Pandangan Masyarakat dan Islam terhadap Politik

Pandangan Masyarakat Terhadap Politik

Masyarakat masih banyak berpendapat bahwa politik itu kotor. Anggapan ini membuat masyarakat kita sangat apatis, benci dan alergi dengan politik dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Hal ini terjadi karena hasil pantauan masyarakat terhadap politik selama ini yang selalu menunjukan sikap yang kurang baik. Orang yang terlibat di dalamnya dapat berubah orientasi politiknya menjadi politik imperialis, berkhianat, koruptor dan semena-mena. Apalagi setelah politik dirasuki politik Machiavelli yang menghalalkan segala cara, membuat masyarakat lebih membenci terhadap politik.

Pertanyaannya, apa politik itu selalu buruk?. Dibagian ini harus dimengerti oleh masyarakat, karena presepsi yang salah terhadap politik tentu akan menimbulkan sikap yang salah juga. Padahal, politik itu keharusan yang tidak dapat dihindari. Karena secara praktis, politik merupakan aktivitas yang mulia serta bermanfaat karena berhubungan dengan perorganisasian urusan masyarakat dalam bentuk yang paling baik.

Politik tidak bisa dihindari karena setiap orang hidup di suatu negara, sedangkan negara adalah organisasi politik tertinggi. Politik adalah bagian kehidupan manusia dan tidak ada yang bisa lepas dari politik. Mulai kita lahir, kita sudah bergabung dengan organisasi tertingi yaitu negara. Karena itu politik adalah fitrah atau sesuatu yang tidak dapat dihindari.

https://images.unsplash.com/photo-1602183081720-3ff0403e87d5?ixid=MnwxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8&ixlib=rb-1.2.1&auto=format&fit=crop&w=1534&q=80

Pandangan Islam Mengenai Politik

Islam adalah agama universal, mencakup semua unsur kehidupan dan politik, negara dan tanah air adalah bagian dari islam. Tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Karena politik bagian dari risalah islam yang sempurna. Serupa dengan ungkapan bahwa tidak ada kebaikan pada agama yang tidak ada politiknya, dan tidak ada politik yang tidak ada agamanya. Dalam islam pun, politik mendapat kedudukan dan tempat yang hukumnya dapat menjadi wajib

Para ulama terdahulu telah memaparkan nilai dan keutamaan politik. Agama tidak akan menjadi sempurna kecuali dengan dunia. Memperjuangkan nilai kebaikan agama takkan efektif bila tak punya kekuasaan politik. Imam Al-Ghazali mengatakan “Agama adalah dasar perjuangan, sedangkan penguasa kekuasaan politik adalah pengawal perjuangan. Perjuangan yang tak didasari prinsip agama akan runtuh dan perjuangan agama yang tidak dikawal akan sia-sia”. Dapat disimpulkan bahwa berpolitik adalah wajib, karena berpolitik merupakan prasyarat beragama dengan baik dan nyaman. Begitulah islam memandang politik.

Karena praktiknya, politik itu banyak ditampakkan oleh perilaku jahat, kotor, bohong dan korupsi. Timbullah kesan umum bahwa politik (di situasi tertentu) adalah kotor dan harus dihindari. Mujaddid Islam, Muhammad Abduh, pernah marah kepada politik karena berdasarkan pengamatannya waktu itu beliau melihat dalam politik itu banyak melanggar akhlak, banyak korupsi, kebohongan, dan kecurangan. Dalam kaitan ini ada kaidah ushul fiqh yang menyebutkan (Jika ada satu kewajiban yang tidak bisa dilaksanakan kalau tidak ada sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain wajib juga diadakan/ dipenuhi). Ini yang menjadi dasar, mengapa sejak awal turunnya Islam, muslimin itu sudah berpolitik, ikut dalam kegiatan bernegara, bahkan mendirikan Negara, dan Rasulullah, SAW, penyebar islam serta para pemimpin islam terdahulu telah membuktikannya.

Jadi mungkin segini saja nih informasi yang bisa kita dapet. Semoga artikel ini bermanfaat buat kalian semua. Sebelumnya mohon maaf bila ada kesalahan kata pada artikel ini. Jaga kesehatan kalian ya, apalagi di pandemi covid seperti ini. Tetap semangat dan sehat selalu.

sumber:

https://www.republika.co.id/berita/ok28g624/islam-dan-politik-kajian-dan-pandangan

https://ms-meureudu.go.id/2019/09/14/islam-politik-dan-pemimpin-yang-terbaik/