harinya, beliau pergi ke pasar untuk berbelanja. Saat berbelanja, terlihatlah Gunung Merapi Yogyakarta yang bentuknya kerucut. Sejak saat itu lah beliau terpacu untuk membuat bakso yang unik berbentuk tumpeng.
Tetapi beliau tidak memulai begitu saja tanpa perencanaan. Mencari informasi terlebih dahulu melalui internet perihal 'adakah bakso berbentuk tumpeng, gunung, kerucut atau segitiga?' Hasilnya, kebetulan waktu itu memang belum ada bakso yang seper itu--kerucut. Oke, dimulailah dari membuat cetakan bakso dan memulai pembuatannya. Jelas pada awal pembuatan selalu gagal, hal tersulit adalah pada bagian pucuk bakso yang sering kali patah karena tidak stabil.
Oke, Gembul cukupkan cerita latar belakang penemuan bakso tumpeng ini, ya. Sekarang, Gembul mau bikin review-nya biar kalian bisa tambah penasaran. Lalu ketika pergi ke Yogyakarta harus mampir ke sini dong, biar kalian bisa ngerasain langsung.
ADVERTISEMENT
Keunikan bakso tumpeng tidak berhenti dari bentuknya saja, tetapi juga dari ukurannya. Pada waktu pertama kali buka, memang pilihan ukuran bakso yang tersedia hanya ada 4 saja. Bakso tumpeng ukuran S , M , L dan bakso tumpeng isian. Tetapi seiring berjalannya waktu dan meningkatnya animo masyarakat terhadap bakso ini, sekarang total sudah ada 9 ukuran bakso. Paling besar ukuran xxxxxl.
Sangat disayangkan kemarin ketika ke sana, Gembul tidak bisa mencicipi bakso yang ukuran super jumbo xxxxxl, karena untuk bakso yang super jumbo harus pesan dahulu. Selain pembuatannya yang lebih sulit, semakin besar baksonya, maka waktu merebus baksonya akan lebih lama. Jadi, jika kamu datang ke sana secara dadakan, bakso tumpeng yang bisa kamu coba maksimal hanya ukuran XL saja.
Bakso tumpeng beraneka ukuran itu di dalamnya ada isiannya juga, lo. Jika yang kecil akan berisi telur puyuh, semakin besar baksonya, maka akan berganti menjadi telur ayam dan ada potongan tetelan daging sapinya juga. Untuk bakso yang berukuran xxxxxl itu berisikan 40 butir telur dan sangat cocok untuk dimakan rame-rame. Memang dari awal ukuran bakso yang besar ditujukan untuk makan bersama-sama, nanti akan disediakan mangkok masing-masing yang berisikan mi dan bakso goreng untuk maksimal 25 orang.
ADVERTISEMENT
Warung yang berjualan bakso biasanya identik juga berjualan mi ayam. Jika ada menu gabungan mi ayam bakso, maka ada juga menu mi ayam goreng bakso tumpeng. Nah, Gembul naksir banget sama menu yang satu itu, karena unik dan beda aja. Jadi, menu mi ayam goreng di sini itu benar-benar digoreng. Tidak cuma digoreng biasa, tapi cara menggorengnya mirip kayak bikin mi goreng bakmi jawa, hanya saja bahan minya yang berbeda dan ada daging ayam manis layaknya mi ayam pada umumnya.
Plating dan penyusunan makanannya juga cukup unik. Setelah mi itu digoreng dan ditaruh di piring, bakso tumpeng yang sudah direbus ditaruh di tengah. Lalu di sekelilingnya diberi daging ayam manis, sawi rebus, acar, dan bakso kering. Bentuknya benar-benar menyerupai layaknya tumpeng berukuran mini yang berada di atas piring.
Keunikan bentuk bakso di sini tidak hanya di bakso tumpeng saja, ya. Jadi, ada juga bakso burger. Memang Pak Eko ini terlalu kreatif orangnya, bisa-bisa kepikiran membentuk bakso burger. Sebelum membuat bakso burger, beliau juga sudah mencari info terlebih dahulu lo, apakah bakso burger ini sudah ada atau belum.
Bakso burger sendiri terdiri dari beberapa ukuran, mulai dari bakso burger lapis dua hingga lapis tujuh. Semakin tinggi lapisannya, maka akan semakin mudah jatuh. Sejauh ini Pak Eko hanya berani hingga tujuh lapisan saja. Di sela-sela antara lapisan pun diberi seledri, kecambah, dan bakso goreng. Jadi memang bentuknya dibentuk selayaknya burger.
ADVERTISEMENT
Lokasinya yang berada di kawasan Imogiri daerah Bantul dan harus masuk ke dalam permukiman kampung dahulu. Itu juga merupakan hal unik bagi sebagian pengunjung. Setelah masuk, tempat makan di sini ada yang lesehan dengan tiket dan ada yang duduk di kursi. Semua meja dan kursi di sini sebagian besar terbuat dari bambu dan itu khas banget menurut Gembul.
Tiap beberapa menit terasa hembusan angin yang sepoi-sepoi, membuat ingin berlama-lama dan tetap di sini karena nyaman. Jika kamu sudah sampai Imogiri, jangan lupa juga untuk memesan minuman wedang uwuh. Minuman khas dari daerah sini yang di Lesehan Mbanyu Mili ini juga disediakan.
Menurut Pak Eko, tidak dapat dipungkiri perkembangan bakso tumpengnya ini juga dibantu oleh persebaran informasi yang ada media sosial. Contohnya saja ketika awal mula akan membuka bakso ini. Pak Eko memulai dengan mengunggah bakso tumpeng kreasinya di profil Facebook pribadinya. Sejak itu, mulailah banyak temannya yang bertanya-tanya dan menunggu di mana bakso tumpeng itu bisa dicoba.
Seiring berjalannya waktu, bakso tumpeng ini akhirnya memiliki sosial medianya sendiri yang tentunya kontennya masih dikelola oleh Pak Eko dan istrinya sendiri. Kalian bisa kepoin di Facebook atau Instagram dengan nama lesehan_mbanyumili. Namun jangan salah, efek media sosial ini cukup besar teman-teman. Warung Pak Eko ini sampai kedatangan pembeli dari luar Kota Yogyakarta seperti Kalimantan dan Sumatra yang rela jauh jauh untuk membeli bakso ini.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, bahkan ada bule dari Belgia dan Brasil yang dengan khusus meminta tour guide mereka untuk diantarkan ke bakso tumpeng ini. Menu-menu bakso tumpeng ini juga bisa dipesan melalu aplikasi ojek online.