Konten dari Pengguna

Sederhana Usir Nyamuk Dengan Teknologi Fermentasi: Cegah DBD Secara Alami

Gemilang Aquila
Mahasiswa Universitas Diponegoro
15 Agustus 2024 14:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gemilang Aquila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemaparan dan simulasi pembuatan perangkap nyamuk, dengan alat dan bahan yang diperlukan.
zoom-in-whitePerbesar
Pemaparan dan simulasi pembuatan perangkap nyamuk, dengan alat dan bahan yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
Pekalongan (19/7) – Program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) monodisiplin bertajuk "Pemanfaatan Fermentasi Gula dari Larutan Bio Attractant sebagai Perangkap Nyamuk Ramah Lingkungan Berbasis Bioteknologi" oleh Gemilang Aquila, mahasiswa Program Studi Bioteknologi, berhasil terlaksana dengan sukses pada Jumat, 19 Juli 2024, pukul 16.00 hingga 18.00 WIB di acara PKK RT 17 Kelurahan Gumawang, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Program ini dirancang untuk memberikan solusi praktis dalam menghadapi penyebaran nyamuk, khususnya Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Dengan meningkatnya kasus DBD di berbagai wilayah, kebutuhan akan metode pengendalian nyamuk yang ramah lingkungan dan efektif menjadi semakin mendesak. Salah satu cara yang diusulkan adalah melalui penggunaan perangkap nyamuk berbasis bioteknologi yang memanfaatkan fermentasi gula untuk menghasilkan zat yang menarik nyamuk (bio attractant).

Teknologi Fermentasi dan Manfaatnya

Dokumentasi kegiatan bersama ibu-ibu dari PKK RT 17Dokumentasi kegiatan bersama audiens dari PKK RT 17
Dalam program ini, Gemilang Aquila menjelaskan bahwa metode yang digunakan adalah fermentasi Saccharomyces cerevisiae, yaitu jenis ragi yang umumnya digunakan dalam pembuatan roti dan minuman beralkohol. Proses fermentasi ini menghasilkan karbon dioksida dan alkohol sebagai hasil samping, yang keduanya sangat menarik bagi nyamuk. Karbon dioksida yang dihasilkan menyerupai bau napas manusia, sedangkan alkohol yang dihasilkan meningkatkan daya tarik larutan sebagai perangkap.
ADVERTISEMENT
Proses ini memanfaatkan bahan-bahan sederhana seperti gula jawa sebagai sumber karbon dan ragi sebagai agen fermentasi, yang kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik bekas. Botol ini dirancang sedemikian rupa sehingga nyamuk yang masuk tidak bisa keluar, akhirnya terperangkap dan mati. Selain menangkap nyamuk, penggunaan botol plastik bekas juga membantu mengurangi limbah anorganik yang sering kali menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, terutama di musim hujan.
Kegiatan ini dimulai dengan demonstrasi langsung cara pembuatan perangkap nyamuk. Gemilang Aquila memperlihatkan perangkap yang telah dipersiapkan sebelumnya, lengkap dengan nyamuk yang berhasil ditangkap. Selain itu, peserta acara juga diberikan penjelasan mengenai bahan-bahan yang digunakan dan cara kerjanya, sehingga mereka dapat memahami konsep bioteknologi sederhana yang diterapkan.
ADVERTISEMENT
Untuk mendukung edukasi, Gemilang juga membagikan Leaflet yang berisi panduan langkah demi langkah pembuatan perangkap nyamuk, sehingga para ibu-ibu PKK dapat mencoba membuatnya sendiri di rumah. Panduan ini juga mencakup informasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar, terutama mengelola sampah yang bisa menjadi sarang nyamuk, dan pentingnya mencegah genangan air yang sering menjadi tempat bertelur nyamuk.
Sebanyak 20 ibu-ibu PKK yang hadir terlihat sangat antusias dengan pemaparan ini. Mereka aktif bertanya dan berdiskusi mengenai berbagai aspek pembuatan perangkap nyamuk dan cara mengoptimalkan penggunaannya di rumah masing-masing. Suasana diskusi berlangsung kondusif, dengan banyaknya pertanyaan menarik yang diajukan terkait efektivitas alat, perawatan perangkap, serta potensi aplikasi lain dari teknologi fermentasi ini.
Tidak ada hambatan yang berarti selama proses pelaksanaan program ini. Persiapan yang matang, termasuk pembuatan perangkap seminggu sebelum acara, turut mendukung kelancaran kegiatan. Melalui program ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya pemanfaatan limbah dan pengendalian nyamuk secara ramah lingkungan. Para peserta berharap program serupa dapat terus dilanjutkan, guna mencegah penyebaran DBD dan menjaga kesehatan lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT